Sunday, June 12, 2016

Apa Enaknya Saling Menyesatkan?


Dunia Hawa - Sebagai orang muslim yang memegang teguh prinsip tasammuh, kita tidak diperbolehkan melabeli kata ”sesat” atau ”kafir” kepada kelompok berbeda. Sikap ini sekaligus untuk menghindari kekerasan fisik akibat perselisihan paham.

Istilah sesat dan menyesatkan ( Dlallun mudlill ) sah secara Agama. Tetapi kita juga harus berhati-hati menerapkannya kepada sejumlah kelompok Agama di Indonesia.

Karena ketika label itu dilekatkan kepada sebuah kelompok seakan-akan kita telah memberikan lampu hijau kepada kelompok-kelompok penggemar tindakan Anarkis dan radikalisme dalam beragama untuk menghakimi kelompok yang diberi label Dlallun mudlill ( Sesat dan menyesatkan ) sehingga terjadilah kebencian di antara kita sesama muslim dan bahkan saling membunuh di antara kita.

Mungkin ada sebagian dari kawan kita yang ketika kita di sesatkan oleh mereka dia membalasnya dengan memvonis sesat kembali kepada mereka-mereka yang selama ini menyudutkan kita. Jika ini terjadi maka yang di khawatirkan justeru akan menimbulkan mudarat yang luar biasa, dan apa bedanya kita dengan mereka.

Maka untuk menghindari hal ini. Paling banter adalah bahwa paham yang tadi disinggung ( penyudut paham kita ) adalah paham yang tidak sejalan dengan akidah Ahlussunnah wal Jamaah.
Tetapi ironisnya fakta di lapangan mereka mengklaim dirinya sebagai golongan Ahlussunnah wal Jamaah.

konsekuensi vonis sesat dan kafir adalah penghalalan darah ( Ibahatud dam ). Karena, menurut Imam al-Ghazali, pengklaiman ini menjadi urusan syari’at yang menghakimi seseorang berada di Neraka Jahannam selama-lamanya. ( apa gak Ngeri! ).

”Artinya, orang yang mengikuti paham Ahlussunah wal Jamaah itu tidak boleh saling mengkafirkan. Ahlussunah wal Jamaah tidak diperkenankan membalas pengkafiran itu dengan mengkafirkan mereka yang berbeda dengan kita semua,”

Jangan hanya karena mereka sesatkan kita lalu kita membalasnya dengan predikat sesat kembali kepada mereka, dan ini sudah sangat jelas bahwa dalam Ajaran Nabi pun tidak mengajarkan hal yang seperti ini.

Untuk masalah sesat atau tidak sesatnya seseorang, biarkan saja semuanya kita pasrahkan kepada Allah Tuhan yang yang maha esa, sebab itu hak prerogratif Tuhan. Bukan kita yang menentukan Si A sesat atau Si B kafir.

Yang penting kita sesama warga Negara yang menjungjung tinggi Moral, budi luhur saling rukun dan saling mengasihi, bukankah ini yang selalu di ajarkan oleh Tuhan dan para Nabi.

Apa enaknya Sih kita saling menyesatkan? Terkecuali kita pengen saling membunuh, silahkan! dan lihatlah apa yang terjadi di Timur tengah?
Di bumi Nusantara dengan di sana itu beda budaya, dari dulu masyarakat Nusantara itu mempunyai budaya yang santun dan luhur, masa tiba-tiba kita mau merubah budaya santun dengan budaya ekstrim sebab hanya terinspirasi issue Si golongan A sesat dan Si golongan B kafir. 

Masih pengen menyesatkan dan mengkafirkan?
Silahkan priksa dulu ke dokter Jiwa! pasti di dalam otakmu ada saraf yang tidak beres.

[moh perdana fedzyan syah]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment