Melati
merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup
menahun. Di Indonesia, salah satu jenis melati dijadikan sebagai simbol
nasional yaitu melati putih (Jasminum sambac) karena
bunganya dikaitkan
dengan berbagai tradisi dari banyak suku di negara ini. Jenis lain yang
juga populer adalah gambir (J. officinale). Di Indonesia nama melati
dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah
untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu China (Aceh),
Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu
(Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura).
PENDAHULUAN
Pemakaian obat tradisional
semakin meningkat akhir-akhir ini dengan melambungnya harga obat kimia
dan adanya program nasional dari pemerintah untuk kembali ke alam,
menggunakan obat asli Indonesia. Obat tradisional menyimpan peluang
bisnis sangat besar karena khasiat tanaman obat telah lama dikenal
masyarakat. Disamping itu, obat tradisional memiliki efek samping yang
rendah dibandingkan obat kimia.
Pengetahuan
tentang tanaman obat bersumber dari pewarisan nenek moyang secara turun
temurun dan terus menerus. Jenis tanaman obat Indonesia ribuan
jumlahnya salah satunya yaitu melati (Jasminum sambac), sering disebut
jasminum. Tanaman melati lebih dikenal sebagai tanaman hias, ternyata
dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Pemanfaatan tanaman melati
dalam pengobatan akhir-akhir ini semakin meningkat dengan menjamurnya
spa di daerah perkotaan. Pengobatan yang ditawarkan oleh spa-spa
tersebut menggunakan obat-obatan alami dan minyak atsiri, yang dikenal
dengan aroma terapi.
Melati
adalah tanaman asli Asia banyak dijumpai di Indonesia, Philipina dan
Asia Tenggara. Di Eropa bunga ini dianggap berasal dari Arab dan dikenal
dengan nama Arabian Jasmine. Tanaman melati berbentuk perdu, mempunyai
tinggi 0,3 – 3 m dan hidup secara liar. Di Jawa tanaman ini telah
dibudidayakan di daerah dataran rendah hingga ketinggian lebih dari 600 m
diatas permukaan laut.
Hampir
seluruh bagian tanaman melati dapat dimanfaatkan, tetapi bunganya
merupakan bagian tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang paling
tinggi. Bunga melati berukuran kecil (diameter sekitar 1 - 2 cm)
berwarna putih, dan beraroma harum semerbak. Minyak atsiri yang berasal
dari bunga melati dapat digunakan untuk pengharum dan obat-obatan.
Potensi dan prospek bunga melati cukup besar dalam agroindustri dengan
penyerapan terbesar saat ini pada indutsri teh,digunakan untuk pengharum
rasa daun teh dan memberi citarasa khas.
CIRI-CIRI MORFOLOGI
Jenis-jenis melati yang terdapat
di Indonesia, yang telah berhasil diinventarisasi oleh Balai Penelitian
Tanaman Hias dapat dikelompokkan dalam Jasminum sambac, asminum
multiforum, dan Jasminum officinale yang dapat dibedakan berdasarkan
karakterisasi tanaman, daun dan bunganya.
Melati merupakan sejenis perdu
memanjat atau menggantung dengan tinggi rata-rata 0,3 – 3 m, pada kebun-
kebun penghasil bunga potong rata-rata tingginya 1 m. Kalau tidak
dipangkas tanaman melati yang sudah besar akan memanjat pada batang
tanaman lain. Tanaman melati banyak ditanam orang di halaman rumah
sebagai tanaman hias. Melati dapat berbunga sepanjang tahun dan dapat
tumbuh subur pada tanah yang gembur pada ketinggian 600 – 800 m di atas
permukaan laut bahkan sampai 1800 m di atas permukaan laut asalkan
mendapat cukup sinar matahari (Soepardi, 1964).
Tanaman
melati berdaun tunggal, berwarna hijau sampai hijau kelabu, helaian
daun berbentuk jorong sampai bundar telur, panjang 5 – 10 cm, lebar 4 – 6
cm, ujungnya runcing, pangkal membulat, tepi rata, tulang daun menyirip
menonjol pada permukaan bawah, permukaan daun mengkilap, tangkai daun
pendek sekitar 5 mm, tersusun berhadapan (Heyne, 1987).
BUDIDAYA
Bercocok tanam
Untuk
memenuhi permintaan akan bunga melati yang terus meningkat maka
diperlukan lahan yang cukup luas dan disertai dengan teknik budidaya
yang mudah dan murah. ibit bermutu yang cepat tumbuh merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan produksi baik kualitas maupun
kuantitasnya.
Tanah yang baik
untuk penanaman melati adalah tanah yang agak kering, dengan sinar
matahari yang cukup dan tidak terlindung, serta fasilitas irigasi yang
cukup.
Melati ditanam dengan
jarak 10 cm, dengan jarak antar baris sekitar 80 cm. Perbanyakan tanaman
dilakukan dengan rundukan atau stek (stek ujung, tengah dan pangkal).
Konsentrasi IBA 100, 150 dan 200 ppm dapat meningkatkan jumlah tunas,
panjang tunas dan jumlah daunJasminum sambac. Sedangkan Jasminum
multiflorum pada konsentrasi IBA 100 ppm, 150 ppm dan rootone mampu
meningkatkan panjang tunas (Wuryaningsing dan Satsiyati, 1995). Stek
ujung dengan perlakuan yang diberikan mempunyai persen hidup yang
tinggi, diikuti oleh stek tengah dan stek pangkal. Perlakuan dengan
menggunakan zat pengatur tumbuh ternyata mampu mendorong hidupnya stek
melati. Konsentrasi IBA yang mempunyai pengaruh efektif berkisar antara
200 - 300 ppm(Soedjono, 1995).
Pemupukan
dan pemberian pestisida yang dilaksanakan petani sangat bervariasi.
Untuk meningkatkan produksi bunga pada umumnya petani memberikan pupuk
urea dan pupuk kandang setiap tiga bulan. Untuk pengendalian hama dan
penyakit mudah ditanggulangi tetapi penyakit bercak kuning pada daun
masih belum dapat ditanggulangi. Ulat hijau merupakan hama yang sering
menyerang sehingga menurunkan produksi bunga. Belum adanya teknik
pembibitan, konsentrasi dan frekuensi pemberian serta macam pupuk yang
tepat menyebabkan budidaya melati sangat bervariasi di beberapa sentra
produksi. Bahkan ada petani yang tidak memberikan pupuk sama sekali.
Stadia
panen bunga melati adalah kuncup penuh menjelang mekar yang dicirikan
dengan derajat warna putih seperti warna bunga yang telah mekar tetapi
kuntum masih keras. Bunga pada stadia tersebut bila dipanen pagi hari,
maka pada waktu malam di hari yang sama akan menjadi mekar dan
menyebarkan aroma harum. Periode setelah panen dan bunga menjadi mekar
sangat pendek dan merupakan kendala pada pengiriman antar kota dan
ekspor. Sebelum pengepakan dan pengangkutan, bunga mendapat perlakuan
pendinginan untuk menurunkan panas yang dihasilkan oleh proses
respirasi, yang selanjutnya mencegah pengembunan uap air pada bunga dan
menurunkan jumlah etilen dalam kemasan. Pendinginan dengan hancuran es
dilakukan oleh pedagang pengumpul bunga melati untuk mendinginkan
rangkaian bunga dalam jarak jauh. Pendinginan diharapkan dapat menjaga
mutu rangkaian, terutama kesegaran dan warna putih melati.
Hama dan penyakit tanaman
Berdasarkan hasil inventarisasi pada
tahun 1994 terhadap hama melati di Pekalongan dan Tegal yang merupakan
pusat tanaman melati diketahui adanya beberapa jenis hama yang mampu
menimbulkan kerusakan berat. Serangan hama yang merusak tanaman melati
adalahHendecasis duplifasciali, Pulpita unionalis, Nausinoe geometralis,
Thripssp, Pseudococcus longispinus, Fusarium sp, Gloesporum sp,
sedangkan penyakit yang banyak dijumpai pestalotion dan rust (cendawan
karat). (Wuryaningsih, S. dan Satsiyati, 1995)
Tingkat
kerusakan oleh P.unionalis di tempat tempat tertentu bahkan dapat
mencapai 80 %. Cara pengendalian yang hanya mengandal- kan pestisida
ternyata tidak memberikan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil
penelitian Maryam dan Purbadi (1997) ekstrak biji sirsak pada tingkat
konsentrasi 10.000 ppm yang disemprotkan pada tanaman melati paling
efektif mengendalikan hama Pulpita unionalis, hal ini terlihat dari
rendahnya populasi hama.
Cendawan-cendawan
yang bersifat patogenik yang menyerang tanaman melati adalahFusarium
sp,Gloesporiumsp, Pestalotia sp dan cendawan penyebab karat.
Penanganan pasca panen
Stadia
panen bunga melati adalah kuncup penuh menjelang mekar yang dicirikan
dengan derajat warna putih seperti warna bunga yang telah mekar tetapi
kuntum masih keras. Bunga pada stadia tersebut bila dipanen pagi hari,
maka pada waktu malam di hari yang sama akan menjadi mekar dan
menyebarkan aroma harum. Periode setelah panen dan bunga menjadi mekar
sangat pendek dan merupakan kendala pada pengiriman antar kota dan
ekspor. Untuk pengiriman jarak dekat bunga dikemas dengan karung jala
plastik sedangkan untuk pengiriman jarak jauh pengemasan dilakukan
dengan menggunakan karung polyethylene.
Sebelum
pengepakan dan pengangkutan,bunga mendapat perlakuan pendinginan untuk
menurunkan panas yang dihasilkan oleh proses respirasi, yang selanjutnya
mencegah pengembunan uap air pada bunga dan menurunkan jumlah etilen
dalam kemasan. Pendinginan dengan hancuran es dilakukan oleh pedagang
pengumpul bunga melati untuk mendinginkan rangkaian bunga dalam jarak
jauh. Pendinginan diharapkan dapat menjaga mutu rangkaian, terutama
kesegaran dan warna putih melati.
MANFAAT
Pemanfaatan secara umum
Jasminum
mempunyai peran yang tak terpisahkan bagi masyarakat Indonesia. Bagian
tumbuhan yang digunakan adalah akar, daun dan bunga (Soepardi, 1964).
Bunganya sangat berperan bagi kehidupan modern maupun tradisional
masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat yang memegang erat adat
istiadat, melati banyak digunakan pada berbagai upacara. Di Indonesia
melati terpilih sebagai bunga unggulan bangsa. Di Philipina bunga melati
dinobatkan sebagai identitas negara. Melati menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam kehidupan rakyat India, Thailand dan Cina. Di Hawai
melati dikenal dari zaman dahulu karena ratu bangsa Hawaii
menyenanginya. Selain sebagai bunga kesayangan dewa juga sebagai tanaman
hias, wewangian, juga sebagai campuran teh di Cina (Sastrapradja dan
Rifai, 1997). Dalam kehidupan modern masyarakat Indonesia banyak
digunakan dalam hiasan dekorasi pada upacara resmi dan jamuan pesta
(Sukendar, 1990).
Minyak atsiri yang berasal dari melati banyak digunakan untuk parfum berkualitas
Pemanfaatan sebagai obat tradisional
Dalam
pengobatan tradisional, bagian tanaman yang biasanya digunakan adalah
akar, daun dan bunga dan bagian batangnya bersifat menyejukan (Zhang et
al., 1995). Hampir seluruh bagian tanaman memiliki khasiat dalam
menyembuhkan berbagai penyakit (Tabel 1) (Thomas, 1993; Heyne, 1987;
Soepardi, 1964).
Pemanfaatan dalam industri
Bunga
merupakan bagian tanaman yang paling tinggi nilai ekonomisnya. Di
Indonesia pemakaian bunga melati dalam jumlah yang besar biasanya
digunakan sebagai pewangi teh (Effendi, K. et al., 1995) untuk
mengurangi rasa asli daun teh. Kebutuhan melati dari pabrik industri teh
wangi berkisar 2 – 6 ton per hari (Wuryaningsih S. dan Satsiyati,
1995). Pabrik teh tidak mampu menyerap seluruh produksi melati pada saat
panen raya. Industri lain yang menggunakan melati sebagai bahan baku
seperti industi minyak wangi jasmine, sabun, cat, tinta, karbol, semir
sepatu, kain dan pestisida. Industri- industri tersebut diharapkan dapat
menyerap dan meningkatkan harga melati. Jenis melati yang mengeluarkan
aroma harum dan banyak dimanfaatkan sebagai pewangi diantaranya adalah
Jasminum sambacdan Jasminum officinale (Wuryaningsih, 1994).
Bunga
melati yang disuling untuk diambil minyak atsirinya banyak digunakan
dalam industri parfum, sabun, kosmetik, farmasi dan penyegar ruangan.
Jenis melati yang digunakan untuk produksi parfum di India adalah
Jasminum auriculatum, Jasminum grandiflorumdan Jasminum sambac (Gupta
and Chandra, 1957). Di Negara- negara Perancis, Mesir dan Monako minyak
melati digunakan sebagai bahan bermutu tinggi (Guenther, 1952).
Pemakaian dalam seni dekorasi
Penggunaan
bunga melati dalam seni dekorasi sangat luas, sebagai bagian dari
sebuah rangkaian, melati tidak hanya memberikan keindahan tetapi juga
menciptakan suasana agung dan khidmat yang berasal dari warna putih dan
keharumannya. Wangi bunga melati memberikan rasa senang dan tenang bagi
yang menghirupnya.
Khasiat/manfaat bagian tanaman melati
Daun :
*Menghentikan ASI yang keluar berlebihan. Sakit Mata (mata merah)
Cara
membuat dan menggunakan --> 1 genggam daun ditumbuk halus ditempel
diseputar buah dada. 1 genggam daun ditumbuk halus ditempel pada dahi,
bila sudah kering diganti yang baru ulangi sampai sembuh
*Demam & sakit kepala
Cara membuat dan menggunakan --> 1 genggam daun diremas-remas dengan air dan airnya digunkan untuk kompres dahi.
*Sesak napas
Cara
membuat dan menggunakan --> 10 lembar daun dan garam secukupnya
direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas
disaring dan diminum 2 kali sehari
Akar dan Batang :
*Demam
Cara membuat dan menggunakan --> akar/batang direbus dengan air
dan diminum
Bunga :
*Radang mata
Cara membuat dan menggunakan --> bunga yang direndam dalam air dan airnya digunakan untuk mencuci mata dan muka
Bunga Melati yang digunakan
untuk rangkaian adalah Jasminum sambac (Soejono, S. dan Dedeh, 1994).
Banyak bentuk rangkaian melati hasil kreasi para perangkai bunga
menghiasi ruangan pesta perkawinan, upacara keagamaan maupun acara resmi
kenegaraan dan upacara peresmian di Indonesia, karena melati merupakan
Puspa Bangsa. Berbagai acara tersebut telah meningkatkan kebutuhan bunga
melati rangkaian (Effendi et al, 1995).
Pemanfaatan sebagai aroma terapi
Permintaan
akan bunga melati akhir-akhir ini semakin meningkat dengan berubahnya
gaya hidup masyarakat perkotaan dan berkembangnya spa. Bunga melati yang
awalnya dimanfaatkan hanya sebagai tanaman obat, kini berkembang jadi
salahsatu komoditas yang dimanfaatkan dalam aroma terapi. Terapi
tersebut dipercaya dapat menghilangkan stress dan menenangkan pikiran.
Penggunaan
melati dalam aroma terapi juga merupakan pengobatan tetapi tidak
menggunakan organ tanaman langsung seperti yang dikemukakan sebelumnya.
Metode penyembuhan aroma therapi memanfaatkan minyak atsiri melati.
Metode tersebut sebenarnya sudah dikenal sejak Perang Dunia I. Ketika
itu banyak serdadu yang terluka jadi sehat kembali setelah menjalani
aroma terapi menggunakan minyak lavender (Guenther, 1952).
Pengobatan
aroma terapi memanfaatkan berbagai minyak atsiri. Penyembuhan dengan
minyak atsiri dalam aroma terapi bisa dengan cara inhalasi atau dihirup,
dimasak atau perendaman tubuh. Aroma melati bisa digunakan untuk
mengatasi pegal linu (Harry, 2000). Aromanya dapat merangsang pengaturan
aliran kelenjar adrenalin dan menenangkan sistem saraf, sehingga
menimbulkan perasan senang, tenang dan dapat menghilangkan shock.
Minyak melati
Species tanaman melati yang
digunakan sebagai sumber minyak melati adalah Jasminum grandiflorum, J.
officinale (di Perancis), J. grandiflorum L (di Italia) serta J.
grandiflorumL, J. auriculatum, J. sambac, J. augustifolium, J.
officinale, dan J. pubescens di India.
Peluang
industri minyak atsiri berbahan baku bunga cukup besar. Minyak melati
merupakan bahan baku parfum berkualitas tinggi. Jumlah kebutuhan minyak
melati murni dunia ialah 4000 kg/th dengan harga mencapai US $5000/kg
(Wuryaningsih, 1995). Harga minyak atsiri melati dipasar internasional
tergolong tinggi yakni sekitar 6.000 US $ per liter atau setara dengan
54 juta rupiah (Purba, 2000). Mahalnya harga minyak melati ini
disebabkan oleh begitu luasnya pemakaian minyak melati dalam industri
sedangkan usaha pengadaan belum dilaksanakan secara intensif. Pada
penyulingan dalam skala mini menghasilkan minyak atsiri tiap kg-nya 0,33
cc (Heyne, 1987).
Minyak melati
diperoleh dari bunga melati dengan cara “enfleurage”, atau ekstraksi
dengan pelarut menguap. Prabawati et al, (2002) menyatakan bahwa minyak
melati yang dihasilkan dari ekstraksi dengan perbandingan bunga dan
pelarut 1 : 2 mengandung komponen minyak atsiri yang tinggi (Tabel 2).
Minyak melati mengandung benzil ester dari asam asetat asam format dan
asam propionat, linalool dan esternya, metil anthranilat, benzil
alkohol, geraniol dan paracrenol. Melati kaca piring (cape jasmin)
mempunyai bau wangi seperti minyak melati.
Komposisi kimia minyak melati
Komponen Jumlah (%)
Benzil asetat 65,0
D linalool 15,5
Linalool asetat 7,5
Benzil alkohol 6,0
Jasmone 3,0
Indole 2,5
Metil anthramilate 0,5
Phenols sedikit sekali
Bunga setelah dipetik tetap hidup secara fisiologis dan memproduksi minyak bunga. Produksi minyak bunga tersebut terhenti bila bunga telah mati dan membusuk. Masalah yang ditemui dalam ekstraksi minyak bunga tersebut adalah bagaimana mendapatkan seluruh minyak yang terkandung dalam bunga.
Bunga yang dipetik dari pukul 6–10 pagi menghasilkan minyak bunga dua kali lebih besar dari sore hari atau 1,5 kali lebih besar jika dipanen pada malam hari. Ekstraksi minyak melati kasar dengan etanol murni, menghasilkan 45 - 53 persen biang parfum melati.
Sumber : http://flucard.blogspot.com
baca juga yang ini :
Budidaya Anthurium
Cara Merawat Tanaman Bunga Angrek
No comments:
Post a Comment