Monday, December 12, 2016

212 dan Fahri Hamzah, Fadly Zon Menghilang?

Ada Cinta di 212


DUNIA HAWA - Gambaran sederhananya begini, ada cewek cuakep marah ke kamu dan langsung melayangkan tamparan keras, tapi meleset dan badannya terhuyung memutar dan terjatuh pas di dada kamu yang bidang datar, kamu tidak sempat mengelak karena kaget lantas menyadari si cewek sudah dalam pelukan, Apesnya si cewek tidak berusaha melepaskan diri? Bayangkan kejadian ini terjadi slow motion. Kamu belum sempat berfikir normal, tiba-tiba si doi sambil menangis berucap lirih ‘jangan kecewakan saya mas’. Hahahaha,,, so sweet, very romantic, bingung kan?


Kurang lebih seperti ini yang terjadi di 212 yang merupakan lanjutan dari 411. Aksi super damai dengan gelar sejadah dan Doa Bersama dilanjutkan dengan shalat Jum’at dengan agenda utama menuntut dan menekan pemerintahan Jokowi untuk memenjarakan Ahok, tidak sampai disitu, menurut pihak kepolisia, ada agenda terselubung untuk menjatuhkan pemerintahan yang syah, terbukti dengan penangkapan beberapa orang tersangka makar.

Saya yakin agenda terselubung di balik aksi 212 tidak diketahui oleh sebagaian besar jemaah karena mereka memang ikhlas datang untuk berpartisipasi dalam kejadian luarbiasa dan monulemtal ini, seorang teman yang hadir mengaku belum bisa move on dari 212, jumlah jemaah bahkan mengalahkan hari raya keagamaan apapun di Indonesia, sebuah fenomena baru dalam kehidupan beragama.

Pada saat tuntutan-tuntutan itu meredah bahkan tidak diucapkan karena jemaah khusuk melaksanakan ibadah shalat jum’at ditengah guyuran hujan, satu rombongan kecil berjalan kaki memasuki lokasi, lalu duduk di syaf jemaah lainnya tanpa bisa menghindari menjadi pusat perhatian bahkan mungkin mengurangi khusuk jemaah shalat jumat yang dirahmati Allah SWT. SEMPURNA! Sulit digambarkan dengan kata-kata, rasa apa yang tersembunyi di balik hati jemaah dan semua yang menyaksikan kejadian ini, hanya HARU bercampur BAHAGIA yang bisa saya ungkapkan, Haru dan bahagia melihat umat Islam shalat di tengah guyuran hujan, Haru dan bahagia melihat presidenku ada di antara saudara-saudaraku di Monas, Di sinilah cinta itu terbukti ada dan tetap bersemi. Jokowi tidak kemana-mana, tetap ada dihati rakyat Indonesia.

Jokowi adalah kita, setiap langkah dan ucapannya dalah kesederhanaan yang menawan, pesonanya menyebar sampai ke balik awan sehingga langitpun menjaganya. Kehadiran Jokowi di tengah-tengah jemaah shalat Jum’at murni sebagi hamba Allah sams seperti kita yang sama kedudukannya di hadapan Allah Tuhan YME. jauh dari kesan mempertontonkan keberanian, tidak ada kesan heroik “IKI DADAKU, ENDI DADAMU?”.karena Kebanggaan hanya milik Allah SWT.

Kemana Fadli Zon dan Fahri Hamzah. amin rais gak perlu dicari?


Fadli zon ke Panama dan Kuba, Fahri Hamzah ke Uzbekistan dan amin rais gak usah dicari. fz dan fh ada tugas maha penting ke luar negeri dan tidak bisa digantikan, karena keduanya sedang di luar negeri, (mungkin) sangat disayangkan belum bisa ikut bersama Kivlan Zen, Ahmad Dhani, Sri Bintang Pamungkas dan lainnya.


Kenapa Fadli Zon dan Fahri Hamzah Keluar Negeri, amin rais gak usah ditanya?


Aksi Bela Islam 411 telah dimanfaatkan FH untuk memuntahkan kebenciannya dan secara terbuka dan vulgar dengan suara lantang meneriakkan cara menjatuhkan pemerintahan, dilanjutkan dengan berkolaborasi dengan  FZ mengizinkan massa untuk memasuki gedung DPR merupakan bahasa lain dari menyuruh massa menduduki Gedung DPR  untuk memaksa digelarnya Sidang Istimewa guna memakzulkan Presiden. Lantas kenapa keduanya tiba-tiba pergi sehari sebelum 212? Ini pertanyaan besarnya. Saya sempat senyum bahkan tertawa senang membaca bahwa FH dan FZ  berangkat ke luar negeri. Dengan tidak hadirnya keduanya pada 212 minimal provokator berkurang.

Skenario Berjalan Sempurna?


Astagfirullah, saya istigfar berkali-kali ketika tiba-tiba menyadari suatu kemungkinan, darah saya berdesir menyadari hampir saja terjadi kerusuhan besar bahkan mungkin kudeta atau semacamnya yang akan dijadikan alasan untuk melengserkan Jokowi. Astagfirullahaladzim. Kembalikan ingata ke 411, bagaimana berapi-FH memprovokasi massa 411 tiba-tiba pergi hanya dalam hitungan jam sebelum  212. Fikiran positif saya mengatakan dia keluar negeri untuk tugas negara, tapi otak waras saya mengatakan ada indikasi  lain dari kepergiannya, Sepenting apa agenda kunjungan ke luar negeri sehingga harus meninggalkan api yang telah disulutnya?

Analisis waras saya begini. (Mungkin) dengan keyakinan penuh bahwa skenario aksi sudah berjalan baik, rencana sudah disusun rapi, massa sudah mulai berdatangan dari hampir seluruh penjuru negeri, walaupun nazar  jalan kaki dari Jogya ke Jakarta belum ditepati tapi aksi jalan kaki dari Ciamis ke Jakarta semakin menggelorakan semangat saudara-saudara muslim untuk ikut bergabung tanpa peduli himbauan dan larangan bahkan tidak peduli kemungkinan akan “dikudai” dan bisa berakhir fatal. Nah jawabannya ada di sini! Ibarat perang, ranjau sudah disebar, tinggal menjaga jarak dari ladang ranjau untuk menonton ledakan demi ledakan dari jauh sambil menunggu momentum untuk tampil sebagai pahlawan.

Jika rencana berjalan mulus, terjadi kerusuhan dalam skala besar, massa menduduki gedung DPR – MPR, tinggal menunggu waktu yang tepat kembali ketanah air dan memaksa digelarnya Sidang Istimewa untuk menggulingkan pemerintahan. Tapi mereka lupa, Tuhan tidak pernah tidur. 212 subuh dalam hitungan last minute polisi menangkap tersangka makar, Subahanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar,,, Takbiiiirrrrrr… Beberapa jam saja polisi terlambat, maka 212 akan berakhir lain, dan FH dan FZ memiliki alibi berada jauh sekali dari Jakarta. Indikasi ini terlihat dari pernyataan Fahri hamza beberapa hari setelah 411, “ saya akan pasang badan jika ada upaya melengserkan pemerintah”, kurang lebih seperti itu. Tidak perlu cerdas tingkat tinggi untuk mengerti bahwa itu merupakan upaya cuci tangan, atau tepatnya cuci mulut atas ucapannya pada aksi 411.

Hatipun tersentuh


Hati siapa yang tidak tergugah, melihat ratusan ribu jemaah berkumpul di satu tempat khusuk beribadah di bawah guyuran hujan. Hari jumat 212 sore saya berangkat ke Bogor menumpang Kereta Api Commuter Line, tiba di stasiun Bogor, pemandangan menakjubkan, 2 kereta yang tiba hampir bersamaan menumpahkan penumpang yang didominasi berpakaian putih,  seantero stasiun berubah menjadi putih, saya masuk ke toilet, pun putih oleh padatnya antrean, disini saya merasa tersentuh, kamipun sama-sama kencing berdiri.

Pesan buat pak Ahok, teruslah bergerak, Lanjutkan hidup, Jakarta masih membutuhkanmu. Khusus bagi mereka yang punya rencana jahat dan bersembunyi di tempat terang, silahkan bersiap-siap, kepolisian sedang bekerja.

Makanya, jangan senang dulu.

@samson hakim


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment