Tuesday, February 7, 2017

Reaksi SBY Pasca Penggerudukan, Baper Atau Sengaja?

DUNIA HAWA - Penggerudukan kediaman baru SBY oleh sekelompok massa berbuntut panjang. Panjang karena cuitan SBY yang kembali mambuat sensasi. Bereaksi di Twitter kala menghadapi masalah, itulah ciri khas seorang SBY, alih-alih membawa kasus ini ke dalam proses hukum. Kalau memang merasa tidak benar, silakan laporkan dan buat laporan, bukannya melontarkan cuitan yang membuat sebagian orang tidak simpatik.


Dan kali ini bola panas dilempar kian jauh, sudah mengarah ke Istana. Seperti diberitakan Merdeka, staf khusus Kepresidenan menyesalkan pernyataan Jubir Partai Demokrat Rachland Nashidik yang mengatakan aksi demonstrasi di kediaman baru SBY terkait (ada hubungannya dengan) pengarahan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dituduh mengerahkan saat Jambore Nasional Mahasiswa Indonesia di Cibubur.

Padahal menurutnya kehadiran Kepala Staf tersebut adalah karena undangan panitia Jambore. Pada pertemuan itu, Teten mengajak mahasiswa turun ke desa untuk memastikan program-program di desa berjalan dengan baik untuk mendukung kemajuan desa. Selain itu, dia juga mengimbau mahasiswa untuk selalu mendukung NKRI, mampu bersaing di tengah ketatnya persaingan global, membantu menyelesaikan masalah kesenjangan ekonomi dan sosial dengan cara mendapatkan akses terhadap hasil pembangunan. Jadi intinya, tidak ada provokasi yang diarahkan untuk menggeruduk rumah SBY.

Mari kita dengarkan tanggapan panitia Jambore. Ketua pelaksana Jambore Septian membenarkan peserta Jambore mendatangi kediaman SBY tapi bukan untuk menggeruduk. Mereka mengaku membagikan selebaran sehingga tidak meminta izin dari kepolisian. Setiap mahasiswa yang mengikuti Jambore dibagikan selebaran yang berisi hasil musyawarah yang salah satu poinnya adalah kesepakatan telah terjadi kegaduhan politik di tanah air yang kurang kondusif pasca SBY mengeluarkan cuitan di Twitter yang menimbulkan gejolak di masyarakat. Septian melihat berbagai pihak saling mengadu domba dan memanas-manasi pihak lainnya akibat pernyataan tersebut.

Jelas dong, contohnya banyak kok, salah satunya adalah isu penyadapan yang berdasarkan asumsi SBY sendiri. Karena kondisi tersebut berpotensi memecah belanh bangsa, itulah yang menjadi alasan mahasiswa mendatangi rumah SBY untuk mengingatkan. Mereka ingin mengingatkan SBY agar jangan baper dan sering tersinggung. Negarawan harus memberikan contoh yang baik karena setiap pernyataannya dapat berdampak luas dalam kehidupan masyarakat.

SBY kali ini makin serius dengan kebaperannya. Dia yang prihatin, kita pula yang makin prihatin melihat keprihatinannya. Dan sekarang malah menuduh pihak Istana berada di balik semua ini. Kalau sudah berbicara istana, saya bisa melihat Jokowi kembali ditargetkan. Jokowi mungkin sedang dibidik untuk menjadi kambing hitam atas segala yang telah terjadi mulai dari isu penyadapan hingga penggerudukan rumah. Sebuah strategi yang basi dan tidak akan mempan lagi.

Septian juga mengatakan bahwa aksi ini dipicu karena dukungan terhadap Antasari yang kebetulan juga hadir sebagai pembicara. Antasari kala itu menyiratkan bahwa kasus yang menimpanya hingga menyeretnya ke jeruji besi adalah kriminalisasi. Sabar ya Pak. Semua juga sudah tahu kasus bapak terlihat jelas direkayasa. Antasari adalah korban yang semoga saja dalam waktu dekat biang kerok ini dapat segera diciduk dan diberikan balasan yang setimpal.

Dan satu hal lain yang disampaikan Antasari adalah ada banyak kasus di era SBY yang belum tuntas. Mendengar ini, pantas saja SBY dan Demokrat kelabakan, sampai-sampai bikin pernyataan bahwa Kepala Staf Kepresidenan terkait dengan demonstrasi. Menutupi kepanikan dengan menyerang pihak lain. Rupanya Antasari ada sedikit bernyanyi, bisa jadi ini penyebab SBY makin lama makin tidak jelas reaksinya, terlalu berlebihan dan kekanak-kanakan.

Ada juga yang mengatakan bahwa (menurut rumor yang saya dengar) koordinatornya adalah Adian Napitupulu yang merupakan kader PDIP. Ada juga yang mengatakan Jambore adalah atas inisiasi partai PDIP. Yes, kalau memang begitu, silakan SBY laporkan saja. Kalau mau berurusan, silakan berurusan dengan PDIP. Tapi yang saya tidak duga adalah kenapa harus kait-kaitkan ke Istana atau Jokowi. Isu penyadapan juga begitu, mengaitkan Jokowi dengan meminta Jokowi memberikan penjelasan. Padahal Jokowi tidak ada hubungannya dengan itu. SBY seperti ingin bahkan sudah desperate terhadap Jokowi. Saya yakin Jokowi paling akan berkomentar, “Jadi orang jangan suka ngeluh ya.” Atau begini, “Urusannya dengan situ, kok barangnya digiring ke saya?”

Coba deh flashback kembali ketika Ahok terkena kasus Al-Maidah, Jokowi diseret-seret karena diduga membantu Ahok. Saat isu penyadapan, Jokowi juga diseret-seret. Sekarang isu penggerudukan, pihak istana pun dibawa-bawa. Jokowi lagi ujung-ujungnya. Nanti kira-kira apa lagi ya? Makin dekat Pilkada, makin gila saja situasi. Masih harus bersabar selama 8 hari ini.

@xhardy


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment