Friday, September 6, 2019

Mending Mana, Ikut Arisan atau Investasi Nabung di Reksa Dana?

Investasi Nabung di Reksa Dana

“Ketemu temen sekalian nabung”, itu biasanya jawaban dari para ibu-ibu jika ditanya kenapa ikut arisan. Bicara nabung, mari kita bandingkan jika para ibu tersebut nabung reksa dana. Ambil contoh terkecil misalnya, arisan dengan nominal Rp. 100.000/orang/bulan dengan jumlah anggota 10 orang. Berarti waktu arisan 10 bulan.

Arisan.

● Modal Investasi(10bulan) : Rp. 1000.000
● Keuntungan/bunga per (%) : 0%
● Biaya : Tidak Terukur
● Keuntungan bersih (%) : Rugi karena biaya
● Pencairan : Sesuai Undian

Reksa Dana Pasar Uang

● Modal Investasi(10bulan) : Rp. 1000.000
● Keuntungan per tahun (%) : Minimal 5%
● Biaya : - 
● Keuntungan bersih (%) : Minimal 5%
● Pencairan : Kapan saja

Nah dari data di atas, sudah jelas keuntungan yang bisa kamu peroleh jika nabung reksa dana dibandingkan menabung lewat arisan.

💥 Belajar Time Value of Money dari Abang Tukang Bakso

Belajar Time Value of Money dari Abang Tukang Bakso

Pernah dengar istilah time value of money? Kalau nggak, berarti kamu kalah sama abang tukang bakso! Kamu pasti tahu dong lagu abang tukang bakso yang populer tahun 1990? Di lagu itu dikatakan bahwa harga satu mangkuk bakso adalah sebesar dua ratus perak. Kalau kamu googling dan mendengarkan lagu terbaru abang tukang bakso yang rilis tahun 2013, ternyata harga satu mangkok bakso adalah sebesar lima ribu perak.

Anggap saja kita pakai data tahun 2013 tersebut, kita bisa hitung besaran inflasi satu mangkok bakso. Caranya menggunakan rumus “FV (Future Value) = PV (Present Value) x (1+i)^n” di mana FV adalah nilai masa depan, PV adalah nilai sekarang, i adalah rate kenaikan harga per tahun, dan n adalah jangka waktu. Dari sini kita masukkan FV = Rp 5.000,-, PV = Rp 200,-, n = 23 tahun dan didapatkan rate kenaikan harga per tahun sebesar 15%. Besar sekali ya? Nah makanya mulailah berinvestasi dari sekarang!

💥 Reksa dana: Investasi dengan Konsep ‘Patungan’ Dana!

Investasi dengan Konsep Patungan Dana

Kamu mungkin sudah pernah dengar berbagai jenis investasi di pasar modal seperti saham dan obligasi. Kamu pun berpikir ingin mulai memanfaatkannya untuk investasi pribadimu. Masalahnya, Kamu mungkin bingung dan bertanya-tanya, bagaimana cara membelinya, saham atau obligasi apa yang harus dibeli, bagaimana menganalisanya, modalnya berapa, kapan harus membeli, kapan harus menjual, dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya.

Sekarang kamu tidak perlu bingung lagi karena sudah ada yang namanya reksa dana. Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan dikelola oleh manajer investasi profesional. Jadi… reksa dana ini konsepnya adalah ‘patungan’ dana. Artinya, meskipun modal kamu terbatas, kamu tetap mendapatkan imbal hasil maksimal.

Makanya, segera investasi melalui reksa dana! Kamu mungkin sudah pernah dengar berbagai jenis investasi di pasar modal seperti saham dan obligasi. Kamu pun berpikir ingin mulai memanfaatkannya untuk investasi pribadimu. Masalahnya, Kamu mungkin bingung dan bertanya-tanya, bagaimana cara membelinya, saham atau obligasi apa yang harus dibeli, bagaimana menganalisanya, modalnya berapa, kapan harus membeli, kapan harus menjual, dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya.

Sekarang kamu tidak perlu bingung lagi karena sudah ada yang namanya reksa dana. Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan dikelola oleh manajer investasi profesional. Jadi… reksa dana ini konsepnya adalah ‘patungan’ dana. Artinya, meskipun modal kamu terbatas, kamu tetap mendapatkan imbal hasil maksimal. Makanya, segera investasi melalui reksa dana!


💥 Jenis-Jenis Reksa Dana dan Fungsinya

Jika kamu ingin mulai berinvestasi, kamu harus memahami reksadana apa yang sesuai dengan tujuan keuangan kamu. Secara sederhana kamu bisa membagi reksadana menjadi 4 jenis, yakni 

1. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), 

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT), 

3. Reksa Dana Saham (RDS), dan 

4. Reksa Dana Campuran (RDC). 

RDPU adalah reksadana dengan tingkat risiko paling rendah dan sebagian besar portofolio investasinya terdiri dari deposito dan surat berharga jangka pendek. Jadi, RDPU sangat cocok untuk tujuan investasi 1-2 tahun.

RDPT adalah reksadana yang sekurang-kurangnya 80% dari portofolio investasinya dikelola ke dalam instrumen utang. RDPT cocok untuk tujuan investasi 3-4 tahun. 

RDS adalah reksadana yang sekurang-kurangnya 80% dari portofolio investasinya dikelola ke dalam instrumen saham. RDS cocok untuk tujuan investasi jangka panjang >5 tahun. 

Sedangkan RDC tidak memiliki batasan alokasi investasi yang boleh dilakukan. Umumnya cocok digunakan untuk tujuan investasi 4-5 tahun. 

Nah, tujuan investasi kamu cocok menggunakan jenis reksadana yang mana?

💥 Latte Factor: Sumber Modal Investasi yang Terlupakan

Mungkin kamu belum mulai berinvestasi karena alasan ‘tidak punya modal’. Padahal… secara tidak sadar kamu sudah punya cukup modal loh untuk berinvestasi. Pernah dengar konsep latte factor? Latte factor adalah pengeluaran-pengeluaran kecil yang tidak disadari yang ternyata jika dikumpulkan jumlahnya sangat besar dan justru dapat menjadi modal kamu dalam berinvestasi. Setiap orang memiliki latte factor yang berbeda-beda misalnya dari kebiasaan belanja di luar kebutuhan, minum kopi, membeli rokok, hingga kebiasaan selalu makan di luar.
Kalau kamu bisa menyisihkan Rp 25 ribu per hari saja, dalam 1 bulan kamu sudah punya dana Rp 750 ribu, dalam 1 tahun Rp 9 juta, dan dalam 10 tahun Rp 90 juta. Ditambah lagi kalau kamu menginvestasikannya melalui reksadana. Dengan return tahunan 15% saja, dalam 40 tahun ke depan, uang kamu sudah menjadi lebih dari Rp 20 Milyar loh. Jadi, segera mulai berinvestasi karena sebenarnya kamu sudah punya cukup modal untuk memulai! [Invisee]

Ayo berinvestasi di Reksa Dana INVISEE sekarang juga!!!



#duniahawa #arisan #investasi #reksadana #ReksaDana #danareksa #DanaReksa

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment