Saturday, February 18, 2017

Mengapa Non-Muslim Memilih Ahok?

DUNIA HAWA - Belakangan beberapa orang menyebarkan isu bahwa gereja-gereja memerintahkan umatnya untuk memilih Ahok di Pilkada DKI. Kalau ditanya buktinya, mereka akan menunjukkan hasil pemungutan suara di daerah kantong-kantong non-Muslim yang hampir seluruhnya memilih Basuki-Djarot.

Dengan alasan tersebut, mereka berargumen bahwa wajar kalau umat Muslim menyerukan untuk memilih pemimpin yang seiman karena umat agama lainnya juga melakukan hal yang sama.


Sekilas argumen tersebut terdengar masuk akal dan sangat fair, tapi benarkah demikian?

Mengapa di pemukiman non-Muslim suara untuk paslon nomor 2 sangat dominan?

Sebenarnya alasannya sangat sederhana kalau kita mau jujur: karena mereka dapat melihat kinerja Ahok dengan lebih obyektif. Jangan lupa, non-Muslim tidak hanya orang Kristen (yanng seagama dengan Ahok), ada juga Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu dan penganut kepercayaan lainnya.

Mereka belum tentu seagama dengan Ahok, tapi mayoritas dari mereka akan memilih nomor 2 karena tidak ada sentimen keagamaan yang mengarahkan pilihan mereka.

Hal ini berlaku juga untuk umat Islam yang tidak menganggap memilih pemimpin non-Muslim sebagai suatu masalah, mereka akan lebih jernih dalam menentukan pilihan.

Terbukti dari berbagai survei, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Ahok-Djarot berada di angka yang sangat tinggi, lebih dari 70%. Angka ini bisa jadi lebih tinggi karena sebagian orang yang membenci Ahok dengan alasan berbeda agama akan cenderung enggan mengakui kinerjanya. 

Artinya  jika performa kinerja menjadi satu-satunya tolak ukur, paslon nomor 2 akan auto-win, alias menang mudah dengan suara tidak jauh dari 70%.

Jujur saja, pasti Anda sering mendengar teman yang berkata seperti ini: "Andai Ahok masuk Islam, pasti gue coblos." Bahkan Habib Rizieq dalam suatu ceramahnya mempersilakan Ahok menjadi gubernur jika ia masuk Islam.

Coba saja Anda klarifikasi langsung ke teman Anda yang Kristen, apakah pernah pendetanya memerintahkan untuk mencoblos Ahok. PGI sendiri sudah menyatakan tidak segan-segan untuk memberi peringatan keras kepada gereja yang berpolitik praktis.

Jika non-Muslim memilih Ahok, itu karena mereka semata-mata melihat bukti yang sudah ada dan nyata. Jika Anda tidak percaya, tanyakan kepada mereka siapa yang akan mereka pilih jika Jokowi dan Hari Tanoe bertarung di Pilpres, Anda akan segera paham.

Ahok sendiri dalam beberapa kesempatan juga memperingatkan umat Kristen supaya tidak memilihnya hanya karena seagama.

“Saya juga bilang sama orang gereja saya, kalau kalian memilih saya karena Kristen, bodoh kalian. Kenapa? Kalau saya korup, kalau saya tidak betul, akan mempermalukan nama gereja dan nama Kristen, harusnya kalian milih saya karena nilai saya, kepercayaan yang saya anut, program dan karakter saya. Itu yang penting,” kata Ahok di Jakarta, hari Senin (9/5). 

Tapi saya juga tidak mau menutup mata, sebagian orang memang tidak memilih Ahok karena tidak suka dengan kebijakannya atau karena mulut kasarnya. Namun berapa banyak yang murni beralasan demikian? Berapa banyak yang ikut-ikutan beralasan demikian karena malu disebut diskriminatif?

Saya menghargai rekan-rekan muslim yang tidak memilih Ahok karena alasan berbeda agama. Silahkan jika memang itu yang Anda yakini, tetapi jangan paksa umat lain berpikiran serupa.


@dhani pangestu


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment