Saturday, April 1, 2017

Fantastis, Total Dana Sandi Untuk Sosialisasi Plus Kampanye Tembus Rp 100M Lebih


DUNIA HAWA - Sandiaga Uno, calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, menutup semua biaya kampanye dirinya dengan Anies di putaran kedua sebesar Rp13,5 miliar untuk Pilkada DKI Jakarta 2017. Sebagai pengusaha besar, beliau amat royal dan total mengucurkan dana guna melancarkan atau memuluskan ambisinya menjadi penguasa nomor 2 DKI setelah Anies Baswedan. Pasangannya yaitu Anies dengan cerdik tanpa capek dan menguras kantong membuat kursi nomor 1 itu menjadi jauh lebih kecil harganya dan bahkan tak berarti. Anies sebelum menjadi gubernur sudah menjadi paslon yang paling bahagia karena semuanya dimodalin oleh Sandi. Anies jelas happy karena pengeluarannya paling minim dan tidak mengeluarkan apa-apa di putaran kedua selain keluar omongan manis dari mulutnya.

Tidak masalah menjadi nomor 2 tapi bagi Sandiaga keinginan atau mimpinya itu harus diwujudkan dengan segala kemampuan dan sumber dana yang ada. Maka beliau terus melakukan swadana alias swabiaya dengan menguras pundi-pundinya yang ternyata masih tebal itu untuk membantu proses dirinya bersama Anies menapaki singgasana Gubernur dan Wakil Gubernur Baru DKI.

Besaran penggeluaran Sandi untuk dana kampanye putaran kedua kali ini jauh lebih kecil dibanding putaran pertama yang menghabiskan dana sebesar Rp 64,4 miliar. “Sebesar Rp13,5 miliar seluruhnya dialokasikan untuk putaran kedua, semua dari Bang Sandi,” kata Bendahara Umum Tim Kampanye Anies-Sandi, Satrio Dimas Adityo, Kamis (30/3/2017). seperti dilansir oleh Kompas.com. 

Jumlah ini tidak akan mengagetkan karena Sandiaga Uno sudah pernah menghabiskan Rp 29,3 miliar di tahun 2016 untuk sosialisasi selama satu tahun sebelum mendaftarkan diri ke KPU. Meski cukup besar dan menggunakan dana pribadi, Sandi mengaku puas dan Ikhlas. “Jawabannya puas dan Ikhlas,” tegas Sandi di Posko Pemenangan Anies-Sandi di Melawai, Jakarta Selatan, Kamis 13 Oktober 2016.

Sekarang kita coba kalkulasi dari biaya kampanye putaran 1 dan 2 sejumlah Rp 77,9 M ditambah persiapan atau sosialisasi kampanye 2016 lalu Rp 29,3 M maka hasilnya sangat fantastis, Rp 100 M lebih atau tepatnya Rp 107,2 M. Saya sih geleng-geleng kepala. Jumlah dana kampanye Ahok Djarot pun kalah telak. Bahkan dana yang dikeluarkan oleh Agus dan Ibu Sylvi menjadi tidak ada apa-apanya.

Dana kampanye yang sebesar itu bisa segera diusulkan untuk rekor baru MURI. Sandi sudah menciptakan sejarah bahwa betapa mahal dan berharganya kursi seorang Wakil Gubernur. Untuk singgasana nomor 2 Sandi menguras pengeluaran yang teramat mahal mulai dari sosialisasi sampai kampanye.

Sandi membuat demokrasi di khususnya Pilkada ini menjadi paling mahal baik dari segi persiapannya maupun dalam proses kampanye. Langkah yang dilakukan Sandi jelas membenarkan ucapan Ketua MPR bahwa demokrasi yang berlangsung di Indonesia sekarang ini berbiaya mahal dan berpotensi menciptakan kesenjangan sosial serta kemiskinan.

“Demokrasi sekarang mahal, siapa yang dalam pemilu tanpa sponsor dan tanpa modal akan sulit menang, yang maju dalam pemilu tanpa modal tak akan bisa menjadi pemimpin,” katanya di Universitas Islam Assafiyah, Jakarta, Sabtu, seperti dilansir keterangan tertulis MPR (Antaranews). Tapi Zulkifli tetap saja dengan bulat mendukung Anies-Sandi.

Kontras dengan Ahok Djarot, kubu Anies Sandi memposisikan dirinya sebagai kubu yang paling kaya sekaligus santai dalam menggalang dana karena mendapat sponsor tunggal yaitu dari Sandi sendiri. Bahkan terlebih khusus bagi Anies, dia tidak perlua keluar duit, hanya cukup bermodal mulut dan mulut manis saja.

Sponsor dari pihak luar jelas tidak signifikan dibanding dengan dana yang diberikan oleh Sandi. Di satu sisi Sandi menunjukkan totalitasnya dalam berkampanye. Pengorbanan atau lebih tepatnya pengeluaran sudah sangat besar, maka harus terus maju dan maju.

Jadi apakah masih dibilang pelit si Sandi? Jelas tidak. Jadi pertanyaannya bukan soal pelit tapi pertanyaannya adalah, “Sebagai pengusaha, apakah Sandi masih ikhlas dengan jumlah total pengeluaran yang sudah lebih dari  100 M?”. Jika masih ikhlas atau rela, wah kita harus angkat jempol dan memberikan salut setinggi-tingginya. Tapi kembali kepada rakyat sendiri yang akan menilai, apakah pengeluarannya tulus atau tidak.

JIka perjalanan awalnya sebagai penguasa Jakarta sudah bermain uang, atau bermodalkan uang semata, saya tidak yakin pembangunan yang benar-benar bisa terwujud di Jakarta. Hukum dagang tidak pernah berubah, hukum ekonomi tidak bisa dilepaskan dari seorang yang sudah memiliki jiwa dan hati pebisnis.

Sandiaga sendiri tercatat memiliki harta terbanyak dibanding calon lainnya, yaitu mencapai Rp 3.856.763.292.656 (Rp 3,8 triliun) dan 10.347.381 dollar AS. Kekayaan Sandi tidak akan tergoyahkan dengan pengeluaran yang sudah dilakukannya selama ini.

Sandi sendiri memakai bahasa investasi tapi secara bersayap dengan pengeluarannya untuk kampanye. “Luar biasa, saya bersyukur banget bahwa ini investasi untuk lebih mengenal Jakarta, dan saya bersyukur diberikan rejeki yang banyak dan cukup,” kata Sandiaga seperti yang dilansir Kompas.com

Ingat, kata ‘investasi’ yang diucapkannya adalah dalam konteks politik. Bagian dari usahanya untuk bisa eksis sebagai penguasa DKI. Seorang yang berinvestasi pasti akan berharap laba yang besar. Nah, laba apa nih wujudnya yang diharapkan kembali jika dia terpilih?

@ronny d rondonuwu


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment