Tuesday, June 14, 2016

Haji Lulung Tobat, Doanya pun Terkabul


Dunia Hawa - Komisi Pemberantasan Korupsi, hari ini akhirnya menyimpulkan tidak menemukan adanya tindak pidana dalam kasus pembelian lahan milik Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI. KPK tidak akan meningkatkan proses hukum kasus Sumber Waras ke tahap penyidikan. "Penyidik kami tidak menemukan perbuatan melawan hukum," demikian Ketua KPK Agus Rahardjo, hari ini dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR. 

Selanjutnya, KPK akan melakukan  pertemuan dengan BPK yang sebelumnya menyebut adanya indikasi kerugian negara Rp 191 miliar dalam pembelian sebagian lahan Sumber Waras. Namun, sebagian besar masyarakat tidak percaya atas temuan BPK tersebut, karena dugaan adanya unsur politis dalam audit tersebut menimbang banyaknya orang BPK berlatar belakang partai politik, sehingga Audit BPK dikaitkan dengan Pilkada DKI 2017. Elektabilitas Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang sangat tinggi menyebabkan  lawan-lawan politiknya tidak percaya diri untuk berhadapan dengan petahana di Pilgub DKI 2017.

Tidak ketinggalan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana ikut memberi komentar atas kesimpulan KPK yang menyatakan tidak ada tindak pidana korupsi dalam kasus pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras. Haji Lulung mengaku sudah menduga bahwa KPK akan mengatakan hal itu. Bahkan ia sudah berdoa, agar tidak ada yang menjadi tersangka dalam kasus pembelian lahan RS Sumber Waras. Dan hari ini, doa Haji Lulung pun terkabul, setelah KPK menyimpulkan bahwa dalam kasus RS Sumber Waras tidak ada tindak pidana, sehingga tidak ada  yang akan menjadi tersangka. Berikut link beritanya.

Seperti yang kita tahu, selain M Taufik,  Lulung merupakan angggota Dewan yang paling yakin dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam kasus ini. Bahkan sebelumnya, ia memotori  anggota DPRD DKI juga melakukan kunjungan rutin  ke KPK untuk memastikan bahwa penyelidikan kasus itu terus berjalan sampai Ahok ditangkap.

Jika hari ini ia menyebut dirinya sudah mendoakan supaya tidak ada yang menjadi tersangka, maka tentu saja kita  sangat terkejut, Ternyata Haji Lulung sudah menyadari kekeliruan yang dilakukannya. Walaupun tidak dikatakan, namun kita bisa menduga bahwa Haji Lulung sudah taubat nasuha. Jika tidak, tentulah dia akan menyoal dan memprotes apa yang menjadi kesimpulan KPK hari ini.

Benar kata pepatah, tobat tidak pernah terlambat, sekalipun itu tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi. Dan hari ini, kita pantas mengapresiasi Haji Lulung yang sudah bertobat, bahkan lebih dari tobat, karena juga sudah mendoakan kasus Sumber Waras supaya bebas dari tersangka. Dengan demikian, tobatnya Haji Lulung bukanlah tobat asal-asalan, tetapi benar-benar tobat yang diikuti oleh perubahan sikap beliau yang tidak lagi mengingini Ahok ditangkap dan diwajibkan memakai rompi oranye. 

"Selamat untuk Ahok", demikian Haji Lulung turut  bergembira atas apa yang juga dirasakan oleh Ahok, setelah kesimpulan KPK ini secara resmi disampaikan. Suatu sikap yang luar biasa, dan sangat jarang diperlihatkan oleh politisi kita. Umumnya politisi kita tidak pernah mau menerima kekalahan dengan lapang dada, mereka akan selalu berupaya menuntut, dan bila perlu menggunakan segala upaya yang ada untuk bisa menganulir kemenangan lawan.

Namun hari ini kita bisa melihat kebesaran hati seorang Haji Lulung. Betapapun hebatnya perseteruan beliau dengan Ahok sebelumnya, namun ia sanggup melupakan segala hal yang pernah terjadi antara dirinya dan Ahok. Ia menyadari bahwa hari depan lebih penting dari hari kemarin. Banyak hal yang bisa diperbuat dengan waktu dan kesempatan yang masih ada. Yes, you are right Haji Lulung!

Bagaimana dengan haters?

Jika Haji Lulung bisa berdamai dengan dirinya, bahkan sebelumnya sudah mendoakan Ahok supaya tidak menjadi tersangka, sudah semestinya para haters move on. Tidak ada gunanya mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi pada Ahok. Haji Lulung saja yang sebelumnya para haters sangat tahu kebenciannya terhadap Ahok sudah sampai di langit bisa melupakan apa yang sudah lalu. Masakan haters yang barangkali saja belum pernah bertemu dan berinteraksi dengan Ahok masih menyimpan kebencian? Tidak ada lagi yang perlu dipersoalkan, kasus Sumber Waras clear sudah. KPK ternyata masih punya nyali dengan menyampaikan kesimpulan penyelidikannya secara langsung kepada Komisi III DPR. Jika Haji Lulung dan DPR, yang selama ini terlihat begitu ngotot supaya kasus ini dinaikkan statusnya sudah melengserkan niatnya, kenapa haters masih bertahan?

Untuk apa sih benci sama Ahok?

Ayolah, lupakan apa yang telah lalu! Mari kita buka lembaran baru, tanpa kebencian, tanpa permusuhan. Kita sama-sama membangun Jakarta yang baru, bersama gubernur Ahok di periode yang baru. Bila ktp haters belum diserahkan ke Teman Ahok, tidak apa. Fotocopy ktp tidak menentukan, yang menentukan adalah keputusan kita memilih dan mencoblos Ahok di Pilkada tahun depan.

Indahnya Jakarta, indahnya Ramadhan ketika musuh menjadi kawan, dan haters menjadi relawan.

Gimana haters, deal?

[pendeta sederhana/ kompasioner

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment