Friday, March 31, 2017

Tolak Jumpai Perwakilan Aksi 313, Jokowi Pilih Bertemu Ketua MUI


DUNIA HAWA - Sudah beberapa kali aksi yang memaksa kegiatan ekonomi di Jakarta terhambat dilakukan hanya karena satu orang bernama Basuki Tjahaya Purnama (Ahok). Seperti tidak bosan melakukan demo yang sia-sia, massa yang membawa-bawa nama Islam dengan jargon spirit 212 kembali melakukan aksi demo. Kali ini aksi demo diberi nama aksi 313.

Aksi kali ini kembali digawangi oleh Forum Ulama Indonesia (FUI). Dipakainya FUI sebagai koordinator penyelenggara aksi karena nama FPI dan GNPF-MUI akan memberikan kesan kalau aksi ini adalah kerjaan FPI dengan Rizieq Shihabnya. Tetapi penggantian nama penggerak ke FUI tidak juga menghilangkan nama FPI dan Rizieq Shihab. Toh dalam aksi terakhir, Rizieq tampil dan berorasi.

Kali ini pun nama FUI dipakai tetapi tetap saja bermunculan dedengkot FPI. Salah satunya adalah Novel. Sama seperti aksi 212, aksi 313 pun pada akhirnya berjalan damai tanpa ada kericuhan yang berarti. Salah satu kesuksesannya tentu saja adalah karena ditangkapnya Sekretaris Jenderal Forum Ulama Indonesia (FUI) Al-Khaththath atas dugaan pemufakatan makar.

Seperti aksi-aksi biasanya, pada kali ini pun perwakilan pendemo meminta bertemu dengan Presiden Jokowi. Harapan yang terpaksa tidak bisa dipenuhi karena yang menjumpai mereka ternyata adalah Menkopolhukam Wiranto. Wiranto menjelaskan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menerima massa aksi 313. Menurutnya, Jokowi sama sekali tidak menganggap remeh massa aksi 313.

“Presiden tidak menerima langsung bukan menganggap remeh umat, bukan karena tidak menerima aspirasi masyarakat secara pribadi. Ini karena jika Pak Jokowi menerima semua harus bertemu dengannya setiap hari, tentu akan sangat repot,” kata Wiranto di kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (31/3/2017).

Pernyataan Wiranto ini tentu saja harus dipahami dengan baik oleh para pendemo 313 dan para pendemo lainnya. Tidak bisa memang setiap hari dan setiap ada aksi, Presiden menemui dan menjumpai. Apalagi pada aksi 313 ini tuntutannya itu-itu saja dan tidak bisa dipenuhi seperti membalikkan telapak tangan. Tidak bisa segampang itu mengintervensi proses hukum dan juga kewenangan Mendagri yang sudah sesuai dengan peraturan.

Tidak mungkinkan melanggar peraturan dan keadilan di saat para pendemo menuntut keadilan dengan diberhentikan dan ditahannya Ahok?? Itu sama saja kamu minta dibelikan es krim dan coklat pada saat ingin diet karena kegemukkan. Tidak mengerti?? Coba tanya wanita di dekat anda. Hehehe

Itu namanya tidak masuk akal dan tidak bisa diterima dengan akal bumi bulat. Kecuali kalau pemerintahan ini dipimpin oleh kaum bumi datar hal tersebut bisa saja suka-suka mereka lakukan. Tetapi kalau pun itu terjadi, maka bisa dipastikan NKRI sudah tinggal nama saja, diganti NFPI.

Jokowi memang punya prinsip untuk fokus bekerja daripada meladeni demo-demo tidak ada arti dengan tuntutan itu-itu saja. Tuntutan seperti anak-anak minta dibelikan mainan, padahal sudah dikatakan tunggu kalau ada uang. Merengek terus dipikir akan dikasih, malah dicuekin orang tuanya.

Menariknya, Jokowi yang menyerahkan penanganan demo kepada Wiranto, memilih untuk bertemu Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amien membahas isu umat yang lebih penting.

Presiden Joko Widodo dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin serta para pengurus MUI telah bertemu selama satu jam di Istana guna membahas Kongres Ekonomi Umat dalam rangka menghilangkan kesenjangan perekonomian dan memperbaiki kesejahteraan.

“Setelah mendapatkan arah-arah dari Pak Presiden dan gagasan-gagasan yang sangat cemerlang, maka kita akan jadikan sebagai dasar-dasar gerakan ekonomi dalam rangka menyatukan potensi ekonomi, baik yang bawah, kemudian yang menengah, dan yang besar,” kata Maruf di Kantor Presiden usai menemui Jokowi, Jumat.

“Yang paling menarik tadi kita berbicara tentang networking atau jejaring sinergis yang saling menguntungkan antara elemen-elemen bangsa di kelompok-kelompok ekonomi. Itu jejaring antara kelompok-kelompok ekonomi mikro, kecil dan menengah dengan kelompok ekonomi yang besar,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Kongres Ekonomi Umat Lukmanul Hakim.

Pilihan yang dilakukan Jokowi untuk melakukan agenda kerjanya daripada menyambut perwakilan pendemo aksi 313 patut diacungi jempol. Bahkan Jokowi lebih memilih membahas masalah penyelenggaraan ekonomi umat yang lebih penting daripada meladeni demo-demo tidak ada isi seperti yang dilakukan hari ini. Pembahasan yang tentu saja akan lebih besar manfaatnya bagi umat daripada demo menghambat perekonomian umat.

Jokowi sekali lagi menunjukkan konsistensinya yang lebih memilih bekerja dan menjumpai orang-orang yang ingin bekerja daripada meladeni orang-orang yang kerjaannya demo dan banyakan tidak bekerja. Yang ada malah menghasilkan pembicaraan yang tidak produktif dan perdebatan yang tidak ada ujungnya, seperti debat bumi itu datar dan bumi itu bulat.

Pada akhirnya, saya berharap kita semua tanpa terkecuali menyerap betul apa yang sedang menjadi semangat dan jiwa pemerintahan kita saat ini. Semangat untuk terus kerja, berkarya, dan produktif. Mengejar ketertinggalan 10 tahun pemerintahan mantan yang kerjanya hanya bersolek tidak jelas dan ahirnya tidak menghasilkan apa-apa selain proyek mangkrak dan kasus mega korupsi. Mari semangat bekerja, hentikan demo tiada arti.

Salam Kerja

@palti hutabarat


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment