Saturday, January 28, 2017

Gencarnya Penolakan Terhadap FPI, Pembubaran Tinggal Menunggu Waktu Saja

DUNIA HAWA - Suksesnya aksi yang dijalankan oleh FPI, sempat membuat kita berpikiran bahwa ormas ini didukung sebagai besar masyarakat Muslim Indonesia.


Bukan tanpa alasan saya mengatakannya, namun data di lapangan menjadi bukti nyata bagaimana aksi 411 dan 212 berjalan sukses. Kalau saya boleh jujur, saya masih gagal paham, atas aksi membela umat Islam ala FPI.

Ormas ini begitu pintar memainkan perannya, yang sanggup menarik massa dalam jumlah yang banyak, cukup hanya dengan slogan ‘’Membela Allah’’ umat Islam langsung berbondong-bondong datang tanpa tahu sebab yang sebenarnya. Saya menyayangkan hal ini, namun ditengah asa saya yang kian redup, ternyata masih ada umat Muslim yang mau berpikir objektif atas aksi yang dilakukan oleh FPI ternyata tidak sepenuhnya membela umat Islam, dibalik itu begitu jelas aroma berbau politik yang dimainkan ormas ini.

Gencarnya Rizieq Shihab, mengumandangkan takbir, menolak pemimpin non-Muslim, serta menolak pemerintahan Jokowi-Jk, ditambah lagi aksi sweeping melarang muslim mengenakan atribut Natal, dan mengucapkan Selamat Natal (tidak berlaku dalam mengucapkan Gong Xi Fat Cai) ternyata membuat emosi masyarakat sudah diambang batas, masyarakat gerah atas brutalnya FPI, yang suka mengatur-atur umat Islam.

Maka, sekarang tidak heran, gejolak suara penolakan serta tuntutan untuk membubarkan ormas ini kian kencang dari beberapa daerah. Baru-baru ini GP Ansor Balikpapan menolak kehadiran FPI, karena menurut mereka kehadiran FPI dikhawatirkan akan merusak hubungan antar umat beragama yang sudah kondusif itu. Ini seperti tamparan keras bagi FPI, yang ingin melebarkan sayap markasnya di bumi Indonesia, ternyata menuai kecaman dari banyak pihak.

Sebelumnya FPI juga direncanakan akan mendeklarasikan diri sebagai organisasi keagamaan di Tulungagung, Jawa Timur, resmi ditolak pemerintah daerah setempat.

“Setelah berdiskusi dengan jajaran Forpimda, kami nyatakan tidak mengakui keberadaan FPI di Tulungagung,” tegas Bupati Syahri Mulyo. Penolakan terhadap FPI semakin kencang terdengar, setalah kelompok adat Dayak di Palangkaraya, mengeluarkan pernyataan dengan tegas menolak kedatangan FPI di Kalimantan Tengah itu. Aksi demo yang terus menuntun agar FPI segara dibubarkan, sebagai bentuk pernyataan sikap bahwa masyarakat muslim sudah enggan dibohongi dengan slogan membela umat Islam ala FPI.

Belum lagi warga Pontianak melarang keberadaan FPI didaerah mereka, ditambah warga Kendal yang meminta FPI harus segera dibubarkan, semakin jelas bahwa FPI tidak dibutuhkan di Republik Indonesia ini. Aspirasi penolakan terhadap FPI, kini sudah sampai di pemerintah pusat, masalahnya adalah, FPI tidak terdaftar sebagai badan hukum, sebagai yayasan, ataupun perkumpulan.

Itu artinya kalau tidak terdaftar, pemerintah tidak bisa membubarkan ormas ini. Atau istilah yang sering saya pakai “FPI itu hanya sekumpulan kaum pengangguran” yang dibentuk hanya untuk membuat onar. Alasan-alasan inilah yang membuat FPI tidak bisa dibubarkan, namun untuk mematikan ruang gerak ormas ini, kita semua, setiap daerah harus sepakat untuk menolak keberadaan FPI.

Karena hanya dengan menolak sajalah ormas ini tidak bisa lagi berkembang. Namun penolak saja sepertinya tidak begitu cukup untuk menghentikan ormas ini, pihak-pihak yang selama ini memberikan dana kepada FPI, untuk segara menghentikan aliran dana nya, agar ormas ini segera lenyap dengan sendirinya, dan Indonesia bisa hidup tenang tanpa provokasi yang dilakukan FPI yang berpotensi memecah belah bangsa. Karena saya yakin, tujuan utama ormas ini dibentuk untuk melakukan onar.

Kini pembaca sudah mengetahui kenapa FPI begitu yakin dan gencar melakukan aksi-aksinya, karena tidak ada aturan yang mampu membubarkan mereka. Tidak ada pasal hukum yang mampu menghentikan mereka. Sekarang saya mengajak, untuk kita sama-sama menolak FPI di daerah kita masing-masing, kalau kita masih mau hidup rukun antar umat beragama.

@christovel silaban


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment