Sunday, January 29, 2017

FPI resah, NU dan Pecalang Bersatu Usut Munarman

DUNIA HAWA - Masih ingatkah kita dengan Munarman (Jubir FPI). Dimana dia telah memprovokasi dan menjelekkan para pecalang di Bali yang sangat kental dengan nuansa SARA. “Munarman mengatakan bahwa pecalang di Bali melempar rumah orang muslim, melarang umat muslim sholat Jumat. Ini sama sekali tidak ada dan tidak benar. Ini maksudnya apa. Justru umat muslim yang sedang sholat dijaga pecalang,” ujarnya.


Saat berkunjung ke studio Kompas TV dan memprotes bahwa Kompas TV hanya memberitakan kejelekan FPI sementara di Bali ada pecalang melempar dan melarang umat muslim sholat tidak diberitakan. DIA-MB.

Pada tanggal 16-01-2017 yang lalu juru bicara (Jubir) FPI Munarman sudah dilaporkan oleh puluhan perwakilan dari berbagai elemen masyarakat Bali ke Polda Bali. Bukan FPI mungkin jika tidak menebar kebencian dan menabur sentimen agama dengan berbuah SARA.

Sementara jelas kita ketahui bersama. Bali yang sangat terkenal dengan budaya dan sudah sangat dan teramat sangat hidup penuh dengan toleransi. Banyak pecalang yang menjaga keamanan di sekitar masjid supaya umat Muslim dapat melakukan ibadah dengan nyaman dan baik. Dan ada banyak pecalang juga yang menjaga keamanan gereja agar umat Kristiani beribadah dengan tenang. Apa Munarman mengetahuinya? Munarman tak jauh beda dengan Novel, dimana setiap klarifikasi, perkataan, asumsi, selalu penuh dengan “tipu muslihat”.

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bali mendukung upaya Polda Bali mengusut tuntas kasus dugaan fitnah Munarman terhadap pecalang. Menurut Wakil Ketua PWNU Bali, Samsul Hadi, Munarman harus mempertanggungjawabkan ucapannya.

“NU menyatakan bentuk radikalisme apapun tidak boleh ada di Indonesia,” kata Samsul di kantor PWNU, Denpasar, Bali, Sabtu (28/1/2017).

Saat menyampaikan hal tersebut, Samsul didampingi oleh Ketua GP Anshor Bali Amron Sudarmanto dan Ketua Pagar Nusa Bali Zaimuri. Ia menyatakan sikap NU yang mendukung pemerintah untuk menyikapi tegas situasi yang tidak sesuai konstitusi.

“Menolak keras segala bentuk intoleransi dan radikalisme dengan latar belakang dan alasan apapun. Mari jaga persatuan dan kesatuan bangsa, pererat tali silaturahmi antar komponen masyarakat, karena konflik dan perpecahan hanya akan merusak kehidupan kita,” ujar Samsul.

Ditambahkannya, NU Bali mendukung penuh upaya Polda Bali dalam mengusut tuntas kasus fitnah yang menjerat mantan juru bicara FPI tersebut. Fitnah yang dimaksud adalah perkataan Munarman dalam video berjudul ‘FPI Datangi & Tegur Kompas Terkait Framing Berita Anti Syariat’.

“Mendukung aparat Polda Bali untuk segera melakukan tindakan dan langkah, sesuai dengan prosedur hukum dan perundangan yang berlaku terhadap semua pelaku fitnah dan provokasi yang menimbulkan perpecahan dan konflik SARA,” ucap Samsul.

Samsul melanjutkan, NU sangat menyayangkan pernyataan Munarman bahwa ‘pecalang melarang orang salat Jumat’. Menurutnya, pernyataan itu tidak benar dan cenderung memfitnah dengan tujuan provokasi yang dapat merusak keharmonisan umat beragama di Bali.

“Kepada seluruh umat beragama yang ada di Bali, mari tengadahkan tangan, mohon petunjuk dan berdoa, semoga Indonesia, khususnya Bali, selalu diberi kesejukan dan kedamaian dalam perlindungan, penjagaan dan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa,” imbuh Samsul.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja menyatakan penyidik masih memeriksa sejumlah saksi terkait kasus Munarman. Gelar perkara juga telah dilakukan untuk penyidikan yang utuh sebelum pemanggilan Munarman ke Mapolda Bali.

“Surat panggilan untuk Munarman belum ada. Masih berulangkali gelar perkara untuk mematangkan pemeriksaan saksi-saksi, saksi ahli, JPU dan bersama Mabes Polri yang asistensi ke Polda Bali. Ini sebelum pemanggilan Munarman,” kata Hengky melalui pesan singkat.

NU memang sepatutnya mendukung Polda Bali. NU merupakan organisasi besar di Nusantara. Menurut Said, tingkah laku para petinggi FPI tidak sejalan dengan ciri khas seorang ulama pada umumnya. Seorang ulama, kata dia, dituntut untuk menyebarkan ilmu agama, tanpa menghasut dan tak mudah terpancing emosinya.

“Seorang ulama itu harus taklim menyampaikan pengajian atau ilmu agama. Masa orang ceramah tiap hari menghasut terus, bukan ulama itu. Kalau sekali-kali marah pantas, tapi sesekali aja. Mustinya kan taklim, kalau tiap hari isinya menghasut ya bukan ulama,” Ungkap Said (Ketua NU)

Manusia itu bisa dilihat dari bicaranya, kalau sudah seperti Munarman ini, namanya bukan tokoh agama lagi, jelas bukan. Membuat grass root bisa terpecah belah, sudah suatu keharusan untuk tegakkan proses hukum sesuai dengan aturan yang berlaku, biar tahu kalau mau bicara itu harus dipikirkan dahulu bukan fitnah dan memecah belah.

Keberadaan pecalang Bali selama ini malah memperlihatkan membantu menjaga umat muslim yang sedang beribadah. Bukan seperti yang dikatakan Munarman, yang jelas fitnah. Jero Paksi berharap para pecalang tidak terpancing emosi sehingga melakukan tindakan yang benar disampaikan pentolan FPI tersebut. Seiring waktu berjalan para Tokoh adat dan Pecalang serta tokoh umat muslim melaporkan pentolan FPI Munarman yang dinilai telah menyebar fitnah dan melecehkan keamanan adat Bali yang disebut Pecalang. Dan semua ini mendapat dukungan penuh dari NU yang merupakan garda terdepan untuk melawan semua tindakan ormas yang radikal dan cenderung memecah belah bangsa. Yang mana hal ini menunjukan NU dan Pecalang Bersatu Usut Munarman dan tentunya akan membuat FPI makin resah sekaligus lunglai. Apalagi pemimpin besarnya Rizieq juga akan segera menjadi tersangka seperti yang disampaikan oleh Polda Jabar, dan juga menyusul saksi-saksi pelapor dalam sidang Ahok yang bullshit, yang satu-persatu sudah dilaporkan.

FPI yang selalu sebut mewakili umat Islam dan selalu teriak kriminalisasi ulama, jelas itu semua adalah Hoax, bohong besar dan memang faktanya adalah kebohongan. NU saja yang jelas lebih diakui di Nusantara ini menentang keras setiap tindakan FPI, lihat saja dukungan NU di Surabaya, Kalimantan, dan sekarang di Bali yang justru mendukung Polda untuk usut para pentolan FPI yang senantiasa menyebar fitnah dan kebohongan.

Akhir kata, memang ada baiknya para petinggi FPI melakukan rapat di dalam penjara. Karena setiap kepengurusannya sudah pada dilaporkan dengan beragam kasus yang berbeda. “Selamat menikmati”

@losa terjal


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment