Saturday, June 18, 2016

Cara Terbaik Menghadapi Penghina Nabi


Dunia Hawa - Alkisah di suatu sudut pasar kota Madinah pada zaman Nabi Muhammad, hidup lah seorang nenek Yahudi yang telah buta. Pekerjaaannya sehari-hari mengemis di sana, namun dia sering berkata pada orang-orang yang lewat, “Jangan dekati Muhammad. Dia seorang gila, pembohong, dan penipu.” Hinaan itu dilontarkan terus-menerus setiap hari. Namun apa tanggapan Nabi? Beliau datang mengunjungi nenek Yahudi itu dan menyuapinya makanan. Setiap hari, dalam diam. Sementara sang nenek bercerita tentang orang gila bernama Muhammad tanpa tahu bahwa orang yang sedang menyuapinya adalah Muhammad itu sendiri. Sampai akhirnya Baginda Nabi wafat dan nenek itu kehilangan orang yang menyuapinya.

Sesudah Nabi wafat, datang lah Khalifah Abu Bakar ke pasar Madinah. Ia mencari nenek yang biasa disuapi Nabi untuk kemudian menggantikan tugas menyuapinya. Namun saat menyuapi, nenek itu berkata, “kau bukan orang yang biasanya menyuapiku.” Abu Bakar heran dan bertanya, “Dari mana nenek tahu?” Nenek itu menjawab, “orang yang biasa menyuapiku akan menghaluskan makanannya lebih dulu sebelum menyuapi aku.” Mendengar itu, Abu Bakar pun menangis dan berkata, “Maaf, nenek. Orang yang biasa menyuapimu adalah Muhammad. Dia sudah tiada dan aku hanya menggantikannya.” Betapa terkejutnya nenek Yahudi itu. Gemetar badannya, tersentuh oleh akhlak besar Sang Nabi. Betapa orang yang dia caci maki selama ini ternyata adalah orang yang menyuapinya setiap hari. Dalam kerendahan hati, Nenek itu pun mengakui kerasulan Nabi Muhammad di akhir hayatnya.

*****

Apa yang bisa kita petik dari kisah di atas? Ingat bahwa Nabi di Madinah adalah seorang penguasa. Jika beliau mau, mudah saja baginya untuk menyuruh orang menangkap nenek itu atau bahkan membunuhnya. Namun Nabi tidak melakukannya. Yang beliau lakukan justru membalasnya dengan kasih sayang dan perhatian. Sebuah sikap mulia yang menunjukkan kebesaran jiwa dan ketinggian pekertinya.

Jika hari-hari ini, sebagian orang yang mengaku Islam mengira bahwa mereka sedang membela Nabi dengan membantai orang yang menghinanya, maka mereka telah tersesat jauh. Nabi kita adalah nabi yang menyuapi orang yang menghinanya dan mendoakan orang yang memukulinya. Nabi kita adalah nabi yang menunjukkan kebenaran ajarannya dengan kemuliaan akhlak, bukan teror dan perbuatan keji. Jika kita dihina, jika Nabi dan Tuhan kita dihina, hadapi lah dengan cara yang telah dicontohkan beliau. Yaitu cara-cara hikmah yang menenteramkan. Doakan serta beri perhatian. Mereka yang membunuh orang karena menghina Nabi, mereka lah yang sesungguhnya sedang menghina Nabi dan merusak citra agama ini.

[islam reformis]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment