Friday, April 7, 2017

Jangan Ganggu Fadli dan Fachri


DUNIA HAWA - Waktu jaman remaja dulu siaran di TV hanya ada satu saluran saja yaitu TVRI, yang saya masih ingat ada aktor TV yang terkenal dalam peran-peran sebagai orang jahat namanya Harun Syarif, entah kenapa dalam film-filmnya selalu menjadi tokoh jahat, adalagi aktor dalam layar lebar namanya Muni Cader, aktor ini juga selalu menjadi tokoh jahat dalam film-filmnya, kalau dalam tokoh komik seperti Lex Luthor di komik Superman atau Joker di komik Batman.

Ya mereka adalah penjahat abadi, mereka melakukan peran dalam kehidupan ini sebagai tokoh antagonis, tetapi kejahatan-kejahatan atau karakter jahat mereka sedemikian menonjolnya sehingga kitapun sampai hafal dengan tingkah laku yang akan mereka lakukan,  dalam kehidupan nyata di Indonesia terutama di dunia hingar bingar politik Indonesia, yang masih saja panas, kita pun mengenal karakter-karakter yang menonjol, dan sering tampil di media baik di media sosial maupun media elektronik, tentu saja karakter yang sering muncul di media tersebut adalah karakter-karakter yang menonjol, bukan sebagai karakter yang baik, tetapi karakter antagonis, siapa lagi kalau bukan duo Fadli Z dan Fachri H.

Dua karakter ini sangat menjiwai peran antagonis nya seperti Lex Luthor yang selalu punya ide untuk menghancurkan Superman, kalau tokoh kartun kocak sepertu Coyote Jenius yang selalu punya ide untuk menangkap Roadrunner, Lex Luthor bahkan berteman baik dengan Superman saking seringnya dia memikirkan Superman, seperti Haji Lulung yang selalu memikirkan Ahok, seperti yang sangat fenomenal yaitu duo Fadli (FZ) dan Fachri (FH) yang selalu ingin menjatuhkan Pakdhe Jokowi, mungkin mereka selalu memikirkan apa yang akan dilakukan oleh Pakdhe Jokowi dan apa yang harus mereka lakukan. Sampai-sampai kita hafal, kalau karakter baik yang perankan Pakdhe melakukan sesuatu, kita sebagai penonton pasti selalu menunggu-nunggu apa yang akan dilakukan oleh duo antagonis tersebut. Bahkan dalam situasi senyap, kita pun pasti menantikan apa gebrakan dari duo antagonis ini untuk menyerang tokoh baik kita.

Dalam seni peran kalau ingin exist tidak bisa menjadi karakter yang biasa-biasa saja, harus menjadi tokoh yang baik sekali, atau jahat sekali, baru akan bisa exist dan terkenal, seperti Datuk Maringgih yang diperankan almarhum Him Damsyik. Karakter yang menonjol akan selalu diingat, karakter baik sekali atau karakter jahat sekali  Superman atau Lex Luthor, Joker atau Batman.  Bagi kita di luaran ini kita mungkin melihat karakter yang  diperankan FH dan FZ menyebalkan , nyinyir, bahkan ada diantara kita yang jijik, tetapi bagi FZ dan FH justru itulah tujuan hidup mereka, mereka sangat menikmati karakter tersebut. Bagaimana tidak setelah FH menyarankan cara menggulingkan pemerintahan yang sah dalam demo legendaris 212 dia tenang-tenang saja makan bersama Pakdhe di Istana, waduh kalau kita pasti gak akan bisa menelan makanan yang dihidangkan. Tetapi mereka nyaman-nyaman saja tuh, bahkan nambah makannya.

Pilihan dalam hidup ya seperti itulah, biarkan mereka menjalani karakter yang dipilihnya, yang akan melekat terus seumur hidup mereka, dan sekali lagi ingat mereka menikmati peran itu.

Yang mereka lupa, bahwa mereka tidak hidup sendiri saja didunia ini, mereka punya keluarga istri dan anak, yang mencari role model dalam hidupnya, mana yang baik yang perlu dicontoh dan ditiru atau mana yang perlu dihindari. Hati nurai mereka pasti tidak akan mau meniru sebagai Joker atau Lex Luthor, mereka ingin meniru Superman atau Batman. Tetapi maaf-maaf saja tidak mereka dapatkan dari orang tua mereka.  Apakah karena ingin tetap dikenal dan exist harus menjadi antagonis?,  ada lagi karakter The Grinch yang diperankan oleh Jim Carrey, Grinch menjadi jahat karena masa lalunya yang buruk, ia lalu berusaha mengecilkan hatinya supaya kecil dan menjadi jahat. Apakah masa kecil FZ dan FH demikian buruknya sehingga mereka menjelma menjadi karakter antagonis seperti The Grinch?  Bagi anda yang punya waktu untuk riset silakan saja menyelidikinya, dalam film The Grinch itu ternyata dia bisa berubah, seorang anak kecil yang lugu dan jujur yang bisa mengubahnya, kita-kita yang suka mengkritik  FZ dan FH tidak akan bisa mengubah karakter mereka, jadi percuma saja kita mengeritik FH dan FZ karena mereka telah mengecilkan hatinya, lalu bagaimana dong, kan risih mendengar nyinyirannya kepada Pakdhe Jokowi dan Paklik  Ahok, ya diamkan saja, biarkan FH dan FZ memandang anak-anak mereka sendiri dan melihat ke mata mereka, apakah aku bisa menjadi contoh buat anak-anakku, demi kepopuleran aku tega menjadi public enemy dan berperan antagonis serta memilih menjadi karakter jahat. Ya hanya keluarganya sendiri yang bisa menolong mereka, kita hanya bisa berdoa, supaya mereka terbuka matanya. Kalau kita ikut mencercanya maka kita pun akan mengecilkan hati kita sendiri, tidak ada manfaatnya.

Jadi biarkan saja mereka menjadi karakter yang mereka inginkan,karena itu pilihan mereka, biarkan mereka bermain peran itu, sampai mereka bercemin dan bertanya pada hati nurani mereka, kalau tidak biarkan mereka menatap dan bercermin ke mata anak-anak mereka, inikah yang diinginkan keluargaku dari diriku? inikah yang akan melekat pada keluargaku, anak-anakku?

Biarkan saja mereka  jangan dilihat dan didengarkan…

@anton sudarmedi


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment