Saturday, February 18, 2017

Analisis Pilkada DKI Putaran 2

DUNIA HAWA - Pilkada putaran pertama telah selesai. Putaran ini menghasilkan dua pemenang yaitu Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Walaupun menang tetapi mereka belum bisa mendeclare kemenangan mereka secara mutlak karena masih kurang dari angka yang ditetapkan yaitu 50 + 1.

Putaran 2 (dua) tinggal menyisahkan 2 (dua) petarung yang akan berusaha merebut hati warga Jakarta. Anies-Sandi yang didukung oleh Gerinda dan PKS serta jangan dilupakan adalah FPI-nya. Ahok-Djarot didukung oleh PDI Perjuangan, Nasdem, Golkar, Hanura serta jangan juga dilupakan adalah Teman Ahok.


Sehari pasca pengumuman quick count, Anies langsung bergerilya menarik simpatisan Agus-Sylvi tanpa berkoordinasi lebih dahulu dengan Timses Agus-Sylvi. Ini menunjukkan adanya ketakutan akan kegagalan untuk membendung Ahok-Djarot.

Menarik melihat warga Jakarta saat ini. Anies yang terlalu jumawa bahwa mereka pasti memenangkan Pilkada DKI dengan semboyan mereka Jakarta butuh Gubernur baru. Klaim seperti ini persis sama ketika Prabowo menyatakan bahwa merekalah yang memenangkan Pilpres 2014.

Kemana Suara Agus-Sylvi ?


Agus-Slyvi yang didukung oleh PPP, PKB, PAN dan dimotori oleh Partai Demokrat. Suara PAN sudah pasti akan berpindah ke Paslon 3. Suka atau tidak suka kepada Paslon 3 (tiga) mereka akan tetap memilihnya, alasanya cukup 1 (satu) yaitu asal bukan Ahok.

Bagaimana dengna PKB dan PPP ? Sulit menyatakan bahwa kedua Partai ini akan merapat ke Paslon 3. Alasannya ada PKB merupakan Partai Nasionalis yang mempunyai kedekatan dengan PDI Perjuangan, apalagi saat ini PKB merupakan salah satu Partai pendukung pemerintah. PPP juga merupakan Partai pendukung pemerintah juga pada saat ini. Ditambah adanya perpecahan ditubuh PPP. Setengah Partai PPP mendukung Ahok-Djarot dan setengahnya lagi mendukung Agus-Sylvi.

Setelah Agus-Sylvi kalah dalam putaran pertama, sudah saatnya menyatukan PPP ke Paslon 2. Bisa dipastikan warga PPP sangat tidak menginginkan adanya perpecahan dalam partai mereka.

Pemilih Jakarta


Walaupun ditempa berbagai isu miring dan black campaign black yang dilakukan oleh Paslon 1 dan Paslon 3 tetapi Ahok-Djarot tetap berdiri tegak untuk membela rakyat Jakarta. Hal ini tampak kemenangan pertama Paslon 2 pada putaran pertama. Bila dianalisis dengan semua serangan itu seharusnya Ahok-Djarot sudah padam, sudah mati tetapi kenyataannya rakyat Jakarta masih menginginkan mereka menjadi Pemimpin di Jakarta. Mereka masih mempercayai bahwa hanya Ahok-Djarotlah jawaban terhadap permasalahan yang cukup rumit di Jakarta saat ini.

Melihat hasil perhitungan putaran satu kemarin, kita bisa menganalisis bahwa rakyat Jakarta memilih secara rasional bukan karena faktor agamanya apalagi karena pecinya. Apa yang sudah diperbuat oleh Ahok-Djarot tidak bisa ditutupi lagi, bahwa kemajuan yang ada di Jakarta bisa dikatakan oleh karena adanya sinergi antara Ahok sebagai gubernur dan Jokowi sebagai Presiden.

Melihat peta pertarungan putaran kedua, saya cukup yakin bahwa Ahok-Djarot yang akan memenangkan Pilkada Jakarta tahun 2017. Kendala utama untuk memenangkan Ahok-Djarot menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta adalah belum selesainya kasus mengenai dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok.

Belum selesainya kasus ini, membuat dilema para pemilih Ahok yang beragama Islam. Sebenarnya dihati kecil mereka mengakui kinerja Ahok-Djarot tetapi dilain sisi masih terdapat kebimbangan apakah Ahok benar atau tidak menista agama yang dianut oleh mereka ? Celah ini yang dimanfaatkan oleh Paslon 3 untuk menegaskan bahwa masih ada mereka sebagai alternatif walaupun belum ada bukti nyata dari kerja mereka.

Paslon 3 (tiga) yang nyata-nyata sudah menyatakan sumpah matinya kepada Rizieg Syihab telah dibutakan akal sehatnya, sehingga Paslon 3 (tiga) harus menggunakan kendaraan FPI untuk memenangkan hati pemilih Muslim yang bimbang tadi. FPI juga sangat menginginkan Paslon 3 untuk memenangkan Pilkada DKI tahun ini. Alasannya cukup jelas yakni memaksakan adanya hukum Syariah di DKI Jakarta.

Kemana Teman Ahok ?


Tenang, sebenarnya Paslon 2 (dua) sudah memprediksi bahwa akan ada putaran kedua sehingga Paslon 2 (dua) belum mengeluarkan senjata mereka secara total. Paslon 2(dua) saat ini lagi menerapkan art of war. Strategi ini bergerak secara diam. Teman Ahok bergerak secara diam-diam menyakinkan warga Jakarta kenapa harus Ahok yang menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Teman Ahok yang bergerak dan menyakinkan warga Jakarta secara rasional melawan FPI yang bergerak dengan bersorban dan memaksakan wajib hukumnya untuk memilih pemimpin Muslim.

Melihat pergerakkan yang dilakukan oleh Teman Ahok bukan tidak mungkin pemilih muda akan bergerak secara bersama-sama untuk memilih Ahok-Djarot. Inilah yang coba saya sampaikan bahwa walaupun Paslon 3 terlalu jumawa mereka yang akan memenangkan Pilkada DKI Jakarta tetapi Pemimpin sebenarnya di DKI Jakarta akhirnya adalah Ahok-Djarot.

Salam kemenangan…

@nixon marpaung


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment