Sunday, October 2, 2016

Manusia Abadi : Padmasambhava


DUNIA HAWA - Beberapa legenda manusia abadi dari berbagai tradisi mistik seperti Nabi Khidir dalam tradisi mistik Islam, Melkisedek dalam Nasrani, Elia dalam tradisi mistik Yahudi, Babaji Nagaraj dalam tradisi kriya yoga Hindu serta Saint Germain dalam spiritualisme New Age. Manusia abadi dalam tradisi mistik Buddhisme Tibet atau aliran Vajrayana / Tantrayana. 

Salah satu “Manusia Abadi” yang dikenal dalam agama Buddha adalah Padmasambava, pendiri aliran Vajrayana atau Tantrayana Tibet. Selain beliau juga ada banyak Bodhisatva (Makhluk Suci) abadi yang lain seperti Dewi Kwan Im, Ksitigarbha, Vajrapani dan lain sebagainya. Disini saya akan sedikit menyampaikan kisah tentang Guru Besar Padmasambava yang hingga kini juga masih menjadi misteri.

Tentang awal kehidupan Padmasambava ada dua versi. Yang pertama konon beliau ditemukan oleh seorang raja sebagai seorang bayi di atas sebuah kuntum teratai di danau Danakosha di utara India (sekarang dikenal sebagai Swat Valley di Asia Selatan atau Pakistan). Sang raja kemudian membawanya pulang dan mengangkatnya sebagai seorang anak. Nama Padmasambhava yang umum dikenal di Tibet adalah Pema Jungney, terjemahan dari bahasa Sansekerta, Padmakara, yang artinya : “berasal dari sekuntum teratai”. 

Versi lain mengatakan dia terlahir pada tahun 475 SM (atau 8 tahun setelah Parinirvana Sang Buddha) sebagai putra Raja Mahusita dari Uddiyana dan diberi nama Danrakshita. Setelah dewasa beliau berkeinginan meninggalkan istana untuk belajar dan mempraktekkan Dharma, akan tetapi orangtuanya tidak memperbolehkannya sehingga ia melakukan perbuatan yang melanggar hukum negara dan dibuang sebagai orang hukuman sehingga akhirnya beliau bisa bebas leluasa untuk belajar Dharma.

Beliau kemudian diupasampada oleh Yang Arya Ananda, salah satu murid utama Sang Buddha pada tanggal 10 bulan 2 penanggalan lunar. Beliau juga mendapatkan abhiseka di bawah pandita Shakyabodhi, dan diberi nama Shakya Senge. Beliau berguru pada banyak guru antara lain : Manjushrimitra, Nagarjuna, Vimalamitra, Vima Nyingthig dan berguru pada Shri Simha selama 25 tahun dan mempelajari Sadhana 9 Tingkat Dzogchen. Padmasambhava menggabungkan semua ilmu itu dan melatih diri dengan keras di Sitavana hanya dengan mengenakan kain kafan. Di Sitavana beliau mendapatkan kesaktian dan pencerahan agung yang sempurna. Beliau kemudian menjadi pemimpin dari 500 pandita besar dan dikenal sebagai Padmasambhava, Sang Putra Teratai.

Kemudian pada tahun 760 M, Raja Trison Detsen, raja ke-38 dari Dinasti Yarlung dan Kaisar pertama Tibet (742-797) yang mengetahui kesaktian luar biasa Padmasambhava lalu mengundangnya ke Tibet. Guru Padmasambhava yang saat itu telah berumur lebih dari 1000 tahun itupun datang ke Tibet. Padmasambhava lebih dulu memberikan penghormatan pada raja, namun begitu memberikan penghormatan, jubah kebesaran sang raja hangus terbakar. Saat itu, semua hadirinpun tahu siapa yang lebih agung. 

Di Tibet, Guru besar ini menaklukkan semua Mara siluman dan Mara sesat di seluruh Tibet dan kemudian mentahbiskan beberapa orang siswa dan menterjemahkan sutra-sutra Tantra ke dalam bahasa Tibet. Padmasambhava berada di Tibet selama 55 tahun. Beliau juga membangun Vihara Samye Gompa dengan wujud seluruh alam semesta, di tengah ada Gunung Semeru, di pinggir ada 4 benua besar, 8 benua kecil, dan 7 laut emas. 

Padmasambhava memiliki 5 orang siswi yaitu : Yeshey Tsogyal, Mandarava, Sakya Devi, Kalasiddhi, dan Tashi. Kelima orang ini adalah Maha Siddha. Selain itu masih ada 15 orang lagi yang juga berhasil mencapai keberhasilan meditasi melalui bimbingannya. Meski demikian metode latihan berpasangan yang diajarkannya (Yab Yum) dari dulu hingga kini masih mengundang kontroversi dan beliau sering difitnah sebagai guru sesat.

Padmasambhava juga mengunjungi banyak negara seperti Nepal, China, Bhutan, dan masih banyak lagi. Beliau mempunyai delapan tempat retreat suci. Beliau dianggap sebagai pendiri pertama aliran Vajrayana atau Tantrayana Tibet, terutama aliran Nyingma. Guru Padmasambhava menggunakan metode ‘persembunyian rahasia’ dan membagikan seluruh pusaka ajaran Dharma beliau ke dalam berbagai tempat persembunyian rahasia seperti di dalam gunung dan bebatuan, di bumi, di danau, di angkasa, dan menunggu untuk dikeluarkan oleh generasi penerus agar ajaran Dharma dapat dibabarkan.

Umur Padmasambava sangat panjang. Terakhir, beliau menunggang kuda langit, 4 Raja Langit menopang kuda langit untuknya, saat naik ke langit beliau mengucapkan : "Semua keserakahan duniawi diputuskan. Lima racun berubah menjadi lima berkah." Kisah tentang manusia yang “terangkat ke sorga” juga bisa kita temui dalam agama Abrahamik (Yahudi, Nasrani, Islam) seperti halnya Nabi Idris/Henokh, Nabi Ilyas/Elia dan Nabi Isa/Yesus. Dalam agama Hindu (disebut Moksa), Tao dan spiritualisme Jawa kisah seperti ini juga bisa kita ditemui.

Padmasambava hingga kini masih terus membabarkan ajaran. Maha Acharya Lu Sheng Yen pendiri aliran Tantra Satya Buddha (True Buddha School) mengaku bahwa beliau masih sering bertemu dengan Padmasambava hingga saat ini meskipun beliau terlahir 2490 tahun yang lalu. Master Choa Kok Sui, guru besar prana dari Filipina juga mengaku mendapat ajaran dari Maha Guru Padmasambava.

[muhammad zazuli]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment