Sunday, March 5, 2017

Ahok WO, Putaran Kedua Anies Semakin Oke-Oce


DUNIA HAWA - Halo Mas Anies. Assalamualaikum. Selamat pagi, siang, sore, atau malam (terserahlah kapan Mas Anies sempat membaca surat terbuka ini). Pokoknya kita lanjut, ya.

Sabtu (4 Maret 2017) malam, saya mendengar kabar tidak sedap, konon katanya Mas Anies dan Mas Sandi datang terlambat saat KPUD DKI Jakarta akan menggelar rapat pleno di Hotel Borobudur Jakarta yang beragenda penetapan Cagub dan Cawagub putaran kedua.

Saya berharap kabar keterlambatan Mas Anies tidak benar, fitnah dan hoax. Faktanya sebagaimana tersiar di media massa, Mas Anies dan Mas Sandi sedang makan malam bersama dengan jajaran pimpinan KPUD Jakarta di hotel tersebut.

Terlepas berita makan malam Mas Anies dengan Ketua KPUD DKI Jakarta Bapak Sumarno benar atau tidak (maklumlah, Mas, beritanya simpang siur), bagi saya, itu bernilai positif buat Mas Anies demi kemenangan Mas Anies di putaran kedua.

Ingat, Mas, lobi-lobi dengan berbagai pihak, apalagi KPUD, sangat penting. Saya percaya Mas Anies sangat piawai dalam soal beginian.

Bukankah Mas Anies sebelum bergabung dengan Mas Sandi sempat melakukan lobi ke Partai Demokrat dalam rangka maju menuju DKI-1?

Beruntung, Mas Anies gagal maju lewat Demokrat. Andai saja Mas Anies bergabung ke partai itu dan berpasangan dengan Mpok Sylvi, sudah dapat dipastikan suara yang Mas Anies raih ya nggak jauh-jauh dari 17 persen, mungkin malah kurang.

Oleh sebab itu keberadaan Mas Anies di kubu Gerindra dan PKS lalu dipasangkan dengan Mas Sandi benar-benar patut disyukuri. Di barisan ini, segala keperluan buat Mas Anies sudah terpenuhi dan tercukupi. Dana kampanye disediakan Mas Sandi yang sudah kaya raya selagi muda sebagai pengusaha.

Coba kurang apa lagi? Massa pun sudah tersaji dan siap digunakan kapan saja, baik untuk berdemo membela agama atau sekadar bersorak-sorak dan berteriak-teriak saat Cagub sebelah yang terkena fitnah menista agama disidang.

Mas Anies jangan lupakan mereka ya di putaran kedua, terutama itu lho imam besar kita. Diakui atau tidak, imam besar kita luar biasa setianya kepada Mas Anies. Mas Anies juga masih setia dan terus merapat ke Beliau, kan?

Memasuki putaran kedua, Mas Anies memang dapat banyak berkah. Hebat! Karena itu bersyukurlah. Saya mendengar kabar, keluarga penguasa Orde Baru mendukung Mas Anies.

Saya percaya, dukungan itu mengalir begitu mudahnya, juga berkat kepiawaian Mas Anies dalam melakukan lobi, padahal menghidupkan kembali Orde Baru nggak gampang lho?

Karena itu saya memberikan apresiasi kepada EO Mas Anies yang dengan kekuatan dan sokongan pendukung Mas Anies akan menggelar peringatan Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) pada taggal 11 Maret besok. Asyik! Imam besar kita juga akan berbicara dan berdoa dalam acara tersebut. Jadi nggak sabar nih 11 Maret segera tiba.

Mas Anies tidak perlu dengarkan suara sumbang dari kubu sebelah. Tutup saja telinga dan hati Mas Anies jika ada yang mengatakan bahwa realisasi atas Supersemar yang dikeluarkan Bung Karno pada saat itu telah diselewengkan. Nggak tahu saya oleh siapa?

Mas Anies tidak perlu terlalu serius ikut-ikutan memikirkan masa lalu. Yang penting bagaimana Mas Anies memikirkan masa depan, setidaknya buat warga Jakarta, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan program pembangunan rumah buat warga tidak mampu di Jakarta yang tanpa DP dan nol rupiah. Juga program “Oke-Oce” yang pasti ditunggu-tunggu warga DKI. Segera wujudkan warga Jakarta yang bahagia, sejahtera lahir dan batin.

Jika tidak ada halangan, Selasa besok (7 Maret) masa kampanye putaran kedua sudah dimulai lagi. Asyik, Ahok dan Djarot harus cuti lagi, sehingga mereka tidak bisa lagi meresmikan proyek-proyek kota Jakarta yang telah selesai mereka  bangun.

Manfaatkanlah waktu kampanye dengan baik. Jangan segan-segan masuk keluar kampung. Nggak tahu ini dosa atau tidak, berharaplah hujan deras mengguyur Jakarta dan terjadi banjir.

Segeralah turun ke lapangan meskipun banjirnya datang di malam hari atau subuh. Jangan lupa bertanyalah kepada warga dengan kata-kata kunci “Ahok sudah pernah datang ke kampung ini nggak?” Pertanyaan ini ampuh, lho Mas dalam rangka menggerus suara Cagub sebelah.

Ke lapangan di saat hujan, jika perlu Mas Anies nggak usah pakai payung agar terkesan lebih dramatis. Terjang itu genangan air berlumpur dan berbau. Gatal-gatal sedikit nggak apalah.

Oh, ya, jangan lupa undang wartawan televisi, khususnya televisi yang jelas-jelas memihak ke Mas Anies. Kalau perlu lobi pemimpin redaksi dan bos besarnya agar bisa siaran langsung. Ingat, Mas, pencitraan itu penting.

Dalam masa kampanye, jangan lupa lobi terus sahabat Mas Anies, yaitu imam besar kita, khususnya di saat-saat mendesak, sehingga sewaktu-waktu bisa menurunkan pasukan ke lapangan. Ibarat taksi, tarifnya masih tarif bawah, kan?

Jangan lupa minta pasukan media sosial untuk mengimbau umat agar taat beragama dan menjauhkan diri dari perbuatan munafik, lalu salah pilih pelayan mereka untuk periode 2017-2022.

Mas Anies harus tetap sadar bahwa kalau Mas Anies adu program dengan Cagub sebelah pasti kalah. Tak ada cara lain, sentimen …. (Mas Anies tahu sendirilah?) harus terus digembar-gemborkan. Kalau Mas Anies nggak tega, soal beginian, bisa kita serahkan ke imam besar selagi kasus-kasus kriminalnya belum ditindaklanjuti polisi.

Semoga dalam waktu dekat ini, imam besar kita bisa bertemu dengan raja di Bali, dan eh, siapa tahu dapat restu, terutama seruan soal itu lho perjenazahan. Iman kaum bumi datar harus kita bangkitkan.

Aduh, maaf Mas, kok jadi ngelantur begini, ya? Kita kembali ke rapat pleno KPUD Jakarta yang simpang siur itu deh sebelum saya akhiri surat ini.

Sebagaimana diberitakan banyak media, Cagub dan Cawagub sebelah akhirnya walk out (WO) tidak ikut rapat pleno. Walah, begitu saja kok sudah mutung?

Saya salut dengan Mas Sandi yang minta agar kasus itu jangan diperpanjang. Di salah satu media online, saya membaca Mas Sandi ngomong seperti ini: “Mungkin saja Pak Basuki ada janji yang lebih penting, kami hargai dia karena ada kebutuhan yang lebih mendesak. Mungkin ada janji dengan investor yang bisa menanamkan puluhan triliun untuk pembangunan Jakarta yang berdampak pada warga masyarakat, membangun infrastruktur atau apa, itu harus kita maklumi”.

Hebat juga sindiran Mas Sandi. Tapi di luar sindiran itu, yang lebih membuat saya salut, Mas Sandi tetap optimistis menyambut kemenangan di putaran kedua. Paling tidak 57 persen suara warga Jakarta bakal Mas Anies rebut.

Indikatornya apa? Mas Sandi bilang semakin banyak yang mengikuti dirinya ketika berlari di pagi hari. Angka 57 persen itu, setidaknya menurut Mas Sandi, membuktikan bahwa warga Jakarta menginginkan kehadiran gubernur baru.

Wow! Apalagi jika program “Oke Oce” dan beli rumah tanpa DP terealisasi. Lebih afdol lagi jika Mas Anies melanjutkan program Ahok-Djarot. Ngapain pilih gubernur lama? Begitu, kan Mas?

Selamat mamasuki putaran kedua. Semoga hasil “oke oce” kelak, dananya bisa dikapitalisasi untuk memberikan subsidi silang bagi pembelian rumah tanpa DP. OK? Mantap!


@gantyo koesprodon

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment