Monday, February 13, 2017

Surat Terbuka Untuk Basuki Tjahaja Purnama


DUNIA HAWA

Yang terkasih Pak Ahok.

Tak pernah terpikir olehku saat ingin mengabdi pada Ibu Pertiwi kau harus babak belur seperti ini hanya karena statusmu sebagai orang Kristen dan WNI keturunan Cina.

“Mereka” dengan sadar melupakan bahwa tiap orang punya hak yang sama untuk memeluk 1 agama dari 5 agama dan 1 kepercayaan yang diakui secara sah di negeri ini.

“Mereka” juga dengan sengaja melupakan bahwa kau diciptakan Tuhan, lahir dan besar di bumi Indonesia.

Dengan segala macam cara “mereka” hendak menjatuhkanmu. Dengan segala macam cara pula “mereka” tak berkedip menunggu kesalahan demi kesalahan yang kau perbuat. Seakan-akan “mereka” tak ingat lagi bahwa yang namanya manusia pasti selalu punya sisi kekurangan dan kelebihan.

Yang “mereka” tau dirimu tidak sama dengan “mereka” dan itu berarti haram dan layak untuk dihancurkan.

Namun rumus itu mendadak tidak berlaku lagi buat orang-orang yang dianggap sama dengan “mereka”. Asalkan sama, sekalipun ada kekurangan pasti akan dimaklumi dan bisa diterima dengan senang hati sekalipun kekurangan itu jauh lebih besar dari kekurangan yang kau miliki . Keadaan inilah yang sedang kau alami saat ini Pak Ahok.

Akupun jadi berpikir, tegakah aku mendorong anak-anakku nanti untuk bercita-cita dan berprestasi menjadi pejabat di negeri ini seperti dirimu. TIDAK!!!! Aku takkan pernah tega melakukan itu. Toh suatu saat nanti anak-anakku juga akan dijegal dan dihantam dengan hal yang sama seperti yang kau alami saat ini.

“Seorang Muslim tidak boleh memilih pemimpin non Muslim”. Dan akupun tak heran jika penafsiran seperti itu akan terus dilanjutkan suatu saat menjadi “Seorang Pribumi tidak boleh memilih pemimpin non Pribumi”. Padahal sebetulnya sekalipun mata kita minimalis dan kulit kita putih, kitapun sudah diakui secara sah oleh negara sebagai Pribumi yang sama-sama lahir dan besar di Indonesia. Kitapun cinta Indonesia sama seperti “mereka”.

Apa daya “mereka” tak pernah mau melihat kesamaan yang ada dalam hati ini tentang kecintaan pada negeri. Yang terlihat dimata “mereka” hanyalah perbedaan dan kekurangan yang melekat dalam diri ini.

Akankah kau menyerah Pak Ahok???
Apakah aku harus mendorong dan mendoakan anak-anakku kelak untuk menjadi pedagang atau pengusaha saja??? Sementara mereka sesungguhnya juga ingin membantu membangun Indonesia sebagai pegawai negeri.

Karena ternyata sebagai pedagang dan pengusaha keadaannyapun tak jauh berbeda. Di dunia dagang dan usahapun kita tetap dibenci oleh “mereka”. Pandangan dan anggapan sinis bahwa kita adalah perampok yang mencari keuntungan dan kesenangan pribadi di negeri ini sudah bisa aku lihat dengan mata kepalaku sendiri sejak jaman kakek nenek dan ayah ibuku bekerja susah payah banting tulang menghidupi keluarganya.

Akupun sudah tak tau lagi dijaman apa sebenarnya aku sedang hidup sekarang ini. Akupun tak tahu harus mendukung masa depan anak-anakku menjadi apa di negeri yang sibuk membenci saudara sebangsanya sendiri hanya karena perbedaan.

Tidak ada jalan keluar bagi kita Pak Ahok. Maju kena, mundurpun kena. Keatas, kebawah, kesampingpun kena. Kemanapun kita melangkah akan selalu kena. Harus bagaimana lagi kita Pak Ahok???

Hingga pada 1 titik aku menyadari betapa bodohnya aku. Aku lupa kalau kita punya TUHAN. Tuhan yang Maha Besar Pencipta langit dan bumi beserta dengan segala isinya. Tuhan yang menciptakan kau, aku dan kita semua lengkap dengan segala perbedaannya. Lengkap pula dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Aku lupa bahwa DIAlah Alfa dan Omega. Yang Awal dan Yang Akhir.

Segala kuasa ada ditanganNYA. Jika DIA yang membuka pintu, maka tak ada satupun dapat menutupnya. Jika DIA yang mengangkat, maka tak ada satupun yang dapat menjatuhkannya. Terpujilah Tuhan.

Atas dasar itulah semangatku timbul kembali untuk terus menjalani hidup di negeri yang rasis dan diskriminatif ini. Akupun ikhlas membesarkan anak-anakku dan melihat mereka tumbuh menjalani hidup sesuai dengan kehendak yang Tuhan rancangkan untuk mereka masing-masing. Yang terjadi terjadilah…….. Yang aku tahu hanya 1. Tuhan itu baik!!! Segala apa yang telah dan sedang DIA perbuat untuk kita adalah baik adanya. Sedikitpun aku tak meragukan kasihNYA.

Tetaplah bersemangat Pak Ahok. Tuhan tau apa yg terbaik untuk dirimu. Jika DIA mengijinkanmu menjadi Gubernur DKI maka terjadilah. Jika tidak, Tuhanpun akan menyiapkan jalan lain untukmu. Dan itu semua baik adanya. Amin.

Sebagai penutup, aku akan menuliskan sebuah lagu yang sangat memberkati hidupku. Semoga syair lagu ini juga bisa menjadi berkat buatmu dan semua orang yang membacanya.

TUNDUK


Jalan yang ku tempuh mendekat Allahku.
Walau mungkin penuh berbatu.
Jalan yang ku tempuh bukan pilihanku.
Namun itu terbaik buatku.

Salib yang kutanggung bila kehendakNya.
Ku mau tanggung dengan rela.
Sebab DIA yang tentukan, aku dibebankan.
Kulakukan bagi DIA.

Ku tunduk padaMU, pada kehendakMU.
Sebab KAU yang memilikiku.
Jiwaku terangkat bila ku berserah.
Sepenuh padaMU. Tuhan.

Apa yang kelak jadi, kemana ku pergi.
Tuhanlah yang tentukan hidupku.
Siapakah aku ini, mau jalan sendiri.
Bukankah aku milikMU.

Aku akan selalu mendoakanmu Pak Ahok.

@jemima mulyandari



Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment