Wednesday, February 15, 2017

Pilgub DKI Terindikasi Terjadi Banyak “Pembungkaman” Suara Rakyat di TPS

DUNIA HAWA - Doohhhh.. melihat perkembangan keadaan di TPS-TPS Jakarta siang hari ini membuat saya mules gak keruan.


Saya takut membayangkan ketakutan saya jadi nyata, suara rakyat dipermainkan, mereka dipersulit sedemikian rupa dalam memberikan suaranya, menentukan hak pilihnya.

Awalnya pagi hari tadi saya lumayan optimistis, saya percaya KPUD dan semua jajarannya yang bertugas akan jujur dan adil dalam pencoblosan ini, tidak ada rekayasa atau kongkalikong apapun, saya percaya mereka tidak akan curang.

Agak siang, mendekati tengah hari ternyata sudah ada beberapa ketakutan saya yang benar-benar menjadi nyata. Di beberapa tempat banyak warga yang tidak bisa mencoblos, alasannya bermacam-macam, dimulai dari tidak terdaftar di DPT, tidak memiliki surat undangan, juga kehabisan surat suara. Huh!

Padahal sebelumnya Kemendagri sudah mewanti-wanti tiap warga yang ber KTP dipastikan terdaftar di DPT, kalaupun tidak mendapat surat undangan pencoblosan, warga bisa mendatangi TPS dengan membawa KTP dan KK, mereka pasti diterima dan dipersilahkan untuk mencoblos.

Apa lacur, walaupun banyak warga mendapat surat undangan, ketika sampai di TPS mereka tidak bisa mencoblos, alasannya surat suara habis. Kok bisa??

Lalu warga lain yang datang untuk mencoblos dengan membawa KTP dan KK pun tidak diterima, alasannya sama, surat suara sudah habis!

Keliatan banget sengaja mempersulit warga buat memilih, padahal seluruh warga memiliki hak yang sama dalam memilih pemimpinnya, kenapa harus dihalang-halangi?

Bahkan warga Rusun Marunda sampai ricuh lantaran banyak penghuni rusun yang tidak terdaftar di TPS tempat tinggalnya.

“Ini aneh banget, kemarin rumah saya sudah disurvey, dicatat, ditempel satu rumah ada berapa pemilihnya. Lah, ini saya enggak dapat undangan, ini juga nama saya tak terdaftar".

Ujar Ibu Maria penghuni Rusun Marunda Blok B, selain Ibu Maria, ada sekitar 30an penghuni Rusun Marunda lainnya yang terancam tidak bisa memberikan hak suaranya.

“Jadi, kalau begini kita golput? Enggak bisa! Kita warga Jakarta! *warga Rusun Marunda.

Untung saja rakyat sekarang benar-benar melek hak mereka, rakyat juga sudah mulai awas dan pintar, sehingga saat terindikasi adanya kecurangan, mereka segera berteriak lantang. Good job emak-emak.

Selain penghuni rusun, saya membaca banyak penghuni komplek perumahan yang juga tidak bisa mencoblos hari ini, mereka seolah sengaja dibungkam, dihalang-halangi agar tidak memberikan suaranya dengan bermacam alasan murahan.

Warga yang antri untuk mencoblos
Banyak warga yang berdebat dengan petugas TPS, memaksa ingin mencoblos tetapi dipersulit. Padahal banyak dari mereka yang jauh-jauh datang dari luar kota dan luar negeri sengaja pulang ke Jakarta untuk menentukan hak suaranya, mereka bela-belain pulang kampung kenapa dihalang-halangi?

Ada apa sih? Kenapa?? Memang sih.. kebanyakan warga yang dipersulit memberikan hak suaranya terindikasi pemilih Ahok-Djarot, jadi dengan kejadian ini kita melihat jelas ada pihak yang ketakutan banget bakal kalah, mereka sudah kalah sebelum bertanding.

Bahkan seorang warga memberitakan langsung dari tempat kejadian, pemilih Ahok dipersulit, khususnya di TPS 88, 89 Cengkareng.

Dengan alasan surat suara habis, warga 1 komplek tidak bisa mencoblos. Mereka dipaksa pulang, karna gak bisa nyoblos, tapi setelah diselidiki ternyata surat suara masih banyak didalam.

Bayangkan! Warga satu komplek tidak bisa mencoblos.. padahal mereka sudah rela antri panjang berpanas-panasan disiang hari bolong demi mewujudkan Jakarta yang semakin baik, apa daya mereka dipaksa pulang. Dipaksa pulang, loh.. kan gila ya namanya

Berapa banyak suara yang terbuang sia-sia kalau begitu? kok ya jahat banget sih mereka itu? Liciknya, mencurangi kehendak rakyat dengan begitu rupa.

Kejadian ini, warga tidak bisa mencoblos, dihambat dan dihalang-halangi terindikasi terjadi dibanyak tempat di Jakarta.

@indah

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment