Sunday, April 9, 2017

Serangan Senjata Kimia di Idlib


DUNIA HAWA - Idlib adalah tempat berkumpulnya milisi bersenjata alias “jihadis” dari berbagai faksi (sehingga di antara mereka pun saling bantai). Pada operasi pembebasan Aleppo Desember 2016, berbagai faksi milisi “jihadis” itu dievakuasi ke Idlib untuk berkumpul dengan sesama mereka di sana. Kemarin konon warga Idlib diserang dengan menggunakan gas sarin. Tentu saja, yang dituduh pelakunya adalah tentara Assad dan Rusia,

Secara sekilas ada beberapa kejanggalan (yang memang sudah biasa ditemukan dalam berbagai kasus yang melibatkan White Helmets lainnya selama ini), antara lain:

• Terlihat di foto, tim White Helmets menangani para korban tanpa pengamanan yang seharusnya. Silahkan google, efek gas sarin seperti apa dan hanya orang gila yang mau berada di kawasan yang ada gas sarinnya tanpa pengaman sama sekali (lihat lelaki berjaket paling kanan, tanpa masker, tanpa sarung tangan)..

• Dokter yang mengaku menangani korban, Shajul Islam, sempat-sempatnya nge-twit dengan menyebut “korban masih membanjiri rumah sakit”. Anda di rumah sakit penuh korban gas sarin dan sempat ngetwit? Shajul Islam yang menyebut bahwa yang terjadi adalah serangan gas sarin. Dokter satu ini rekam jejaknya berafiliasi dengan “mujahidin”.

• Menurut saksi mata, para korban yang bergeletakan dikenali sebagai orang-orang dari Majdal dan Khattab (sebelumnya, mereka diculik oleh milisi bersenjata alias Al-Qaeda atau sepupu2nya).

• Sumber pemberitaan New York Times, Reuters, dll adalah SOHR (Syrian Observatory for Human Rights). Ini adalah lembaga yg hanya ditangani 1 orang, Rami Abdul Rahman, dari kantor merangkap apartemennya di Ingggris. Dia selalu jadi rujukan oleh media mainstream mengenai berbagai kejadian di Suriah. Oiya, funding SOHR adalah Soros. Dan dia secara terbuka mengaku sebagai aktivis oposisi. Sumber lain adalah para milisi bersenjata sendiri. Media mainstream belum mengirim wartawan yg langsung meliput di lapangan. Jadi, dari sisi jurnalistik, berita soal ini masih sangat bias dan perlu menunggu klarifikasi.

• Pola kejadian ini sama seperti kasus serangan senjata kimia di Ghouta 2013. Saat itu, dengan segera media mainstream menyebarkan berita bahwa tentara pemerintah menggunakan senjata kimia. Baru beberapa hari kemudian ada klarifikasi dari PBB bahwa pelakunya bukan tentara pemerintah. Ini juga diakui tim “Doctors Without Borders” bahwa serangan itu adalah bentuk kesalahan koordinasi dan ketidaktahuan dari pihak pasukan jihadis. “Mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki senjata kimia,” lapor Associated Press, seperti dikutip dari The Examiner, Minggu (1/9/2013).

• Bila benar ini lagi-lagi false flag, tujuannya apa? Tentu saja, hal yg selama ini “diperjuangkan” para “jihadis” yaitu adanya keputusan PBB untuk mengirim NATO membombardir Suriah habis-habisan (atas nama “humanitarian intervention”), metode yang “sukses” mereka lakukan di Libya.

@dina sulaeman


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment