Monday, June 6, 2016

Soal Ahok, Ini Salahnya Pak Jokowi


Dunia Hawa - Bagi kaum Salawi, suatu mazhab yang  mengidentifikasikan segala hal yang sifatnya negatif, baik berupa kegagalan, kekacauan, kesialan, hingga bencana sebagai salahnya Pak Jokowi - adalah tidak sulit untuk menyimpulkan sesuatu peristiwa atau kejadian, terutama yang berkaitan dengan politik dan pemerintahan . Mazhab ini lahir menjelang tampilnya Pak Jokowi di Pilpres 2014, dan masih berlanjut setelah beliau berhasil memenangkan suara rakyat dan terpilih menjadi Presiden RI. 

Dengan ilmu Jonruism, suatu cabang dari ilmu jurnalistik: ilmu,teknik, dan proses yang berkenaan dengan penulisan berita, sosok, artikel dan opini di media massa maupun media online, kaum Salawi bisa dengan leluasa berkreasi. Jonruism didefinisikan sebagai proses mengumpulkan, menulis, menyunting, dan menyebarluaskan berita melalui media massa dengan perspektif Jonru. 

Mazhab Salawi ini dipengaruhi oleh Jonruism, dan berkembang lumayan pesat di kalangan followers dan simpatisan Jonru ketika pertarungan pilpres 2014, dan masih berlanjut hingga sekarang walaupun sudah mengalami grafik penurunan sebagai akibat pergeseran nilai-nilai Jonruism ke urusan jualan sprei.

Berdasarkan pandangan mazhab Salawi, segala hal bisa dikaitkan dengan kesalahan yang dilakukan oleh Pak Jokowi. Misalnya: Saat beliau mendarat di Jeddah, di waktu yang bersamaan crane jatuh di Masjidil Haram, sehingga peristiwa itu merupakan kesalahan Pak Jokowi. 

Ketika proyek infrastruktur sedang gencar-gencarnya dibangun di seluruh pelosok negeri, maka itu juga merupakan kesalahan Pak Jokowi karena nyata-nyata telah melakukan pencitraan supaya bisa terpilih kembali di 2019.

Yang terbaru dan masih hangat ialah, ketika demo panggung rakyat untuk tangkap Ahok gagal dilakukan oleh duo DhaRat di KPK, maka hal tersebut ditengarai sebagai akibat dari kesalahan Pak Jokowi. Andai Pak Jokowi bukan Presiden, maka aksi itu akan berhasil, sehingg bukan trailer yang akan digelandang ke Polda Metro Jaya, tetapi Ahok lah yang akan ditangkap. Demikian kekesalan penganut mazhab Salawi yang mayoritasnya termasuk anggota haters Ahok.

Kembali ke soal Pak Ahok, dimana letak kesalahan Pak Jokowi?

Sebagaimana tuduhan haters, posisi Ahok sebagai gubernur DKI masih aman dari kasus Sumber Waras & Reklamasi karena dibackup oleh Pak Jokowi. Mereka berasumsi bahwa, ada setidaknya dua komisioner KPK yang merupakan "orangnya" Pak Jokowi yang melindungi Ahok, sementara penyidik dan komisioner lain sudah setuju menaikkan kasus Sumber Waras ke tahap penyidikan. 

Peristiwa terbaru menurut haters adalah, adanya deal antar presiden dengan KPK saat di Korea Selatan yang waktunya bersamaan, sehingga Pak Ahok masih tetap aman dan tidak disentuh.

Benarkah tuduhan para haters bahwa Pak Jokowi salah bertindak dalam kasus Pak Ahok?

Sebagai Ahokers, adalah kurang tepat bila langsung menjawab Pak Jokowi tidak salah. Sebagai manusia, tentu selalu ada kemungkinan untuk salah, termasuk Pak Presiden Jokowi yang bisa saja salah dalam kasusnya Pak Ahok.

Namun tentu Ahokers tidak akan melihatnya berdasarkan kaidah-kaidah Jonruism, yang nota bene kurang tepat bila digunakan sebagai pijakan guna menganalisa kesalahan pak Jokowi apalagi kaitannya dengan proses hukum kasus Sumber Waras.

Sebagai contoh, berdasarkan kaidah Jonruism, jika ada anak dibawah umur yang belum memiliki SIM lalu kemudian menggunakan kendaraan di jalan tol menabrak kendaraan lain yang mengakibatkan orang lain meninggal, maka ini merupakan kesalahan Ahok yang melakukan pesta minum beer hingga mabok. Apalagi kemudian Mendagri mencabut perda miras yang sudah pasti akan menimbulkan bertambahnya kasus perkosaan, kasus tabrakan maut, maka bisa dipastikan bahwa ini merupakan kesalahan Pak Jokowi yang tidak segera menegor Mendagri.

Demikian juga, mengapa truck  trailer yang tidak ada salahnya harus digelandang ke Polda Metro Jaya, sementara ada orangtua yang anaknya belum cukup umur mengendarai mobil dan menabrak orang hingga meninggal ternyata tidak diapa-apakan. Ini juga merupakan kesalahan Pak Jokowi karena tidak menginstruksikan Polri menangani kasus ini dengan adil.

Dari contoh di atas, tentu Ahokers akan mengesampingkan ilmu Jonruism untuk mengurai kesalahan Pak Jokowi dalam kaitannya dengan Pak Ahok, karena ilmu Jonruism sifatnya subyektif dan seringkali tidak berpijak kepada substansi persoalan.

Dalam hal Pak Ahok, walaupun sebagai Ahokers namun tetap harus jujur mengakui bahwa ada salah Pak Jokowi dalam kaitannya dengan Pak Ahok. Kesalahan ini dianalisa dengan pendekatan ilmu sejarah dan ilmu politik. Pendekatan dengan kedua bidang ilmu ini akan menjawab kesalahan Pak Jokowi yang menyebabkan kasus Sumber Waras dan Reklamasi bisa terjadi.

Kesalahan pertama dan terbesar Pak Jokowi ialah, beliau tidak berani dan tidak ada usaha untuk memaksa Bu Megawati dan koalisinya untuk mencalonkan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Cawapres mendampinginya di pilpres 2014. Andai Pak Jokowi nekat waktu itu, maka kasus Sumber Waras dan Reklamasi dipastikan tidak akan pernah menyeret nama Pak Ahok karena kedua persoalan itu bukan urusannya.

Kesalahan Pak Jokowi berikutnya ialah, saat beliau sudah terpilih jadi Presiden RI, beliau kurang berani mengangkat Pak Ahok sebagai menteri, mendagri misalnya. Andai Pak Jokowi waktu itu nekat dan berkeras, maka kasus Sumber Waras dan Reklamasi juga dipastikan tidak akan pernah terjadi.

Inilah kejujuran Ahokers untuk mengakui kesalahan Pak Jokowi menyangkut Pak Ahok. Tentu bisa saja ada kesalahan lain, namun itulah yang terlihat signifikan dan kemudian menimbulkan polemik berkepanjangan. Dan sebagai seorang True Ahoker yang sangat yakin bahwa Pak Jokowi akan menebus kesalahannya itu dengan meminta Pak Ahok untuk menjadi wakilnya di Pilpres 2019 yang akan datang.

Memang begitulah semestinya, kesalahan bukan untuk diingat-ingat, tetapi belajar dari kesalahan untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Demikian juga Pak Ahok yang tidak pernah kecewa namun tetap bersabar dan tekun melakukan tugasnya sebagai gubernur DKI sampai tiba waktunya Pak Jokowi menebus kesalahannya, bukan hanya salah terhadap Pak Ahok namun kesalahan beliau kepada seluruh rakyat Indonesia.

[pendeta sederhana/ kompasioner]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment