Wednesday, January 25, 2017

Kebohongan Asroi, Saksi Pelapor yang Super ‘Lebay’

DUNIA HAWA - Sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap sidang yang diikuti oleh Basuki atau Ahok sebagai terdakwa selalu menyuguhkan cerita unik, lucu, dan aneh. Begitu juga dengan sidang yang terjadi kemarin. Kabarnya, kemarin ada lima saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU). Tiga orang di antaranya merupakan saksi pelapor dan dua di antaranya merupakan pegawai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.


Dari tiga saksi pelapor, satu di antaranya berhasil menarik perhatian netizen. Dia adalah Muhammad Asroi Saputra (36), asal Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Pria yang disapa Asroi ini ramai diperbincangkan lantaran mengatakan bahwa yang menjadi korban dari ucapan Ahok di Kepulauan Seribu itu adalah umat Muslim sedunia. Perkataannya itu jelas tidak begitu saja diiyakan oleh banyak orang. Tanpa mempertimbangkan alasan yang diberikannya, netizen langsung menuduh bahwa saksi yang satu ini lebay.

Saya sendiri tidak langsung mengatakan bahwa Asroi itu lebay. Saya mencoba mengerti alasan di balik ucapannya itu. Saya berpikir bahwa ucapannya itu berangkat dari logikanya yang sederhana. Dalam persidangan kemarin dia memberi alasan mengenai ucapannya itu. Dia berkata, “Karena umat Muslim bersaudara, Pak. Pasti merasakan hal yang sama. Di belahan bumi mana pun, di mana pun, ketika agamanya dinista, pasti akan merasakan hal yang sama”.

Sepintas, ucapan Asroi ini menyerempet logika yang lurus. Jika dirumuskan akan berbunyi seperti ini: “Semua umat Muslim di seluruh dunia bersaudara. Ahok menistakan agama Islam. Jadi, semua umat Muslim di seluruh dunia merasa dinistakan oleh Ahok”. Sayangnya, logika yang lurus (dikatakan lurus sebab konklusinya diturunkan secara logis dari titik pangkalnya) itu ternyata tidak benar sebab tidak sesuai dengan kenyataan.

Berdasarkan ucapannya itu, tampak sekali bahwa Asroi mencoba melepaskan ucapan Ahok dari konteks yang sebenarnya terjadi. Ia juga lupa bahwa tidak semua orang sepakat mengatakan bahwa Ahok menistakan Islam. Kita tahu bahwa sejak awal kasus ini bergulir sudah ada pro dan kontra di masyarakat. Bahkan, sudah jelas juga bahwa ada satu kata dari ucapan Ahok itu yang sudah dihilangkan oleh Buni Yani.

Asroi menginginkan agar logika yang disuguhkannya bukan hanya lurus tetapi juga benar. Sayangnya, kebenaran itu tidak akan pernah ada sebab sudah langsung terbantahkan oleh pernyataan saksi fakta yang bernama Yuli Hardi. Pria yang merupakan Lurah Pulau Panggang itu hadir pada saat Ahok menyampaikan pidato yang dianggap menistakan agama Islam itu. Menurutnya, tak ada warga Kepulauan Seribu yang protes saat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyinggung surat Al-Maidah ayat 51 dalam sambutannya.

Jika pernyataan yang disampaikan oleh Yuli Hardi ini dibandingkan dengan ucapan yang diutarakan oleh Asroi jelaslah bahwa yang paling mendekati kebenaran adalah pernyataan Yuli Hardi sebab dia ada di tempat itu pada saat kejadian dan dia berbicara berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan.

Dengan demikian, pernyataan Asroi yang mengatakan bahwa ucapan Ahok di Kepulauan Seribu pada September lalu itu melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia jelas telah mengesampingkan umat Islam di Kepulauan Seribu sebagai bagian dari umat Islam sedunia. Padahal, jika dipikir-pikir, jangankan umat Islam di seluruh dunia, umat Islam yang ada di Kepulauan Seribu saja tidak tersinggung dengan perkataan Ahok. Nah, kalau begitu bagaimana kita bisa percaya bahwa umat Islam di seluruh dunia merasa terluka oleh ucapan Ahok? Apa buktinya? Dari situlah, saya akhirnya sepakat dengan para netizen bahwa Asroi ini lebay.

Sepertinya, Asroi ini tidak paham apa sebenarnya yang sedang terjadi. Betul bahwa secara logika apa yang dikatakannya itu sudah lurus tetapi pada saat yang sama juga tidak benar sebab tidak sesuai dengan kenyataan. Oleh karena tidak sesuai dengan kenyataan (bahkan melebih-lebihkan kenyataan yang sebenarnya), maka perkataannya itu pantas disebut lebay.

Padahal, jika kita ingin berbicara soal siapa yang seharusnya tersinggung, maka jelaslah harus dikatakan bahwa umat Islam yang ada di Kepulauan Seribulah yang seharusnya pertama kali merasa tersinggung dengan ucapan Ahok itu, bukan umat Islam di seluruh dunia. Apakah iman umat Islam di Kepulauan Seribu masih kurang seperti yang dikatakan oleh Novel sehingga mereka sampai-sampai tidak menyadari bahwa Ahok sedang menistakan agama mereka? Sekali lagi, saya harus mengatakan bahwa Asroi ini super lebay.

Sebagai orang yang tidak paham hukum, saya hanya bisa bertanya-tanya, apa mungkin Ahok akan dihukum hanya gara-gara kesaksian dari orang-orang yang selama ini memberikan kesaksian berdasarkan logika sendiri dan kesaksian palsu? Apa adil jika Ahok dihukum hanya gara-gara kesaksian dari orang yang lebay semacam itu?

Lagi pula, satu hal yang cukup mengherankan buat saya yakni bagaimana mungkin orang yang sama sekali tidak ada di tempat kejadian dijadikan saksi? Kesaksian macam apa yang bisa dikatakan oleh orang seperti itu jika bukan kesaksian palsu dan kesaksian yang lebay? Maka jangan heran jika selama ini sidang kasus Ahok seperti panggung stand up comedy yang menampilkan cerita-cerita lucu.

Ya, tidak harus sekolah tinggi untuk menilai bahwa kesaksian yang diberikan oleh para saksi pelapor selama ini isinya bohong. Mengapa bohong? Jawabannya sederhana: mereka memberikan kesaksian bukan berdasarkan apa yang mereka lihat di tempat kejadian sebab mereka tidak hadir di tempat kejadian; tetapi mereka memberikan kesaksian berdasarkan ‘kata orang’ dan penafsiran sendiri. Kebohongan mereka semakin nyata ketika orang yang benar-benar ada saat kejadian justru membantah kesaksian yang mereka berikan.

Maka dari itu, sebagai orang yang awam soal hukum, jalan pikiran saya sederhana: mestinya keputusan di pengadilan didasarkan pada fakta yang terjadi di lapangan, bukan berdasarkan ‘menurut si A dan atau menurut si B’. Jika apa yang saya pikirkan itu betul, maka mestinya (berdasarkan kesaksian yang sudah-sudah) nantinya Ahok akan diputuskan bebas. Semoga demikian.

@jufri kano


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment