Monday, January 30, 2017

Hari Ini Ahok Blusukan Ke Kepulauan Seribu, Mpok Sylvi Blusukan Ke Bareskrim Polri

DUNIA HAWA - Hukum karma tak pernah ingkar janji, itu ada benarnya. Entah kebetulan atau tidak, disaat Ahok hari ini blusukan ke Kepulauan Seribu dimana dulu ia dikerjain oleh lawan-lawan politiknya terkait pidatonya mengenai Surat Al Maidah, disaat yang bersamaan hari ini calon wakil Gubernur DKI besutannya koalisi Cikeas justru blusukan ke Bareskrim Polri.


Syilviana Murni dipanggil menghadap Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri terkait kasus korupsi pembangunan Masjid Al-Fauz di kompleks Wali Kota Jakarta Pusat. Dari hasil audit, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ada kelebihan anggaran sebesar Rp 108 juta dari pembangunan Masjid Al Fauz pada 2011. 

Pihak Kepolisian juga menemukan adanya penyimpangan dan kerugian negara akibat ketidaksesuaian spesifikasi saat kontrak awak dan saat Masjid sudah selesai dibangun.

Penyidik Kepolisian telah meningkatkan status kasus ini ke tahap penyidikan. Namun untuk sementara waktu Polisi belum menetapkan tersangka. Semoga hari ini rakyat DKI Jakarta disuguhkan kabar menggembirakan dari Bareskrim apikri.

Tampaknya kutuk dan tulah terus menerus menimpa Istana Cikeas. Masalah demi masalah yang tiada henti dan berkesinambungan selalu bermunculan oleh orang-orang dekat SBY.

Satu per satu orang-orangnya SBY diringkus KPK, mulai dari jaman Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, sampai Patrialis Akbar, mudah-mudahan dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya Syilviana Murni ditetapkan sebagai terangka.

Slogannya SBY, “KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI”, rupanya justru membius dan menyihir orang-orang dekatnya, termasuk besannya, Aulia Pohan, untuk melakukan sebaliknya, yaitu korupsi.

Mayoritas para koruptor dan pelaku kemaruk gratifikasi dalam lingkaran pusaran Cikeas  adalah para kroni-kroninya SBY. Begitulah kalau jadi orang penuh dengan kepalsuan, ibaratnya guru kencing berdiri, murid kencing sambil ngacir.

Lihat saja Hakim Mahkamah Konstitusi, Patrialis Akbar, hakim berjenggot ala khilafah yang pernah menyarankan warga DKI Jakarta jangan pilih pemimpin non muslim, kini ia tampak gagah dengan jaket oranye bertuliskan “TAHANAN KPK”.

Dalam kasusnya mpok Syilvi, Cikeas justru menuding pemerintah mempolitisasi dan mengkriminalisasi kasusnya Syilviana Murni karena menurut mereka si beliau ini adalah calon wakil Gubernur DKI yang bertarung dalam pilkada DKI 2017 ini.

Mereka berangapan bahwa pemanggilan mpok Sylvi itu adalah bentuk kriminalisasi yang semena-mena dari pemerintah. Mereka sangat yakin seyakin-yakinnya Syilviana Murni dikerjain dalam kasus ini dan mereka sangat percaya bahwa Sylviana Murni dikriminalisasi.

Padahal kalau Cikeas dan krooni-kroninya itu mau berbesar hati dan melihat dari susi bukan kaca mata Lebaran Kuda, lihatkah statusnya Ahok. Ia bukan hanya TERSANGKA lagi, akan tetapi juga TERDAKWA. Apakah Ahok teriak-teriak bahwa ia dizolimi, dipolitisasi dan dikriminalisasi?

Pernyataan Ahok yang mengkritik keras politisasi ayat-ayat Al-quran justru dipelintir sedemikian rupa seolah-olah Ahok telah menghina Al-Quran, seolah-olah Ahok telah menista agama Islam.

Padahal jika dicermati dengan seksama, sangat jelas kritik Ahok itu ditujukan kepada para politisi busuk yang gemar jualan ayat Al-Quran demi ambisi politik mereka tercapai, demi menang Pilkada.

Ahok justru hari ini blusukan ke Kepulauan Seribu, termasuk ke pulau Pramuka, pulau dimana dimana Ahok pernah menyampaikan pidato kontroversial pada tanggal 27 September 2016 lalu tentang jangan mau dibohongi oleh para poitisi busuk dengan menggunakan ayat dari Surat Al Maidah Ayat 51.

Apakah Ahok ciut nyalinya? Tentu saja tidak. Justru ketika Ahok tiba di Kepulauan Seribu pada pukul 09.30 pagi tadi, Ahok langsung disambut dengan sambutan yang hangat dan meriah dari warga kepulauan Seribu yang sudah menunggu kedatangan Ahok. Mereka sangat antusias melihat kedatangan Ahok.

Sebagai calon pemimpin, mpok Syilvi harus berjiwa besar dan menghormati proses hukum yang ada, bukan malah sebaliknya menuding yang bukan-bukan terhadap pemerintah dengan embel-embel politisasi dan kriminalisasi segala.

Kura-kura begitu

@argo javirez


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment