Tanaman hias secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu
tanaman taman (landscaped plant) dan tanaman penghias rumah (house
plant).
Di antara jenis tanaman hias yang banyak diminati adalah
Anthurium. Anthurium merupakan tanaman asli dari daerah tropis yang
telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Anthurium adalah tanaman hias tropis, memiliki daya tarik tinggi sebagai
penghias ruangan, karena bentuk daun dan bunganya yang indah, Anthurium
yang berdaun indah adalah asli Indonesia, sedangkan yang untuk bunga potong berasal dari Eropa.
Di Indonesia tidak kurang terdapat 7 jenis anthurium, yaitu Anthurium
cyrstalinum (kuping gajah), Anthurium pedatoradiatum (wali songo),
Anthurium andreanum, Anthurium rafidooa, Anthurium hibridum (lidah
gajah), Anthurium makrolobum dan Anthurium scherzerianum.
Anthurium termasuk keluarga Araceae yang mempunyai perakaran yang
banyak, batang dan daun yang kokoh, serta bunga berbentuk ekor. Tanaman
berdaun indah ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer
semacam aglaonema, philodendron, keladi hias, dan alokasia. Dalam
keluarga araceae, anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium.
Anthurium, salah satu tanaman hias indoor yang memiliki daya tarik
tersendiri karena bentuk daun dan bunganya unik. Ada dua macam
anthurium, yaitu anthurium daun dan anthurium bunga. Anthurium daun
dinikmati karena keindahan daunnya sedangkan anthurium bunga karena keindahan bunganya (Fatihagriculture, 2007).
Di alam anthurium mudah tumbuh pada media batang pepohonan yang telah
membusuk atau tumbuh di pepohonan dan bersifat epifit. Oleh karenanya
pembudidayaan tanaman ini tidaklah sulit.
Akar utama pada tanaman anthurium adalah rimpang (rhizoma) yang memiliki
akar adventif. Morfologi dan sifat akar perlu diketahui agar dapat
menentukan cara budidaya
dan perawatan anthurium secara benar karena akar berfungsi penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Lingga, 2007). Tanaman anthurium
memiliki dua macam bunga yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga
jantan ditandai oleh adanya benangsari, sedangkan bunga betina ditandai
oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan
bunga betina. Dengan menggunkan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan
sampai rata di bagian lendir pada bunga betina (Tabloidgallery, 2007).
Meskipun pembudidayaan
tanaman relatif mudah namun cara pembudidayaan yang baik perlu dikuasai
agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh baik sehingga mampu
menampilkan keindahan yang prima. Berikut ini perawatan standar untuk
anthurium :
Media tanam
Anthurium bisa tumbuh di media tanah merah sekalipun. Tapi akan lebih
baik bila media tanamnya porus, berupa campuran pakis, sekam bakar,
sekam biasa, dan bisa ditambah pasir malang. Kalau akarnya bisa tumbuh
bagus, tanaman juga akan baik. Media tanam dan wadah (pot) wajib
bersirkulasi udara baik. Untuk menghindari jamur yang sering menyerang
anthurium, media tanam direndam dalam larutan antijamur (Fungisida),
sebelum dipakai. Penggantian media dilakukan kalau pot sudah tak mampu
menampung pertumbuhan akar. Caranya, tanaman dipindahkan ke pot lebih
besar berikut medianya, kemudian tambahkan media sampai penuh.
1. Perbanyakan dengan cara generatif (biji)
Tanaman anthurium memiliki 2 macam bunga (Gambar 1) yaitu bunga jantan
dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari,
sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh
dengan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina.
Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata
di bagian lendir pada bunga betina. Sekitar 2 bulan kemudian, bunga yang
dihasilkan sudah masak, di dalamnya terdapat banyak biji anthurium.
Biji-biji tersebut di kupas, dicuci sampai bersih dan diangin-anginkan,
kemudian ditabur pada medium tanah halus. Persemaian ditempatkan pada
kondisi lembab dan selalu disiram.
2. Perbanyakan dengan cara vegetatif (stek)
Ada 2 cara perbanyakan secara vegetatif, yaitu stek batang dan stek mata
tunas. Cara perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas
tanaman (batang) dengan menyertakan 1 – 3 akar, bagian atas tanaman
‘yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah
disiapkan. Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil
satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh
yang telah disiapkan.
Lokasi penempatan
Flora berdaun indah ini tidak menyukai sinar matahari penuh.
Pertumbuhan optimal akan berlangsung di tempat yang relatif teduh. Untuk
mengatur intensitas cahaya bisa menggunakan paranet 65% rangkap dua.
Piranti itu ber!ungsi untuk melindungi tanaman dari sengatan sinar
matahari langsung. Anthurium bisa juga ditempatkan di teras rumah yang
tidak terkena sinar matahari langsung. Disarankan rutin memutar tanaman
supaya pertumbuhan seimbang di setiap sisi.
Pemupukan dan penyiraman
pengaruh pemupukan tidak terlalu dahsyat. Namun pemupukan tetap harus
dilakukan agar anthurium cukup mendapatkan suplai hara. Jatah pupuk
Oecastar diberikannya setiap 3 bulan sekali. Setelah itu bisa diberikan
pupuk berbarengan saat penyiraman, semisal Growmore. Frekuensinya bisa
setiap minggu atau setiap bulan dengan dosis rendah. Setiap minggu
diberikan B1 yang disemprotkan ke daun supaya tetap sehat. Penyiraman
tergantung musim. Saat musim kemarau disiram setiap hari sekali.
Sementara pada musim hujan, tak perlu disiram kalau anthurium sudah
terkena air hujan
Berdasarkan kegunaannya, medium tumbuh dibagi
menjadi 2 macam, yaitu medium tumbuh untuk persemaian dan untuk tanaman
dewasa. Medium tumbuh terdiri dari campuran humus, pupuk kandang dan
pasir kali. Humus atau tanah hutan dan pupuk kandang yang sudah jadi di
ayak dengan ukuran ayakan 1 cm, sedangkan pasir kali di ayak dengan
ukuran ayakan 3 mm.
Humus, pupuk kandang dan pasir kali yang telah di
ayak, dicampur dengan perbandingan 5 : 5 : 2. Untuk persemaian, medium
tumbuh perlu disterilkan dengan cara mengukus selama satu jam.
Untuk menanam bunga anthurium, dapat digunakan pot
tanah, pot plastik atau pot straso. Pot yang paling baik adalah pot
tanah karena memiliki banyak pori-pori yang dapat meresap udara dari
luar pot. Apabila digunakan pot yang masih baru, pot perlu direndam
dalam air selama 10 menit. Bagian bawah pot diberi pecahan genting/pot
yang melengkung, kemudian di atasnya diberi pecahan batu merah setebal
1/4 tinggi pot. Medium tumbuh berupa campuran humus, pupuk kandang dan
pasir kali dimasukkan dalam pot
Setelah tanam, tanaman dipelihara dengan menyiram 1
– 2 kali sehari. Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan
penyakit, dipotong agar tanaman tampak bersih dan menarik. Sebaiknya
tanaman ini dipelihara di tempat teduh karena tanaman tidak tahan sinar
matahari langsung.
sumber : http://budidayanews.blogspot.com
baca juga yang ini :
No comments:
Post a Comment