Tuesday, January 24, 2017

Pertandingan Dimulai! Megawati Sudah Dilaporkan Atas Penistaan Agama

DUNIA HAWA - Tentunya masih segar dalam ingatan kita di mana Rizieq berencana melaporkan Megawati atas dugaan penistaan agama, lalu meminta mediasi yang kemudian ditolak oleh PDIP. Dan usai diperiksa di Polda Metro Jaya kemarin, Rizieq langsung berorasi di depan ribuan pengikutnya untuk melaporkan para pelaku penistaan agama Islam pada kepolisian di daerah masing-masing.


Rizieq kembali menggelora. Rizieq yang sempat melempem kembali garang dan menunjukkan taringnya. Rizieq mengatakan, tidak peduli apakah pejabat atau pimpinan partai, harus dilaporkan jika memang dinilai menghina Islam. Para penoda agama harus diproses secara hukum dan tak pandang bulu bahkan harus diproses hingga meja hijau (pengadilan).

“Kita lihat bagaimana tegaknya keadilan di Republik ini. Jangan hanya laporan habib ulama diproses sementara laporan kepada pejabat tidak diproses,” kata Rizieq. Awalnya saya pikir Rizieq cukup berani mengatakan itu sambil berorasi. Ini dilakukan dengan cara terang-terangan di depan ribuan massa pendukung. Tak habis pikir bagaimana orang ini selalu tak habis-habisnya membuat manuver sensasi. Tapi setelah dipikir-pikir, Rizieq tidak seberani itu. Mengapa?

Alasannya sederhana, karena dia meminta pengikutnya untuk melaporkan para pelaku penista agama, BUKAN DIRINYA SENDIRI. Kalau suruh-suruh orang melaporkan, sama saja bohong. Kalau memang berani, seharusnya melaporkan sendiri, bukan meminta orang lain yang melakukan. Saya pun bisa kalau begitu, berlindung di balik massa untuk memberikan arahan.

Dan hari ini Megawati dilaporkan ke Bareskrim Polri atas tuduhan penodaan agama, dan dinilai melanggar pasal 156 dan 156a KUHAP. Pelapornya adalah Humas LSM Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama bernama Baharuzaman. Dia mempersoalkan pidato Megawati saat Ultah PDIP pada tanggal 10 Januari lalu.

Baharuzaman mempersoalkan kutipan pidato yang berbunyi, “Para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa ‘self fulfilling prophecy’, para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan apa yang pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, padahal notabene mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya.” Secara spesifik dalam laporannya ke Bareskrim, Baharuzaman mempersoalkan kalimat pemimpin ideologi tertutup sebagai peramal masa depan.

Saya masih belum tahu apakah ini ada hubungannya dengan himbauan Rizieq sebelumnya agar melaporkan siapa pun yang menista agama. Kalau ada hubungan, yah seperti yang saya katakan, Rizieq tidak cukup berani melaporkan sendiri, hanya berani meminta orang melaporkan. Ada satu alasan yang membuat ini masuk akal. Rizieq waktu itu ingin melaporkan Megawati dengan pidato yang itu juga. Sebutan Megawati mengenai peramal masa depan itulah yang diperkarakan Rizieq. Rizieq dan Baharuzaman mempersoalkan spesifik pidato yang sama.

Berarti ada yang tersinggung, yaitu pemimpin dengan ideologi tertutup. Entah siapa dia, saya kurang tahu. Berarti jika itu dipermasalahkan, dengan menggunakan ilmu cucoklogi amatiran yang tak perlu mikir terlalu berat, ada yang merasa dirinya pemimpin dengan ideologi tertutup yang memosisikan dirinya sebagai peramal masa depan. Karena tidak senang, maka dilaporkanlah Megawati.

Kalau pun laporan Baharuzaman tak ada hubungan dengan orasi bimbauan Rizieq, mari kita analisa keanehannya. Saya tidak melihat ada unsur penistaan agamanya. Karena tidak mengungkit agama sama sekali. Di potongan pidato tersebut, Mega menyebut pemimpin menganut ideologi tertutup, bukan ulama, bukan pemuka agama. Tidak juga menyebut ayat atau agama mana pun secara spesifik.

Peramal masa depan? Memangnya itu penistaan agama? Sekali lagi, tidak ada kata agama di situ. Saya bingung apakah pelapor memahami di mana letak penistaannya atau hanya sebagai titik titik. Ini terkesan sangat lucu, melaporkan apa yang tidak jelas. Agama saja tidak disinggung, padahal yang disinggung adalah pemimpin. Pidatonya saja abu-abu nggak jelas, paling nanti kasusnya lenyap seiring berlalunya waktu.

Tapi saya merasa ini hanya lelucon belaka, karena PDIP dari dulu sudah siap pasang badan dan sudah menolak mediasi dengan Rizieq. Artinya PDIP sudah siap berperang. Paling-paling nanti pelapor yang dituntut balik karena membuat laporan tak berdasar. Kita lihat saja nanti bagaimana kelanjutannya dan siapa yang akan mewek dizalimi.

Dan satu lagi. Pembaca percaya kasus Ahok tidak bermuatan politik? Coba tarik benang merahnya dari sebelum 411. Awalnya cuma Ahok, sekarang sudah melebar ke Megawati. Hanya orang yang tidak waras yang bilang kasus ini tidak bermuatan politik terkait pilkada. Sepertinya ini bukan masalah penistaan agama lagi, melainkan ada yang lebih dari ini. Tapi saya malas bespekulasi, nanti saja. Apa pun itu, perseteruan telah dimulai, dan kita akan lihat semakin terang ada apa dengan semua ini karena Megawati pun sudah ikut terseret. Something will happen.

@xhardy


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment