Monday, December 12, 2016

Sandiwara Sholat Hidayat Nur Wahid

DUNIA HAWA - Seandainya pahala dan dosa itu punya efek langsung secara fisik, betapa bumi ini dipenuhi wajah-wajah malaikat dan iblis. Dosa orang yang memfitnah, misalnya, akan membuat wajahmu benjol-benjol, maka hilang ketampananmu, sirna kecantikanmu, dan ini akan membuatmu malu. Jika dosa orang yang menggunakan sentimen agama demi kepentingan politik dan nafsu itu berupa pindah hidungmu ke dengkulmu, kau pun akan menderita malu.


Tetapi Tuhan Allah memang Maha Bijaksana. Sekalipun ibadah kepada-Nya berupa sandiwara, Dia tak pernah marah dan tak akan mengurangi sedikit pun ke-Maha-an-Nya. Bahkan, sekalipun para pendosa selalu saja berbuat dosa, Dia tak pernah letih untuk memanggil-manggil hamba-hamba-Nya. Dia tak mengutuk. Dia tak menghina. Dia tak merendahkan. Dia tak mencaci-maki. Dengan cara yang amat mesra, Dia tetap memanggil si pendosa dengan kalimat indah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampui batas.”

Lihatlah, Dia masih menyebut para pendosa ini sebagai hamba-hamba-Nya. Dan Dia hanya menyebut hamba-hamba-Nya ini sebagai “yang melampui batas”. Tak aneh bila Dia disebut pula sebagai Yang Maha Sabar. Termasuk sabar terhadap hamba-Nya yang telah melakukan sholat sebagai sandiwara…

Pembaca yang budiman….

Tentu saja saya tidak memiliki kesabaran seperti Tuhan. Percik kesabaran yang dibenamkan-Nya ke dada saya seringkali tetap membuat saya tak sabaran. Tak sabar untuk memaki. Untuk mencaci. Untuk bersumpah serapah. Seperti saat ini.

Saat saya tengah tegang dalam doa dan harapan, agar jalannya sidang terhadap Ahok aman dan terkendali, agar proses persidangan sesuai dengan suara hati nurani, dan agar majlis hakim selalu menjunjung tinggi keadilan dan nurani, sebab antara adil dan nurani tak pernah bentrok, saya dikejutkan oleh klarifikasi yang dilakukan oleh wakil ketua MPR RI: Hidayat Nur Wahid tentang ibadah sholat yang dilakukannya di Iran.

Hidayat Nur Wahid merasa difitnah. Difitnah oleh media Iran yang Syiah itu. Yang tidak mengikuti masalah ini, sedikit saya infokan bahwa Hidayat Nur Wahid telah mengadakan kunjungan kerja ke Iran bertemu dengan parlemen Iran. Nah, dalam kunjungan itu, Hidayat Nur Wahid tampak melakukan sholat berjamaah, menjadi makmum dari imam Syiah. Foto ketika Hidayat Nur Wahid bermakmum di belakang imam syiah, telah tersebar di media sosial. Pertama-tama, foto ini diunggah oleh media syiah.

Dari sinilah, kemudian, Hidayat Nur Wahid merasa difitnah. Difitnah oleh media syiah (ABNA). Sebab, kata Hidayat Nur Wahid, sebenarnya dia telah mengulang sholatnya, dan kali ini sholat ulangan yang dilakukannya itu tidak lagi berjamaah dengan imam syiah, namun media syiah tak menggugah foto ulangan sholatnya ini.

Hmmm….

Untuk lebih jelasnya, inilah twips lengkap Hidayat Nur Wahid:

1. Assalaamu’alaikum Sahabat, izinkn  saya klarifikasi terkait isu ttg saya yg menyebar bbrp hari terakhir

2. Isu brawal dr media syiah, AhlulBaitNewsAgency/ABNA, yg scara mncolok tampilkn foto seolah saya shalat brjamaah dg syiah di parlemen Iran

3. Saya merasa difitnah. Krn banyak isu penting yg saya smpaikn&didukung olh ketua Parlemen Iran, spt pmbelaan utk masjid AlAqsha & Rohingya

4. Tapi bukan itu yg disoroti dan disebarluaskan

5. Apalagi saya tak pernah berniat unt makmum dg imam syiah. Saya pun shalat dg tatacara Sunni

6. Apalagi setelah itu dan di tempat yg sama, kami shalat sendiri dg tatacara Sunni, saya yg jadi imam

7. Tapi ABNA tak fair, dg tak sebar berita & foto shalat yg saya imami itu.

8.Terimakasih Sahabat. Smoga kita diteguhkan dlm aqidah (Sunni) dan dijauhkan dari fitnah. Wassaalaamu’alaikum.

Membaca hal itu, di sinilah saya habis kesabaran. Sebab saya bukan Tuhan! Seorang wakil ketua MPR RI, intelektual-cendekiawan-ustadz, bagi saya tak lebih bego daripada abg cabe-cabean. Kenapa Hidayat Nur Wahid perlu klarifikasi? Bisa jadi karena dia dikritik oleh orang-orang atau jamaah yang sealiran dengannya karena kedapatan dia menjadi makmum dalam sholat yang diimami oleh seorang penganut mazhab syiah. Seakan-akan dia hendak berkata, “O, tidak! Iman saya tetap terjaga. Saya memang menjadi makmum dalam sholat itu. Tapi, saya ulangi lagi sholat. saya jadi imam. Saya tak lagi sholat di belakang syiah.”

Makanya Hidayat Nur Wahid perlu klarifikasi. Takut disangka yang tidak-tidak oleh jamaah, saudara, kenalan, handai-tolan, atau entahlah. Hidayat perlu menjaga nama baiknya di hadapan mereka. Hidayat perlu tegaskan bahwa dirinya mengulangi sholatnya, dan kali ini bertindak sebagai imam, dan melakukan sholat dalam tata cara sunni. Hidayat tidak ingin dilihat sebagai orang yang terpaksa bermakmum di belakang imam syiah. Hidayat tak mau difitnah.

Iya, fitnah memang lebih kejam daripada tidak difitnah! Lebih baik mengulang sholat, lalu meneriakkan pada semua orang bahwa dia telah mengulang sholat daripada sholat di belakang seorang syiah.

Iya, syiah sesat. Syiah kafir. Syiah laknatullah. Syiah bukan Islam. Syiah masuk neraka. Syiah penghina istri-istri nabi. Syiah penghina sahabat-sahabat nabi. Syiah tukang kawin mut’ah. Syiah lebih menghormati Ali daripada nabi sendiri.

Syiah bejat.

Syiah laknat.

Syiah bajingan.

Syiah kampret.

Syiah bukan Islam!!!!

Yang Islam adalah Hidayat Nur Wahid! Karena itu, sholatnya harus diulangi lagi. Setiap makhluk di dunia ini harus tahu bahwa dia sudah mengulangi sholatnya ini.

Hidup wakil ketua MPR RI!!!!

Hidup Hidayat Nur Wahid!!!!

Hidup takfiri!

Hidup bego sebego-begonya!!!!

@nalarsehat99


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment