Saturday, January 28, 2017

Visi - Misi versus Mimpi

DUNIA HAWA - Dari visi misi Paslon nomor satu, saking panjangnya dan penuh dengan kata-kata indah, harapan dan disertai oleh bahasa vikinisasi, membuat saya lupa apa yang dikatakan karena tidak menyentuh permasalahan, yang saya ingat hanyalah kata membuat Jakarta seperti yang diidam-idamkan warga Jakarta.


Dari kata diidam-idamkan, menurut saya itu sama saja dengan memberikan harapan saja, tetapi tidak tahu untuk mewujudkan idaman itu spesifiknya harus melakukan apa. Dan perlu digaris bawahi, setiap manusia memiliki idaman yang berbeda-beda dan tentu saja sesuai dengan selera masing-masing, keinginan masing-masing, dan perlu diketahui juga, bahwa keinginan dan idaman orang juga tergantung dari pengaruh pengetahuan dan watak seseorang, jika sesorang terbiasa bergaya hidup mewah dan konsumtif, tentu saja tidak akan ada habis-habisnya untuk memenuhi dahaga idamannya tersebut, Jadi idaman yang seperti apa yang dimaksudkan oleh paslon nomor urut satu?

Tidak usah naif dengan menganggap semua orang itu baik adanya, walaupun begitu, kita juga tidak baik terlalu curiga, coba lihat yang belum lama ini ditangkap tangan oleh KPK karena menerima suap, yaitu Hakim MK Patrialis, jika kita pikir secara kasat mata, mana mungkin Hakim yang relegius, saking relegiusnya tidak mau dipimpin kafir tetapi anehnya mau disuap oleh orang kafir ( kafir menurut versi sapi) itu menzolimi rakyat dengan melakukan perbuatan tidak terpuji, walaupun anehnya teriak-teriak dizolimi, jadi intinya idaman siapa disini harus jelas, jangan mengapung, saya juga jadi mengapung nih nulisnya, bingung sih apa yang mau dikomentari, karena semua masih tahap mengidam-idamkan.

Saya jadi inget Viki Prasetyo, yang terkenal dengan vikinisasinya, yang membuat otak saya bekerja dengan ekstra keras untuk menelaah omongannya, ingat bung, ini Indonesia, lebih baik menggunakan bahasa Indonesia, supaya kami rakyat jelata memahami makna dari ucapanmu supaya tidak ngapung pikiran kami, gundah gulana menderita tidak menentu terombang ambing pikiran karena mencari makna segala ucapanmu.

Berbeda lagi dengan visi dan misi pasangan nomor urut dua yaitu, Basuki-Djarot, mereka berdua memiliki visi dan misi yang memang sedang dalam proses berjalan, dan harapan akan menjadi lebih baik lagi. Di dalam segi birokrasi, Ahok-Djarot membentuk badan   pelayanan, ingat ya, badan pelayanan, bukan badan perizinan karena dimasa kepemimpinan Ahok –Djarot ingin melakukan pelayanan yang berdasarkan empati, dimana empati itu sendiri memposisikan dan merasakan bagaimana jika kita menjadi dia, bisa dibayangkan jika semua orang memiliki nilai empati yang tinggi, tentu saja semuanya akan baik adanya.

Empati adalah hal yang penting didalam kehidupan, penegak hukum tidak lagi memaksa untuk orang-orang supaya mematuhi hukum karena semua berempati. Penegak hukum itu galak karena melakukan tugasnya, yaitu menegakkan hukum, bahkan nyawa taruhannya, bisa dibayangkan jika didunia ini tidak ada hukum, tidak ada aturan, maka semua akan kacau dan semua orang bertindak semaunya. Mungkin isu penggusuran yang dilakukan Ahok dijadikan bahan menyerang, tidak berprikemanusiaan dan lain-lain, mari kita pikir, jika kita menjadi Ahok, yang digusur adalah orang-orang yang menyalahi aturan, tinggal didaerah aliran sungai, dimana sungai yang seharusnya lebarnya 35 meter menjadi 5 meter. Selain itu efek banjir juga membuat tidak hanya menimpa warga sekitar sungai tersebut, tetapi warga lainnya juga, apakah itu benar?

Walaupun demikian, Ahok tidak serta merta mengusir begitu saja, Ahok juga berempati terhadap yang digusur dengan membuatkan rumah susun dengan segala fasilitas yang lebih manusiawi dari tempat sebelumnya, dan tidak berhenti disitu saja, Ahok juga memikirkan, tinggal ditempat baru pasti banyak kesulitannya, dari tempat yang jauh dari tempat kerja, sekolah anak, dari sebab itu Ahok menyediakan bis gratis untuk mereka, bahkan subsidi-subsidi lainnya pun diberikan untuk dapat bertahan ditempat yang baru. Karena pada dasarnya Ahok-Djarot ingin melakukan administrasi keadilan sosial bagi seluruh warga Jakarta, ingat dan perlu dicatat ya keadilan sosial.

Penekanan keadilan sosial itulah yang saya suka dari Ahok-Djarot, selain itu mereka juga merencanakan pembuatan rumah sakit disetiap kecamatan supaya lebih dekat dengan warga, tidak hanya itu tentu saja Kartu Jakarta Sehat ikut meringankan warga, karena berobat dengan gratis.

Karena bahasa yang mudah dimengerti,  karena yang dipaparkan adalah hal yang nyata , jika ada masalah A, maka solusi B tentu saja dengan dilengkapi cara-caranya, kan konyol jika bermimpi ingin membuat rumah apung, tapi tidak tahu caranya. Masih banyak yang bisa dijabarkan dari visi-misi Ahok yang rasional, masuk akal, dan yang paling penting adalah bisa diterapkan, karena sudah diketahui caranya, bukan menghayal.

Nah untuk visi dan misi Anies, inilah yang paling tidak bisa dikomentari, karena dia tidak memiliki visi misi, dan karena tidak memiliki visi dan misi, mangkanya dia ngikut visi-misi yang sudah ada dengan membeberkan raport merah Ahok . Helowww pak, ayo dong cari cara yang lebih baik supaya Jakarta menjadi lebih baik, inovasi dong pak, inovasi, jangan pentium satu terus dengan nyir-nyir yang belum tentu anda sendiri bisa lebih baik dari Ahok-Djarot, karena jadi menteri saja bapak gak tuntas loh, inovasi dong pak, supaya kita tidak ketinggalan.

Ah ya sudahlah….capek…mau mikir hal yang produktif  di dunia nyata dulu ya…

@cak anton


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment