Friday, December 2, 2016

Terjawab Sudah: Pakde Jokowi Menang

DUNIA HAWA - Tadi pagi grup WA penulis ramai.  Ramai, tapi jujur saya senang.  Sebab, yang diberitakan adalah perihal penangkapan 8 aktor tersangka makar serta 2 pelaku UU ITE.  Awalnya saya kurang percaya.

Intinya, setelah tahu bahwa jam 5 tadi aktor-aktor makar itu ditangkap, saya paham banyak hal.  Dengan ini, kejadian-kejadian membingungkan pra 212 terjawab sudah.


Pertama, Fadli Zon dan Fahri Hamzah tidak ikut demo.  Mereka yang sebelumnya rela menari-nari sambil berpanas-panasan di atas mobil pick up, secara tiba-tiba menyatakan tidak untuk terlibat demo 212.

“Saya diundang ke Uzbekistan menghadiri pemilu pertama. Saya berangkat nanti malam,” kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (1/12).

Fadli Zon juga sama.  Dia berangkat ke Kuba.

“Fadli semalam sudah berangkat sebagai pembicara di Panama, sekaligus kunjungan ke Kuba,” ujar Fahri.

Ini aneh.  Fahri sebelumnya dengan semangat mengatakan bahwa Presiden pun bisa dijatuhkan.  Bahkan dia berani menuduh Pakde melindungi Ahok sampai-sampai harus dilaporkan oleh Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP).  Seharusnya, Fahri ikut berjuang bersama Rizieq untuk meminta Ahok dipenjarakan.  Fahri sepertinya kabur.  Demikian juga Fadli Zon.

Dengan adanya pembahasan seru di WA tadi pagi, saya jadi tahu mengapa mereka kabur.  Kemungkinan, mereka sudah tahu bahwa akan ada penangkapan berjamaah oleh Polri terhadap aktor-aktor makar.  Fadli yang dulunya menyuruh Pakde mengklarifikasi ulang informasi dari intel, kini pasrah dengan informasi pintu belakang itu.

Fadli tak bisa menampik lagi bahwa memang ada aktor-aktor makar.  Makanya, selagi belum memijakkan kaki dalam lingkaran pemberontak itu, Fadli memilih untuk tidak ikut campur di aksi kali ini.

Kedua, Pakde memilih mengunjungi proyek GBK di pagi hari.  Menurut saya ini cerdas.  Sepertnya Pakde mau menunjukkan, seberapa pun besar massanya (info yang saya dengan, kali ini lebih besar), Presiden tidak harus menemui pendemo.  Kalau toh nanti Monas rusuh, GNPF dan Polri sudah sepakat agar kepolisian mengambil tindakan.  Pakde di mana?  Minum kopi di GBK.

Tak dinyana, Pakde datang ke Monas dan ikut sholat bersama.  Ini menarik.  Ketika publik tidak berharap didatangi presiden, Pakde malah muncul.  Pakde ikut sholat Jumat untuk mencairkan suasana.  Ini menunjukkan betapa amannya Jakarta.  Massa sebesar apapun dan aktor politik sehebat apapun dapat Pakde kendalikan.

Ini berfungsi untuk mengurangi rasa takut publik terhadap demo yang kerap terjadi.  Bahkan, elektabilitas Ahok menurun oleh sebab banyak masyarakat pikir dua kali untuk memilih Ahok.  Kalau Ahok yang naik, Jakarta kacau dan tidak aman.

Dengan ini, Pakde membuktikan bahwa Jakarta aman-aman saja.  Massa sebanyak itu tetap bisa dikendalikan.  Jadi rakyat Jakarta tidak perlu takut memilih Ahok. Coblos saja.  Haha..

Gantian Pakde Tunjukkan Taktiknya

Sebenarnya, ini menimbulkan sesak napas buat Si Musuh Besar.  Coba pikir.  Pakde dan kepolisian seharusnya bisa menangkap mereka beberapa hari sebelum ini.  Intel mereka pasti bisa diandalkan.  Tapi faktanya, mereka ditangkap bersamaan tepat sebelum pagi.  Ratna dan Dhani, bahkan, ditangkap di hotel yang sama.  Kesan yang kuat bahwa penangkapan ini ditunda sampai waktu yang tepat.

Dengan ditangkapnya mereka persis sebelum aksi dimulai, mau tidak mau, banyak orang akan anggap mereka bersiap ikut menumpangi ricuh yang akan direncanakan di hari ini.  Kalau memang ada makar dan rencana menduduki kursi DPR, hari inilah tepatnya.  Kaburnya Fadli dan Fahri yang seharusnya ada di atas truk juga sedikit banyak menggambarkan itu.

Dengan taktik Pakde yang slow but sure, Pakde menang tiga bidak dalam sekali punch.

Pertama, Kalau informasi itu, tadi pagi, sampai ke telinga Rizieq, saya yakin Rizieq tidak akan berani bicara macam-macam di megaphone.  Dia sadar, hari ini dia sudah sendirian.  Yang dua terkesan kabur, sisanya ditangkap.

Ini mirip kalau anda PDKT ke rumah cewek.  Anda ajak 3-4 teman anda untuk ngobrol dengan orang tua dan adik-adik si cewek.  Modus, supaya anda bisa ngobrol banyak dengan si dia.  Tapi ketika sampai di depan pintu, anda disambut oleh orang tua si dia yang kumisnya tebal sekali, sambil bertanya, “Apa!!!?!? Kenapa tidak ketok pintu dulu!!?!!?”  Seketika itu juga anda sadar bahwa yang lain tidak di sisi anda.  Masuk pagar pun tidak.

Kedua, kalau memang ada rencana menduduki gedung DPR hari ini. Korlap sudah tidak punya komando.  Mereka yang membawa massa dari berbagai ormas wilayah dan berbagai daerah hanya menunggu perintah.  Sayangnya, para atasan sudah diciduk.

Ketiga, Si Musuh Besar, orang yang selama ini bergembira di balik ini semua, hari ini termenung melas.  Dia langsung lemas setelah membaca berita.

Si Musuh Besar rugi banyak.  Logistik sudah banyak keluar.  Tugas Rizieq sudah selesai, mengumpulkan masa.  Rencana menduduki DPR pun batal.  Hampir semua bidak-bidak diciduk, tinggal tunggu sisanya.

Ketika semua mata rakyat tertuju pada tayangan live.  Masih duduk lemas, Si Musuh Besar melihat tayangan Pakde lewat dengan rombongan baju putih yang mencolok dan menarik perhatian.  Ketika di ‘sana’ pasrah menerima kegagalan, Pakde muncul sebagai sebagai tokoh utama.  Dialah bintangnya.  Dia juga yang mendapat simpati masyarakat.

Sambil memegang payung birunya sendiri, Pakde berkata dalam hati, “terima kasih ya sudah merencanakan ini semua.  Anda membantu saya menunjukkan pada semua bahwa saya tidak takut bertemu rakyat.  Setelah ini, tunggu saya skak mat.”  Kemudian pakde melirik ke kamera sambil memberikan senyum yang tidak simetris.

Dengan ini saya angkat topi setinggi-tingginya dan saya ucapkan selamat.

Last but not least…

Apapun yang terjadi, apapun interpretasinya.  Pemerintah kita, selama dijalankan dengan benar, haruslah kita hormati.  Dengan motif apapun, makar adalah melanggar hukum.

Ingat!  Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Tuhan; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Tuhan.  Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Tuhan dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.

Sekali lagi, selamat untuk Pakde!!!!

@abel kristofel 


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment