Friday, January 20, 2017

Kesaktian Habib Rizieq dan FPI

DUNIA HAWA - Nama Rizieq dan FPI kian santer di seantero jagat dan memenuhi headline media cetak dan elektronik di tanah air. Rizieq dan FPI telah menjadi viral di dunia maya, hampir tiada hari tanpa nama Rizieq dan FPI. Sepertinya Rizieq dan FPI sedang membuktikan kehebatannya di negara bernama Indonesia. Pertanyaannya ada apa dengan Rizieq dan FPI?


Pertanyaan ini sungguh mengganggu nurani saya, lalu saya coba menjelajah dunia maya sekadar memenuhi kepuasan batin yang lagi gunda gulana menyaksikan situasi di tanah air yang tak karu-karuan, penuh aksi dan pertentangan, tuding-menuding, hujat-menghujat, cela-mencela dan saling silang pendapat terus berkecamuk. Pokoknya semakin semrawut dan biadab.

Untuk mengusir kegundahan hati, saya mengais beberapa informasi di dunia maya, untuk melengkapi beberapa informasi lepas tentang kiprah Rizieq dan FPI di tanah air. Dalam penelusuran saya, ditemukan beberapa sumber informasi yang keabsahannya saya sendiri ragukan, kurang yakin akan informasi-informasi yang dipublikasi di media online itu apakah benar adanya.

Kekhawatiran saya setelah mendapat beberapa informasi ini adalah  jangan-jangan berita yang saya baca atau tonton itu hasil editan dan hoax. Tetapi untuk menguak tabir mungkin perlu dibuka, untuk itu ijinkan saya mencatat ulang apa yang saya baca dan saya temukan tentang Habib Rizieq dan FPI, antara lain:

Pertama, dalam beritaheboh.com mempertanyakan, “Kenapa Habib Rizieq dan FPI sangat “Sakti?” bocoran Wikileaks mengatakan bahwa mantan Kapolda Metro Jaya, Komjen (Purn) Nugroho Djajusman, sebagai tokoh yang ‘dihormati’ di lingkungan FPI. Wikileaks juga membocorkan jika mantan Kaporlri jaman SBY, Jendral Sutanto membiayai FPI dan menghentikan pada Februari 2006 gara-gara FPI mendemo Kedubes AS untuk kasus “Kartun Nabi Muhammad”.

Dikisahkan lebih lanjut, “saat terjadi demonstrasi disertai aksi kekerasan oleh massa FPI, Sutanto terpaksa harus menelpon dan meminta bantuan Nugroho sebagai tokoh yang dihormati di lingkungan FPI”.

Kita tarik ke belakang lagi, Habib Rizieq ternyata sangat dekat sekali dengan militer. Dalam buku (Jejak Kudeta,1997-2005); Catatan harian Jenderal (Purn) TNI Djadja Suparman, Hal:309, tanggal 10 Mei 2000, di kamar  620 hotel (tidak disebutkan nama hotel) ada rapat yang dihadiri Wiranto, Djaja Suparman, Sjafrie Syamsudin, Zaky Makarim, Fuad Bawazier, Hariman Siregar, Muslim Abdurahman, Burzah Zarnubi, Habib Rizieq, Egy Sudjana dan beberapa ormas kanan lainnya.

Pokok bahasannya, provokasi terhadap aksi Mahasiswa di jalan Cendana yang menuntut adili Suharto, agar jadi aksi anarkis yang mengupayakan aksi itu menyebar ke seluruh ibu kota. Tugas Habib Rizieq adalah memobilisasi massa FPI untuk melakukan sweeping malam dengan target memancing kerusuhan biar meluas.

Kedua, di luar dugaan saya, tetapnya tanggal 17 Februari 2017 sekitar pukul 12.00 wita, ketika saya menjelajah dunia maya, mata saya tertuju pada vidoe yang menampilkan anggota TNI sedang membagi-bagikan nasi bungkus yang diisi di dalam kresek berwarna merah. Dalam keterangan yang ditulis pengunggah video, “TNI sedang membagikan nasi kotak kepada Santri dan FPI usai melakukan Aksi.” Benarkah ini?

Sayangnya, video yang menarik itu tak tuntas saya tonton, wifi  keburu lelet, sehingga niat saya untuk menyaksikan video tersebut sampai akhir terhenti. Ada beberapa hal yang tidak sempat saya pantau baik pengunggah Video maupun durasi videonya. Sialan.

Ketiga, menjelang aksi 212 TNI dan POLRI bersih keras melarang FPI melakukan doa dan aksi di jalan-jalan Protokol, dengan alasan mengganggu lalu lintas, ribuan selebaran di sebarkan melalui udara melarang warga Jakarta dan sekitarnya untuk turun ke jalan. Faktanya aksi damai 212, tetap berjalan dan bebas hambatan, Presiden Jokowi pun antusias menyapa para pendemo walau hanya sesaat.

Keempat, saya juga membaca berita dengan judul “FPI dan TNI Latihan ala Militer di Banten”  pada 5 Januari 2017. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Front Pembela Islam Banten menggelar Pelatihan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) di Kabupaten Lebak, Banten, Kamis (5/1).

Latihan tersebut dipimpin langsung oleh anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai mentor. "TNI dan FPI menggelar PPBN (Pelatihan Pendahuluan Bela Negara) serta tanam 10.000 pohon di Kabupaten Lebak Banten," tulis akun dpp_fpi sebagai caption untuk foto latihan PPBN yang diunggah, Sabtu (7/1).

Dalam foto-foto itu, terlihat beberapa anggota laskar sedang berlatih halang rintang ala militer. Mulai dari latihan panjat jaring laba-laba hingga melewati danau dengan seutas tali. jpnn.com

Kelima, TVOne juga menayangkan berita tentang perseteruan antara FPI dan Ormas GMBI. Sehari kemudian, FPI melakukan aksi menuntut Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Anton Charliyan dicopot karena menjadi pembina salah satu LSM.

Sebagai respons atas tuntutan dan desakan FPI, wakil ketua komisi 3 (tiga) DPRRI Beny K. Harman, bersuara cukup keras dan mengecam Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Anton Charliyan yang berperan sebagai pembina salah satu LSM. Bukan hanya kecam, DPRRI Komisi 3 (tiga) juga menuntut agar Kapolda Jawa barat dicopot dari jabatannya.

Keenam, Sebelum aksi 161 dilaksanakan, FPI juga telah mengagendakan aksi 112-2017. Hal tersebut diungkapkan Rizieq saat menyambangi Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2017). “Doa untuk keselamatan bangsa, untuk keamanan Pilkada di Jakarta. Supaya Jakarta ke depan lebih baik lagi,” kata Rizieq. Selain doa bersama, aksi itu juga akan dibarengi dengan kegiatan longmarch di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Apakah cuplikan cerita di atas sebagai cikal bakal lahirnya kesaktian Habib Rizieq dan FPI?  Entalah, dengan mengacu kepada sejumlah sumber informasi yang telah saya beberkan dalam tulisan ini, saya tidak punya niat sedikitpun menuduh siapapun termasuk nama-nama dan institusi negara yang sempat dicantumkan dalam berita-berita yang saya baca dan kutip.

Saya hanya mau menegaskan keraguan saya atas sejumlah berita yang saya baca dan video yang saya tonton dengan melontarkan pertanyaan berikut: Benarkah ada pihak-pihak yang membaeck up Habib Rizieq dan FPI dalam melancarkan serangkaian aksi anarkis di tanah air? Apakah benar Habib Riziek dan FPI adalah ormas peliharaan?

Ini teka-teki yang sulit dijawab oleh saya sendiri, bagaimana dengan pembaca setia Qureta, apakah mampu menjawab teka-teki ini dengan tepat? 

Seingat saya sejak Habib Rizieq dan FPI muncul di republik ini, sering malakukan aksi-aksi yang menimbulkan keresahan. Semua aksi dilakukan dan dikemas atas nama “agama”. Seolah-olah agama lahir untuk melegitimasi sejumlah aksi kekerasan di tanah air.

Orasi-orasi dan ceramah yang dilakukan Habib Rizieq sungguh mencederai kehidupan bertoleransi di Indonesia, menodai persatuan dan kesatuan bangs, agama, adat-istiadat, profokatif dan memecah belah.

Sayangnya, Habib Rizieq dan FPI masih eksis, beraksi dan bereaksi di bumi pertiwi Nusatara. Belum ada satu sikap dan tindakan tegas dari pihak berwajib, terhadap Rizieq dan FPI. Pertanyaannya, sulitkah negara menghentikan aksi nekat Rizieq dan membubarkan FPI?  Mengapa Habib Rizieq dan FPI menjadi sakti di republik ini? Terbukalah!.


@yulius regan


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment