Friday, April 8, 2016

Panama Pampers


Dunia Hawa - Berapa jumlah nol-nya ketika disebutkan 11 ribu triliun ?

Kalau kata orang betawi, bererot atau berderet2. Jangan kaget, sekian besar itulah potensi uang orang2 Indonesia yang diparkir di luar negeri, di negara tax haven atau negara dgn tarif pajak yg sangat rendah.

Negara tax haven memang surga bagi pemilik uang besar. Mereka bisa menyimpan uangnya tanpa takut dikejar2 pajak, karena data2 mereka aman. Biasanya nama mereka tidak tercantum dalam rekening, karena mereka hanya dikenal dengan nomor saja. 

Jangan bayangkan negara tax haven itu seperti negara Indonesia yang ramai. Istilah negara itu sebenarnya lebih kepada suatu penamaan saja, padahal sejatinya mereka berada di wilayah satu negara. Seperti Labuan yang masuk dalam region Malaysia. Disana sepi, tapi banyak hotel dan ada bandaranya sendiri. Tidak ada mall, malah mirip seperti desa yang modern. Jauh dari keramaian.

Disanalah orang2 kaya yang ingin "menyembunyikan" uangnya pulang dan pergi hanya untuk membuka rekening. Sama seperti di British Virgin Islands, Mauritius, Panama dan banyak lagi. 

Dan Menteri Keuangan mengindikasikan potensi uang yang beredar di "negara2" itu, sebesar total 11 ribu triliun rupiah, jika di hitung sejak parkirnya uang2 disana mulai tahun 1970, dimana 1 dollar masih 2 rebu rupiah. 

Trus mau diapain uang2 itu ? Mau dirampas ? Tentu tidak-lah, karena itu juga bukan uang hasil korupsi, tapi penghindaran pajak yang tinggi. 

Ada 2 opsi yang sekarang di gali dengan cermat. 

Yang pertama adalah mengenakan pajak kepada para pemilik uang. Wah, kalau begitu sudah bukan "heaven" lagi namanya, tapi "hell". Anda bisa bayangkan, uang yg di parkir nilainya triliunan rupiah, padahal itu parkir doang. Nah, kalau uang yg diparkir itu disuruh bayar pajak, bisa bangkrut bandar. Nangis bombay sambil nari2 di tiang2 atau pepohonan. 

Opsi kedua adalah tax amnesty, atau pengampunan pajak. Jadi, ente gak perlu nari di pohon lagi ya, tapi ente tarik duit ente dan bawa ke dalam negeri. Uang itu bisa ditaruh di perbankan nasional yang akan menguatkan pondasi keuangan bank2. Dan dana segar itu akan disalurkan ke proyek2 infratruktur yang skrg sedang dibangun gila2an oleh Jokowi.

Nah, mau pilih mana ? Tetap disimpan diluar tp kena pajak, atau dibawa ke dalam negeri tp disalurkan dlm proyek dimana pemilik dana jg dapat keuntungan ?

11 ribu tiliun rupiah itu sungguh bukan jumlah yang sedikit. Dengan dana itu, Indonesia tidak perlu lagi banyak berhutang keluar negeri, tp mengembangkan potensi sendiri tanpa syarat2 politis yg mengikat yang biasanya diajukan IMF atau World Bank. Dan jika itu bisa terjadi dalam waktu dekat ini, potensi ekonomi Indonesia akan meluncur pesat.

Catat, ini hanya bisa terjadi di masa pemerintahan Jokowi. Jadi jangan terus plonga plongo lalu bertanya berulang2, "Apa yang dilakukan Jokowi ? Apaaa ? Apaaa ?" Cut ! Cut ! Ekspresinya kurang menjiwai. Kamera rolling, kembali plonga plongo ya.. Nah, Action !

Butuh secangkir kopi untuk memahami cerita "panama papers" itu, tapi butuh ber-pampers2 untuk menjalankannya, terutama sediakan pampers untuk mereka yang punya uang di luar negeri dan dipaksa mengambil opsi.

Seruuuuuupuuuuuttt.... Akh ...

[denny siregar]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment