Friday, December 9, 2016

Ahok Tidak Manusiawi? Lihat Dulu Kamar Pembantu Rumah Ahok

DUNIA HAWA - Selama ini Ahok didemo karena salah satu alasannya adalah Ahok dicap sebagai Gubernur tukang gusur, tidak manusiawi, serta tidak memihak rakyat kecil, hingga dianggap sebagai Gubernur pro pengembang, Guberbur Podomoro dan Gubernur Reklamasi. Hingga seorang arsitek kawasan Kalijodo bernama Toto Sugito tidak mampu menahan tangisnya karena malu terhadap Basuki Tjahaja Purnama. Kenapa menangis?


Mau tahu alasannya? Karena Ahok memperlakukan asisten rumah tangganya yang muslim jauh lebih baik dari dirinya. Kejadian ini bermula saat Toto melakukan pertemuan dengan Ahok di kediamannya di Perumahan Pantai Mutiara. Tenyata pembicaraan tersebut lebih lama dari yang dibayangkan sehingga tidak sadar sudah memasuki waktu shalat maghrib.

Lalu Pak Ahok menawarkan satu ruangan di rumahnya yang berada di lantai dua untuk shalat karena lantai pertama ada anjing peliharaan sehingga menurutnya tidak sah. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Tito, dan sebagai gantinya dia meminjam ruang kamar asisten rumah tangga yang berada di lantai dasar. Dan setelah masuk, betapa terkejutnya Toto melihat kamar asisten tersebut.

Kamar asisten rumah tangga Ahok sangat mewah. Toto menjadi terharu. Ia berkata, “Saya terharu karena malu, kamar pembantu saya saja tidak semewah itu. Jadi saya berpikir harus memanusiakan pembantu saya. Itu inspirasi buat saya. Jadi tidak mungkin Pak Ahok menistakan agama.” Ia menambahkan, “Begitu saya masuk ke kamarnya, saya jadi malu. Saya malu sekali. Kamarnya pakai AC, nyaman, ada TV 30 inci flat, bayangin. Saya yang muslim, kamar pembantu saya tidak semewah itu.”

Jika Anda memiliki seorang pembantu rumah tangga atau mengunjungi rumah yang ada pembantu rumah tangganya, jarang sekali atau hampir tidak pernah ada kamar yang semewah kamar pembantu Ahok. AC? Boro-boro, listrik mahal. Benar, bukan? Paling hanya ada kipas angin. TV? Kebanyakan juga tidak ada. Kalau mau nonton, nonton di ruang tamu, itu pun kadang dimarahi majikan. Apa yang dilakukan Pak Ahok sekali lagi adalah bukti bahwa ia benar-benar memperlakukan manusia secara manusiawi. Hanya saja ini tidak terekspos, melainkan disaksikan oleh seseorang yang begitu tersentuh dengan perlakuannya.

Toto mengakui bahwa Ahok lebih bisa memanusiakan asisten rumah tangga dibandingkan dirinya yang seorang muslim. Belum lagi meng-umrohkan marbot sejak dia menjabat. Toto menambahkan, “Pembantunya muslim berjilbab, diberikan tempat yang sangat nyaman. Ini bukan dibuat-buat, karena sudah dua kali shalat maghrib di rumah Pak Ahok.” Saking terharunya, dia juga bersedia menjadi saksi dalam persidangan kasus dugaan penistaan agama yang sebentar lagi akan dimulai. “Saya mau menjadi saksi. Saya bersedia menjadi saksi bilamana diperlukan. Dan saya tahu benar Pak Ahok, sikapnya itu ada adanya. Ya udah begitu. Pokoknya mulai dari ketemu sampai pulang kita ketawa-ketawa terus. Enggak ada serem-seremnya,” ujar Toto.

Masih tidak yakin? Saya yakin mereka yang selalu membenci Ahok akan beranggapan bahwa ini adalah pencitraan, pura-pura baik, skenario atau sandiwara sinetron atau apa pun lah. Kalau memang Pak Ahok seperti itu, sudah dari dulu dilakukannya. Ini pun karena Toto kebetulan ada di sana. Coba kalau dia tidak berada di sana, mungkin kita tidak akan pernah tahu hal seperti ini. Ahok suka menggusur dan tidak manusiawi? Justru kalau kita ingin berpikir dengan nalar yang sehat, relokasi ke tempat yang lebih nyaman, dengan fasilitas yang baik dan gratis sana-sini untuk penghuni rusun malah jauh lebih manusiawi.

Belum lagi Pak Ahok meng-umrohkan marbot atau orang yang bertanggung jawab mengurus masjid. Ia juga sempat mengatakan bahwa di Jakarta ada 3000 lebih masjid dan dia ingin mereka yang mengurus masjid ini bisa ke Makkah menjalankan ibadah suci. Tahun depan ia ingin tiap dua bulan dikirimkan 100 marbot untuk umroh. Setelah lima tahun, 3000 marbot bisa ke tanah suci seluruhnya. Kurang manusiawi apalagi coba? Bahkan Gubernur dulu-dulu saja tidak seperti ini. Bagi yang mengatakan Ahok tidak manusiawi, marilah melihat fakta, bukan melihat dari hati yang hitam dan kotor didasari atas kebencian karena beda agama, beda suku, dan SARA lainnya.


Salam Entahlah

@xhardy



Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment