Sunday, April 9, 2017

Anies dan PKS Bersekongkol Menyingkirkan Prabowo untuk Pilpres 2019


DUNIA HAWA - PKS adalah partai politik di Indonesia yang cukup lihai dalam loby-loby politik, apalagi kalau soal menlikung, PKS adalah jagonya.

Seperti halnya dalam pertarungan Pilgub DKI Jakarta saat ini. Walaupun kadernya tidak ada yang diusung, PKS bisa mendominasi permainan dikubu Anies Sandi. Sebab konseptor utama dalam pemenangan pasangan Anies Sandi adalah PKS melalui kadernya Mardani Ali Sera.

Awalnya PKS berharap kadernya bisa diterima oleh Prabowo untuk dipasangkan dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Salahudin Uno. Loby-loby PKS semakin kencang ketika PDI Perjuangan secara resmi mengusung pasangan Ahok Djarot diinjury time. PKS sangat berharap besar kepada partai Gerindra agar Mardani Ali Sera menjadi Cawagub mendampingi Sandiaga S Uno.

Namun harapan PKS kandas ketika Anies Baswedan masuk disebut-sebut bakal digadang oleh Prabowo Subianto untuk dicalonkan sebagai calon gubernur. Seiring berjalannya waktu yang sangat mepet maka terjadilah deal-deal politik, Partai Gerindra secara resmi mengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga S Uno untuk menjadi calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta peride 2017 – 2022.

Ada yang janggal


Memang ada yang janggal. Sebab PKS sangat anti alias tidak suka dengan Anies Baswedan mantan menteri Jokowi. Saat masih menjadi Menterinya Jokowi, PKS selalu menyerang Anies Baswedan dengan isu Syiah. Melalui kader-kadernya ditingkat paling bawah PKS selalu menyerang Anies Baswedan sebagai orang yang pro Syiah. Isu tersebut gencar dikampanyekan melalui media sosial, facebook, twitter atau media sosial yang lainnya.

Berangkat dari situlah saya merasa heran, kenapa dengan tiba-tiba PKS menerima begitu saja Anies Baswedan untuk diusung menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Bahkan dengan bangganya PKS mau mengusung Anies Baswedan dengan mengorbankan kader terbaiknya bernama Mardani Ali Sera.

Ternyata selidik punya selidik, dengan diusungnya Anies Baswedan sebagai cagub, besar kemungkinan PKS mendapatkan sesuatu yang lebih besar jika dibandingkan dengan kadernya yang diusung jadi cawagub DKI Jakarta. Artinya PKS sangat lihai dalam permainan politik dagang sapi, bagi PKS tidak dapat daging sapinya tidak masalah, yang penting bisa mendapatkan satu ekor sapi utuh yang masih hidup untuk dibawa pulang. PKS dengan leluasa bisa mengembala sapi yang berhasil ia dapatkan, mau dikasih makan atau tidak itu bukan urusan, yang penting sapi itu bisa menguntung bisa digunakan untuk mencari uang melalui bajak sawah. Selain bisa dikendalikan, sapi itu pun bisa diajak untuk kompromi demi meraih keuntungan.

Anies Baswedan bekerja sama dengan PKS untuk menlikung Prabowo Subianto


Melanjutkan cerita PKS yang berhasil menggembala sapi seperti diatas. Artinya hari ini PKS berhasil main mata dengan Anies Baswedan. Yang dulunya saling membenci sekarang PKS menjadi teman strategis Anies Baswedan untuk sekedar meraih kekuasaan di DKI Jakarta.

Walaupun Anies Baswedan sebenarnya milik Prabowo, namun kenyataannya hari Anies Baswedan adalah milik PKS. Sebab Anies Baswedan lebih loyal terhadap PKS dibandingkan loyal terhadap Prabowo.

Buktinya akhir-akhir ini Anies Baswedan sudah berani membangkang perintah Prabowo untuk hadir diacara debat kedua calon pasangan Pilgub DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh Kompas TV. Dengar-dengar Anies Baswedan menolak hadir diacara debat Kompas TV atas bisikan maut dari PKS melalui Mardani Ali Sera.

Sikap Anies Baswedan yang tak berani hadir diacara debat tersebut membuat Prabowo malu, sebab sikap pengecut Anies Baswedan itu sangat bertentangan dengan sikap kesatria Prabowo Subianto. Dalam hal apapun Prabowo selalu berani dan siap bertempur, walaupun ibarat kata medan tempur itu terjal dan tidak bisa dilalui.

Dari situ bisa terbaca bahwa sebenarnya hari ini Anies Baswedan dan PKS mulai menyiapkan strategi untuk menlikung Prabowo. Jika Anies Baswedan nanti berhasil meraih kursi DKI Satu, Prabowo bakal ditinggal dan siap-siap gigit jari. Sebab dalam perjanjiannya waktu itu jika Anies Baswedan berhasil naik kursi DKI Satu, maka secara otomatis Prabowo bakal maju untuk bertarung di 2019 (Pilpres). “Jika kalian menginginkan saya jadi Presiden, maka pilihlah Anies Sandi”. Ujar Prabowo waktu kampanye untuk Anies Sandi di Pilkada putaran pertama pada awal februari lalu.

Namun analisa saya berkata lain, seiring berjalannya waktu, harapan Prabowo itu bakal sia-sia. Sebab Anies Baswedan sudah ada deal politik dengan PKS. Jika Anies Baswedan berhasil naik kursi DKI Satu, maka di tahun 2019 mendatang Anies Baswedan akan nyalon Presiden didampingi oleh kader PKS. Maksud saya Anies Baswedan Capresnya, sedangkan PKS adalah Cawapresnya. Prabowo, Hary Tanoe, dan Tommy Soeharto bakalan ditinggal.

Melihat situasi seperti ini, harusnya pendukung Prabowo segera sadar bahwa bosnya selama ini sedang ditlikung habis-habisan oleh Anies Baswedan dan PKS. Kalau boleh saya menyarankan untuk pendukung Prabowo, agar jangan sampai memenangkan pasangan Anies Sandi. Sebab jika Anies Sandi menang, Prabowo bakal habis, cita-citanya untuk menjadi macan asia bakal kandas dimakan sapi.

Jika pendukung Prabowo tetap bersikukuh memenangkan Anies Sandi, maka itu sama halnya dengan mereka menggali lubang kubur sendiri untuk Prabowo. Saya berharap apa yang saya tulis ini bisa dipahami oleh pendukung Prabowo.

Begitulah kura-kura

@saeun muarif

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment