Sunday, February 5, 2017

Prabowo Ada Orang Licik dan Pembohong yang maju Pilkada DKI, Siapa itu Pak?

DUNIA HAWA - Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengatakan ada calon yang maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan cara yang licik. Prabowo mengatakan hal itu pada saat berorasi di acara kampanye bersama yang dihadiri oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, di Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (1/2/2017).


Pasangan Anies-Sandi diusung oleh Partai Gerindra dan PKS pada Pilkada DKI 2017.

 “Hati saya risau. Saya risau dengan negara saya sendiri. Saya lihat budaya licik, yang maju orang licik, yang maju orang pintar bohong”,  kata Prabowo di hadapan ratusan anak muda dalam acara tersebut.

Yang Licik siapa Pak Prabowo?


Prabowo tidak menjelaskan lebih lanjut siapa calon yang dia maksud licik dan pintar bohong tersebut.
“Politisi minta ampun deh bohongnya. Gue kapok juga nih. Ini celaka. Kalian jangan jadi generasi seperti itu. Jangan kira maju dengan kebohongan, maju dengan kelicikan, maju dengan kecurangan, maju dengan akal-akalan, kita bisa menjadi negara yang baik, negara yang makmur,” tutur Prabowo.
Sekiranya ada 4 atau 5 pasangan calon gubernur yang bertarung pada pilkada 2017 ini, mungkin saya masih meraba-raba siapa kira-kira  orang yang dimaksud Pak Prabowo. tetapi berhubung hanya ada 3 pasangan calon yang berlaga maka biarkanlah pembacara yang menebak siapa gerangan orang licik itu.

“Sudah terlalu lama mereka (warga Jakarta) menunggu pemimpin yang tegas, cerdas, tapi menyayangi rakyatnya. Bukan pemimpin yang, ya saudara tahu sendiri bagaimana,” ujar SBY.

Mungkin itulah salah satu alasan Mantan Presiden ke enam RI, SBY itu untuk mengusung putranya maju dalam pemilihan gubernur DKI 2017. Suatu langkah berani dari SBY untuk mengusung dan mengorbankan karir militer anaknya demi tujuan “mulia” yaitu DKI butuh pemimpin yang tegas, cerdas, tapi menyayangi rakyatnya. Ditengah karir anak yang masih cemerlang dan usia masih muda SBY harus “mengorbankan” anaknya untuk maju dalam pertarungan pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Demi tujuan mulia itu juga akhirnya SBY harus turun gunung untuk menghantarkan sang putra mahkotanya menjadi Gubernur DKI Jakarta, kalau menang.

Tetapi sangat disayangkan SBY sepertinya tidak memperhitungkan langkahnya mengusung Agus Harimurti. Apakah Agus sudah berpengalaman mengelola dan mempimin satu daerah selama ini?
Apakah kecerdasan dan ketegasan sudah merupakan modal dasar dalam memimpin DKI?
Apakah SBY sudah cerdas dan tegas dalam memimpin Indonesia selama sepuluh tahun?
Sadar atau tidak sadar jelas langkah ini menjadi momentum untuk menyerahkan masa depan Demokrat ke tangan anaknya. Sebab, setelah SBY, belum ada sosok yang bisa menggantikan figurnya di Demokrat. Tentu saja, SBY tak main-main. Ini menyangkut pertaruhan martabat dan marwah.

Pilkada DKI ini juga bersinggungan langsung dengan skema politik Pemilu 2019. Sebab, keduanya adalah satu rangkaian yang tak boleh terputus. Jadi sangatlah masuk akal jika SBY akan menggunakan segala cara untuk memuluskan langkah sang putra mahkota menjadi Gubernur DKI. Inikah kelicikan yang dimaksud oleh Prabowo?

Siapa lagi yang tidak mengenal Ahok disantero negeri ini?
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lahir di Manggar, Bangka Belitung pada 29 Juni 1966. Ahok mulai menjabat sebagai Wakil Gubernur (Wagub) DKI jakarta untuk periode 2012-2017.

Pemimpin yang tidak “santun”  dan bertemperamen tinggi ini memulai karir politiknya menjadi Anggot DPRD Bangka belitung 2004-2009. Berlanjut lagi menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2010 dan menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI Jakarta. Presiden Jokowi mengambil sumpah dan janji Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara Jakarta, Rabu (19/11). Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok kerap kali menuai kritikan karena pernyataan dan kebijakannya yang kontroversial menurut lawan politiknya lohh..

Setelah resmi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada November 2014, tentu Basuki Tjahaja Purnama memiliki wewenang untuk mengambil kebijakan. Kebijakan yang menurutnya untuk kebaikan semua warga Jakarta. Namun kebijakannya itu tidak selalu mulus dijalankan, selalu menuai kontroversi di masyarakat khususnya mereka-mereka yang terganggu kepentingan pribadi dan golongannya.

Pemimpin yang tidak “santun” ini (menurut lawan politik Ahok lohh..) sedikit banyaknya telah membuka mata warga Jakarta, bahwa masih ada pemimpin yang jujur, tulus dan kerja bekerja keras untuk mensejahterakan warganya. Perubahan-perubahan nyata sekrang yang ada di DKI jakarta adalah bukti dari kerja kerasnya untuk membenari Jakarta dari manusia-manusia rakus yang bertopengkan agama dan kesantunan.Inikah yang dimaksud pembohong oleh Prabowo?

Biarlah warga jakarta yang menjadi penentu untuk memilih siapa pemimpin mereka untuk lima tahun kedepan.

#selamatmencoblo

@hebton sidabutar


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment