Tuesday, January 3, 2017

Anies Main Mata dengan FPI

DUNIA HAWA - Kedatangan Anies Baswedan ke markas Syariah FPI dalam pengajian rutin bulanan di Petamburan Jakarta Pusat (1/1/2017), telah menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Di depan ribuan jamaah, Anies mengklarifikasi berbagai macam tuduhan yang kerap ditujukan kepadanya bahwa dia bukan Syiah, Liberal, dan Wahabi.


Tulisan ini akan membuktikan bahwa ada motivasi lain Anis, di samping hanya untuk mengklarifikasi tuduhan-tuduhan yang ditujukkan kepadanya.

Sangat disayangkan


Pasca kedatangan Anies ke markas FPI, banyak pihak yang menyayangkan sikapnya. Bahkan seorang akademisi Universitas Indonesia, Ade Armando, mengomentari sikap Anies dengan mengatakan:

Anies dulunya dikenal sebagai aktivis pro prularisme dan pengecam kekerasan Islam radikal. Tapi kini, harus sowan menghadap Rizieq untuk memperoleh restu sang habib semata-mata karena Anies membutuhkan suara agar bisa bertahan dalam pertarungan.

Jika apa yang dikatakan Ade Armando benar adanya, maka sungguh sangat disayangkan. Padahal tahun 2010 lalu, dalam Majalah Jepang, Foresight, Anies masuk ke dalam daftar 20 orang yang berpengaruh di dunia. Menurut majalah tersebut, Anies masuk dalam daftar orang berpengaruh karena citranya yang netral, adil, dan memiliki pandangan yang berimbang.

Namanya tercantum bersama dengan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, Menlu Inggris David Milliband, Anggota Parlemen dan Sekjen Indian National Congress India Rahul Ghandi, dan politisi muda Partai Republik dan Anggota House Representative AS Paul Ryan.  

Menurut Syafiq Basri Assegaf, Direktur Marketing And Public Relations Universitas Paramadina, penghargaan itu bukan saja menjadi tantangan bagi Anies secara pribadi, tapi juga amanah yang mesti dipegang teguh oleh seluruh staf di Universitas Paramadina, karena Anis ketika itu merupakan pucuk pimpinan universitas tersebut.

Tentu, langkah Anies yang telah mendatangi markas FPI sangat disayangkan karena menghancurkan reputasinya sebagai seorang cendekiawan sekaligus akademisi Indonesia yang diakui dunia.

Sebagaimana kita tahu, FPI merupakan organisasi yang kerap melakukan tindakan kekerasan atas nama agama tanpa berpegang teguh pada prinsip-prinsip toleransi di antara masyarakat. Kedatangan Anies ke tempat tersebut, otomatis mendelegitimasi integritas dan reputasinya yang selama ini diakui prestisius oleh publik.

Sikap Anies yang ingin memperoleh suara menunjukan inkonsistensinya dalam memperjuangkan nilai-nilai toleransi. Sebagai cendekiawan dan akademisi yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, tidak semestinya ia mendatangi markas FPI hanya karena ingin memperoleh suara dan legitimasi dari ribuan jamaah FPI.

Pidato Politis


Dalam pidatonya di depan ribuan jamaah FPI, Anis mengawali dengan kalimat retorika, namun sebenarnya politis. Hal itu terlihat dari perkataannya yang menyebut bahwa ia menolak reklamasi Jakarta. Ia juga mengatakan bahwa dulu di Universitas Al-Azhar Mesir tidak ada mahasiswa perempuan. Tetapi kemudian orang Indonesia yang membuka kesempatan itu. Karena itu ia mengatakan bahwa Islam Indonesia menjadi sumber inspirasi umat Islam di dunia.

Kemudian Anies menyanjung FPI dengan mengatakan bahwa Indonesia merupakan sumber inspirasi umat Islam di dunia dan sumber terbaru itu adalah aksi bela Islam pada tanggal 2 Desember 2016 atau 212.

Anies juga mengatakan, meskipun aksi tersebut dihadiri jutaan umat Islam dengan keadaan yang marah, namun aksi tersebut tetap berjalan dengan damai. Hal ini ia sampaikan untuk memperoleh empati dan dukungan FPI.

Lebih lanjut Anies mengatakan,


Dunia terkejut pada aksi 212, kok bisa 7,8 juta orang berkumpul dan marah. Iya, mereka semua dalam keadaan marah, tapi tidak meninggalkan kekerasan, apalagi meninggalkan sampah. Di Indonesia 7,8 juta orang hadir dalam aksi yang berujung salat Jum’at dan dzikir bersama. Dunia sudah dibikin terkaget-kaget oleh Indonesia. Saya pun hari ini kaget, FPI gambaranya beda dengan yang diberitakan media. Bahkan di sini saya lihat materi belajarnya berat betul. Membahas materi yang seharusnya dibahas mahasiswa S2. Karena materi yang diberikan oleh Dr. Abdul Chair tadi 12 halaman catatan kakinya sampai mencapai 6 halaman, jadi tentu isi papernya itu sangat kuat dan sulit dibantah.  

Pidato tersebut membuktikan bahwa motivasi utama Anies adalah ingin mengajak FPI dan jamaah yang hadir untuk mendukung dirinya dalam pencalonan Pilkada DKI Jakarta. Klarifikasinya tentang tuduhan Syiah, Wahabi, dan Liberal yang ditujukan kepadanya, serta pidato perihal Islam Indonesia dan aksi 212 yang seolah-oleh dikaguminya, hanyalah kedok untuk menutupi motivasi politik yang menjadi tujuan utamanya.

Sungguh Anis bermain mata dengan menggadaikan integritas keilmuannya kepada FPI hanya untuk kepentingan politik semata. 


@ali razak mustafa



Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment