Thursday, January 26, 2017

Giliran Boni Hargens Tantang Riziq Shihab

DUNIA HAWA - Tingkah laku Riziq Shihab yang makin tak terkendali, rupanya terus memancing perhatian dari masyarakat yang peduli terhadap Indonesia dan agama Islam.  Ada yang melaporkan pada pihak yang berwajib, ada juga yang habis-habisan menulis kritik tajam terhadap Riziq. Reaksi berbeda justru ditunjukkan oleh pengamat Politik, Boni Hargen. Rupa-rupanya dia sudah sangat terusik dengan ulah Riziq, namun berbeda dengan kelompok  lain yang bereaksi dengan cara melaporkan Riziq ke Kepolisian, Boni memilih jalan lain, yaitu menantang Riziq Shihab untuk debat secara terbuka.


Tujuan Boni adalah untuk memberikan pelajaran berdemokrasi secara modern bagi kelompok kelompok garis keras yang diwakili oleh FPI.

“Satu, membiasakan kelompok-kelompok garis keras ini berdemokrasi secara modern-lah. Demokrasi kan ruang untuk berdiskusi, membangun konsensus. Setiap kelompok berbeda kepentingan, tidak harus berhantam, bisa mencari titik temu dengan membangun konsesus. Jadi kita biasakan dialog,” ujar Boni Hargens

“Kedua, yang saya mau bilang ke Pak Rizieq, yang perlu dipertegas adalah apakah mereka ingin memperjuangkan Pancasila dan NKRI yang sama atau mereka membangun NKRI model lain, NKRI Syariah. Kalau misalnya ternyata mereka membangun NKRI Syariah, maka biarkan rakyat Indonesia mengadili mereka,” ujar Boni.

He He..kalimat terakhir Boni, “ …Biarkan rakyat Indonesia mengadili mereka. Sebuah kalimat yang mewakili isi pikiran saya. Sejak awal saya memang sudah jengah ketika FPI mengusung isu NKRI Syariah. Saat itu, hampir tidak ada tokoh nasional yang berani menyentuh isu nasional yang coba diusung FPI. Mungkin karena, tidak ada gunanya meladeni orang semacam Riziq. Mereka yang melaporkan pun tidak ada yang menyentuh perihal isu gerakan NKRI Bersyariah tersebut. Padahal NKRI bersyariah adalah sebuah gerakan yang sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa Indonesia. Gerakan tersebut berpotensi mengamandemen Pancasila. Sama berbahayanya dengan gerakan Komunis. Pemerintah dan rakyat Indonesia sudah semestinya memerhatikan terus menerus gerak-gerik FPI.

Pada situasi inilah, kita layak bersyukur bahwa Riziq Shihab belum lahir pada saat Bung Karno dan founding father lainnya merumuskan Dasar Negara. Sebab, jika Riziq Shihab saat itu sudah lahir ke dunia lebih cepat dan saat itu sudah mendirikan FPI, bisa jadi ia akan ikut dilibatkan dalam proses perumusan dasar negara. Saat itu bisa-bisa Riziq malah ngotot mengusulkan NKRI Syariah, akibatnya NKRI justru malah akan terpecah-pecah. Beruntung, ulama-ulama yang saat itu mewakili Islam adalah ulama moderat yang mampu melihat situasi dengan jernih. Sehingga mereka dengan pemahaman agama Islam mereka miliki mampu menerima Dasar Negara Pancasila.

Isi Surat Tantangan Boni Hargens kepada Riziq


Menulis surat menjadi trend baru, setelah Anas menulis surat tentang Buta Cakil, kini giliran Boni Hargens mengirim surat yang dialamatkan langsung kepada Riziq Shihab. Berikut isi suratnya

Kepada Yth,

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Dr. Al Habib Muhammad Rizieq Hussein Shihab Lc. MA. DPMSS.

di tempat

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan Hormat,

Salam silaturahim kami sampaikan, semoga Bapak Muhammad Rizieq senantiasa sehat wal afiat dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Tesis Bapak tentang Pancasila dan Pengaruhnya Terhadap Syariah Islam di Indonesia yang dipertahankan di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun 2012 menarik perhatian saya. Tanpa berpretensi menilai kualitas dari karya Bapak, saya tergerak untuk mengadakan DEBAT TERBUKA dengan Bapak tentang Pancasila dalam kaitannya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Niat saya menguat setelah mencermati komentar Bapak di ruang publik, termasuk yang terakhir soal keberatan Bapak terhadap pidato Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, pada tanggal 10 Januari 2017.

Asumsi dasar saya adalah Bapak mempunyai konsep Pancasila yang lain, berbeda dengan hakikat Pancasila yang sejak awal dijadikan Weltanschauung Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh para founding fathers. Bapak bertendensi mendirikan Negara Agama, seperti ambisi Al-Maududi di Timur Tengah dalam sejarah perjuangan teo-demokrasi. Mudah-mudahan, asumsi saya keliru. Untuk itulah, ruang debat ini urgen.

Sekiranya berkenan, segala urusan teknis mengenai panggung debat, publikasi, dan hal lain yang diperlukan menjadi urusan tim pelaksana dan saya. Kami tidak akan merepotkan Bapak untuk teknis pelaksanaan. Demikian Surat permohonan dan undangan ini saya sampaikan. Atas atensi dan apresiasi Bapak Muhammad Rizieq Shihab, saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 20 Januari 2017

Pengundang

Boni Hargens

Ketika membaca berita di Liputan6.Com tentang tantangan Debat yang dilayangkan Boni Hargens, saya turut bersorak dalam hati. Menantang debat adalah langkah cerdas yang dilakukan oleh Boni Hargens. Harapan saya, Riziq akan membalas tantangan debat Boni secepatnya. Sehingga nanti, rakyat Indonesia bisa mengetahui sejauh mana, Riziq Shihab ingin mempertahankan gagasan NKRI Bersyariah yang diusungnya. Untuk itu, akan lebih baik, jika nanti debatnya disiarkan live, sehingga bisa disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Jadi masyarakat bisa mendapat pelajaran penting bagaimana hubungan agama dan negara dalam NKRI.

Sebab selama ini, Riziq dan pendukungnya sepertinya masih belum bisa berdamai sepenuhnya dengan Pancasila dan NKRI, ini bisa dilihat dari berkali-kali Riziq mengatakan bahwa ayat ayat Tuhan lebih tinggi dari konstitusi. Riziq harus menjelaskan hal tersebut pada masyarakat. Karena jika menilik pendapat Riziq tersebut, ia masih seperti setengah hati menjadi warga NKRI.

Surat tersebut sudah berstatus sent kepada Riziq Shihab, kini Boni Hargens tinggal menunggu reply dari Riziq. Sebagaimana Boni, saya juga ikut menunggu balasan dari Riziq, akankah ia melayani tantangan debat Boni yang tentu saja akan membawa ribuan massa pendukungnya atau justru melaporkan Boni sebagaimana yang sering dilakukan Riziq terhadap mereka yang menentangnya.

@arif budi darman


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment