Sunday, April 2, 2017

FPI Minta Gatot Saptono Dibebaskan Terkait Kasus Makar, Emangnya Ini Negara Punya loe?


DUNIA HAWA - Gatot Saptono alias Muhammad Al Khaththath menjadi tersangka kasus dugaan makar. Polda Metro Jaya menangkap Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath dan empat orang lainnya terkait dengan dugaan pemufakatan makar. Kelima orang tersebut saat ini telah berstatus sebagai tersangka.

“Kalau sudah ditangkap ya berarti statusnya sudah tersangka,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Argo Yuwono kepada wartawan, Jumat (31/3/2017).

Ia menambahkan penetapan tersangka terhadap kelima orang tersebut sudah melalui prosedur. “Ya kalau sudah penetapan tersangka sudah (melalui) prosedur,” ucapnya.

Selain Al-Khaththath, polisi menangkap empat orang. Mereka adalah Zainudin Arsyad, Irwansrah, Veddrik Nugraha alias Dikho, dan Mar’ad Fachri Said alias Andre. Saat ini mereka masih diperiksa secara intensif di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Argo melanjutkan kelimanya ditangkap karena diduga melakukan pemufakatan makar. Mereka berencana menggulingkan pemerintahan yang sah dan menduduki gedung DPR/MPR RI.

“Beberapa kali ada pertemuan, intinya akan melengserkan pemerintah yang sah dan menduduki DPR/MPR,” tutur Argo.

Soal masalah apa yang dibahas dalam pertemuan serta di mana dan kapan pertemuan itu berlangsung, Argo belum memerinci. “Kemarin Al-Khaththath kan rilis, di situ kan ada tuntutan,” tuturnya.

Lebih lanjut saat ditanya apakah Al-Khaththath cs akan menunggangi aksi 313, Argo belum bisa memastikannya. “Ya nanti kita dalami apakah ada kaitannya dengan aksi 313 ini atau tidak,” ucap Argo.

FPI minta Polisi bebaskan Gatot Saptono alias Muhammad Al-Khaththath


FPI meminta polisi agar Gatot Saptono alias Al-Khaththath dibebaskan, sebab menurut FPI Gatot Saptono tidak melakukan upaya makar. Malah FPI beralasan, Gatot Saptono alias Al-Khaththath merupakan pejuang Islam sejati dan pembela setia NKRI.


Tuntuntan pembebasan Gatot Saptono itu juga disuarakan saat aksi 313 (31/3/2017), Orator aksi saat itu mengatakan dengan tegas dan keras agar Kepolisian Negara Republik Indonesia membebaskan Muhammad Al-Khaththath alias Gatot Saptono.

“Lepaskan KH. Muhammad Al-Khaththath sekarang juga,” teriak salah seorang orator aksi.

Sebab mereka mengeklaim penangkapan terhadap Muhammad Al-Khaththath alias Gatot Saptono merupakan upaya kriminalisasi ulama. “Stop kriminalisasi dan makarisasi ulama, Takbir,” kata mereka saat berorasi (31/3).

Lagi-lagi mereka menggunakan senjata klasik mereka yaitu soal kriminalisasi terhadap ulama. Owh ya gara-gara itu saya jadi ingat sebuah pernyataan seorang Ustad yang katanya mirip Utsman Bin Affan, yakni Ustad Yusuf Mansyur.

Saat itu Ustad Yusuf Mansyur pernah mengatakan bahwa sesalah-salahnya ulama adalah sebenar-benarnya kita. “Jangan ditiru nak (kritiknya pada Nusron Wahid), sebab sesalah-salahnya ulama adalah sebenar-benarnya kita,” tentu saja para pembaca seword.com masih ingat betul dengan pernyataan itu.

Pernyataan tersebut pernah disampaikan Ustad Yusuf Mansyur sesaat setelah acara Indonesia Layer Club (ILC) TV One digelar. Pada acara ILC tersebut membahas soal pernyataan Ahok yang menyinggung soal Qs. AL-Maidah ayat 51. Banyak pro dan kontra dalam acara itu.

Salah satunya Nusron Wahid (pro Ahok) yang dengan getol meluruskan maksud Ahok menyinggung soal Al-Maidah ayat 51 pada september 2016 yang lalu. Penyampaian lantang Nusron Wahid waktu itulah yang dipersoalkan oleh salah seorang Ustad yang mirip Utsman Bin Affan, maksud saya Ustad Yusuf Mansyur.

Kita masih ingat betul dalam penyampaian Ustad Yusuf Mansyur yang banyak beredar diberbagai media menyindir keras Nusron Wahid. Hal itulah yang membuat pernyataan konyol Ustad Yusuf Mansyur hingga membuatnya nangis-nangis.

Maka dari itu pantas saja kalau kaum bumi datar sekarang membuat acuan pernyataan Ustad Yusuf Mansyur tersebut. Pernyataan Ustad Yusuf Mansyur diatas digunakannya sebagai teori pembenaran. Jika ada ulama yang berbuat makar terhadap negara dan ditangkap polisi, itu adalah sebuah kriminalisasi terhadap ulama. Begitulah kira-kira menurut pemahaman mereka kaum bumi datar. Coba saya ulangi lagi, “Sesalah-salahnya ulama adalah sebenar-benarnya kita,”.

Seakan apapun yang diperbuat oleh oknum ulama sekalipun itu salah dianggapnya sebagai suatu tindakan yang benar. Menurut saya agar umat Islam tidak gagal paham sebaiknya Ustad Yusuf Mansyur menarik pernyataan yang pernah ia sampaikan seperti diatas. Sebab jangan sampai pernyataan tersebut selalu digunakan sebagai teori pembenaran untuk membela oknum ulama yang salah.

Gatot Saptono alias Al-Khathtaht pernah jadi Pimpinan HTI


Pria kelahiran Pasuruan 12 Juni 1964 (hampir 50 tahun) ini menyelesaikan studi di Program Ilmu dan Teknologi Benih Jurusan Budidaya Pertanian Faperta Institut Pertanian Bogor tahun 1988 dan aktif dalam berbagai organisasi keislaman sejak di Kampus sebagai Ketua Umum Badan kerohanian Islam IPB (1985-1986) dan lama aktif sebagai pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia dan juga pernah aktif sebagai pengurus Komisi Dakwah MUI Pusat tahun 2005-2010. Adapun kegiatan-kegiatan keislaman seperti diskusi, seminar, tabligh akbar, demonstrasi, ceramah, khutbah Jum’at dilakukan sejak kuliah di IPB hingga hari ini.

Melihat biografinya diatas jelas-jelas ia ingin mendirikan negara Islam, jadi bohong besar jika FPI mengatakan Gatot Saptono alias Muhammad Al-Khaththath merupakan pejuang setia NKRI. Saya sama sekali tidak percaya itu. Tapi biar bagaimanapun juga, saya sangat salut kepada Gatot Saptono alias Al-Khaththat sebab ia bisa menggalang peserta aksi dari luar daerah DKI Jakarta hingga para peserta aksi itu rela menjual sawah dan hewan ternaknya untuk mengikuti aksi 313 pada dua hari yang lalu (31/3/2017).


@saeun muarif


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment