DUNIA HAWA - Gonjang-ganjing antara Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar (AA) memasuki babak baru. Jika selama ini nyaris yang terjadi ‘perang dingin’ diantara keduanya, tetapi hari ini AA mulai terang-terangan menyerang SBY. Tidak tanggung-tanggung, bombardir dari AA di luncurkan telak menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta esok hari.
Jedher……..!!!
Saya nyakin SBY awalnya tidak menduga jika AA akan membombardirnya hari ini, di hari krusial jelang penentuan pilihan putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan kasus lama yang mencuat kembali. SBY pun tidak pernah bermimpi jika AA yang selama ini cenderung diam, pasrah dan menerima kejadian yang menimpanya dengan tidak berdaya, kali ini dengan sangat keras melemparkan tahi ke mukanya.
Betapa tidak, terang-terangan AA minta SBY agar jujur mengenai kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang membuatnya menjadi terpidana. Tanpa sungkan lagi, AA mengatakan bahwa kasus yang menimpanya delapan tahun yang lalu itu merupakan kriminalisasi. Telunjuk AA jelas mengarah kepada SBY yang diduga tahu persis kasus yang menyeretnya merasakan hotel prodeo bertahun-tahun lamanya. Ia dengan tegas minta agar SBY bersikap jujur terhadap kriminalisasi itu dan membuka rahasia kelam aktor yang telah melakukan kriminalisasi terhadapnya.
SBY Kalang Kabut, Semua Jadi Sasaran Amukan
Serangan telak AA tentunya membuat kalang kabut pihak Cikeas yang mengharapkan masa-masa tenang setelah masa kampanye dilalui dengan tenang, terlebih AHY sudah beribadah dan menenangkan diri di Tanah Suci ditemani para ulama yang mendukungnya.
Seperti gaya SBY selama ini, ia-pun segera mengeluarkan jurus andalan, berkeluh kelah di akun twitter-nya @SBYudhoyono, hari ini , Selasa (14/2) dengan mengatakan bahwa pemberian grasi kepada Antasari memiliki motif politik dan bermaksud untuk mendiskreditkannya.
“Yg saya perkirakan terjadi. Nampaknya grasi kpd Antasari punya motif politik & ada misi utk serang & diskreditkan saya,” demikian tulis SBY di akun twitter miliknya.
Kepanikan SBY terlihat dari cuitannya sehingga ia menyalahkan pemberian Grasi yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meski tidak menyebut nama Jokowi, tetapi dengan mengatakan bahwa pemberian grasi bermuatan politik dan untuk menyerangnya, maka secara terang-terangan SBY telah menyalahkan Jokowi dan sekali lagi berusaha menarik Jokowi masuk kumparan Pilkada DKI Jakarta.
SBY juga menduga bahwa AA segaja melancarkan tuduhan fitnah sehari sebelum Pilkada agar AHY kalah dalam Pilkada esok hari. “Tujuan penghancuran nama SBY oleh Antasari & para aktor di belakangnya ~ agar Agus-Sylvi kalah dlm pilkada besok, 15 Feb 2017. *SBY*
Dulu Menabur Angin, Sekarang Saatnya Menuai Badai
Jika memang SBY bersih, dan merasa apa yang disampaikan AA adalah tidak benar dan hanya fitnahan yang segaja dilakukan untuk menjatuhkan kredibilitasnya dan menurunkan elektabilitas AHY, sebenarnya yang bersangkutan tinggal menjelaskan kepada publik tentang kebenaranya yang ia nyakini. Ia juga bisa men-segerakan untuk melaporkan AA dengan tuduhan pencemaran nama baik. Soal penjelasannya nanti berpengaruh atau tidak terhadap suara yang didulang AHY, itu perkara lain. Karena jika warga Jakarta yang telah bulat akan memilih AHY tentu tidak akan mudah berbalik meninggalkannya karena statement dari AA hari ini.
Tetapi andaikan memang ia tahu kriminalisasi terhadap kasus AA, maka akan lebih baik jika yang bersangkutan memberikan klarifikasi dan menjelaskan misteri kasus AA yang sejak awal menimbulkan tanda tanya publik karena adanya beberapa keganjilan.
Andai yang kedua yang menjadi pilihan, tentunya memang pilihan yang pahit. Meskipun tidak mudah dilakukan tetapi itu konsekwensi dari apa yang telah terjadi dimasa lampau manakala kekuasaan ada di genggaman tangan. Sekali lagi jika memang warga Jakarta sejak awal mantap surantap esok hari akan memilih AHY, kemungkinan mereka tidak akan tergoyahkan. Lain halnya kalau selama ini rencana mereka memilih AHY karena pertimbangan titik-titik.
Terakhir, peribahasa ini kiranya pas untuk menjadi pengingat bahwa siapa yang menabur angin maka akan menuai badai. Barangkali ini baru badai kecil, permulaan saja karena akan datang badai yang lebih besar lagi di depan.
No comments:
Post a Comment