Friday, January 20, 2017

Bendera Putih Habib Rizieq

DUNIA HAWA - Ketika banyak teman teman yang menyerang Habib Rizieq, entah kenapa saya sekarang menjadi kasihan padanya..


Ia menciptakan terlalu banyak musuh yang menyerangnya pada satu titik bersamaan. Ia pasti lelah, karena siapa yang sanggup memenuhi panggilan polisi terus menerus dalam kasus yang berbeda?

Karena itulah ia mengibarkan bendera putih dengan kata "mediasi secara kekeluargaan". Tapi terlambat sudah, musuhnya hanya ingin ia hancur karena ia sudah menyakiti hati banyak orang.

Memang terjadi desakralisasi masif terhadap HR sekarang. Pamornya yang sempat membesar sesudah aksi 411 dan 212 membuat ia banyak dipuja oleh kaum bumi datar. Dan pujaan ini membuat ia lupa diri.

Ia seperti cerita katak ingin jadi lembu, berusaha besar tanpa memikirkan kapasitas dirinya. Akhirnya "meledak".

Karena terus menerus di puja bahwa sudah saatnya ia memimpin negara ini, pongahlah ia. Bahkan ia mengangkat dirinya sebagai Imam besar. Konsep yang aneh di tengah mayoritas muslim bermazhab sunni, karena setahu saya Imam besar itu konsep syiah.

Karena pongah, maka ia menyerang siapapun yang berbeda pendapat dengannya. Ia lupa bahwa ia tidak sedang ceramah di Petamburan, dimana jamaahnya cuman mantuk mantuk saja. Ia memukul siapa saja didepannya, termasuk polisi dan negara. Jelas mereka melawan.

Energi HR akan habis dalam melayani serangan searangan sehingga tidak sempat lagi menggalang kekuatan untuk membuat demo besar kembali. Apalagi partnernya Bachtiar Nasir juga kelihatannya tiarap sesudah terbuka informasi bahwa bantuan yang selama ini ia salurkan ke Suriah, ternyata untuk pemberontak.

Inilah permainan pecah ombak yang dimainkan. Masing masing otak dibalik demo besar disibukkan dengan kasus mereka. Ada yang tertuduh makar, ada yang kasus pendanaan dan lain lain, sehingga sulit untuk fokus untuk mengadakan demo yang lebih besar lagi.

Dengan pecahnya lapisan lapusanpion di sekitar raja, maka kuda bisa lebih leluasa mengambil posisi untuk memaksa raja melangkah ke pojokan. Ga usah di skak, di biarin aja biar ga bisa melangkah. Habisi dulu mentri- mentrinya.

Habib Riziq harusnya banyakin belajar catur biar bisa paham kemana langkah lawan. Sibuk teriak, lupa berfikir jadinya.

Kapan kapan main catur, yuk bib sambil minum gahwa. Tapi ana jangan ditanya, "Denny, ente lahir siapa bidannya?"

Sumpe bib, ana dah lufaaa..

@denny siregar


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment