Thursday, October 27, 2016

Demokrasi Sedang Dipertaruhkan di Negriku yang Indah Ini


DUNIA HAWA - Sebenarnya, di antara orang-orang yang teriak keras anti Ahok itu ada para pejuang yang sedang berjibaku demi keselamatan Indonesia..

Mereka ini adalah agen-agen yang menyusup dan berperilaku sama seperti mereka yang radikal. Sulit mendeteksi siapa mereka, tetapi kerja mereka terlihat..

Kalau tidak ada mereka yang mengarahkan dan mengendalikan massa, sudah dari kemarin terjadi benturan. Ada agenda memang untuk membenturkan massa dengan aparat sehingga terjadi kerusuhan. Kita harus mengangkat topi pada kinerja aparat dan agen-agennya dengan terus membaur ke dalam barisan pendemo.

Tujuan kerusuhan adalah macetnya ekonomi Indonesia yang menguntungkan - diantaranya - untuk para spekulan valas, jika dollar kembali menguat. Mereka membeli dollar pada kisaran terendah dan berharap naik tinggi ketika Indonesia kisruh. Mereka para penjudi besar..

Tanggal 4 November adalah pancingan utama sekaligus sebagai test case kinerja gabungan aparat yang menempatkan posisi tidak berhadap-hadapan dengan demonstran, tetapi membaur di dalamnya. Selain untuk mengarahkan demo supaya tidak anarkis, sekaligus mengawasi pentolan pentolan yang berada di balik potensi kerusuhan.

Ini strategi perang yang jitu dari pemerintah RI yang sedang diamati oleh banyak negara dalam cara menanggulangi terorisme di Indonesia. Banyak negara gagal dalam penerapan ini, karena mereka terjebak untuk bermain represif kepada kumpulan massa.

Padahal, pukulan langsung kepada massa inilah yang ditunggu mereka sehingga bisa "bermain sebagai korban" dan menarik simpati banyak orang untuk turun ke jalan dengan dalih "Islam dizolimi".

Karena itulah NU memerintahkan seluruh elemennya untuk tidak mengikuti demo ini, karena demonstrasi ini sudah terlihat jelas ditunggangi kepentingan yang lebih besar, bukan sekedar pilkada DKI tetapi pelemahan ekonomi Indonesia.

Saya sebenarnya kasihan sama saudara saudara sebangsa yang pada posisi tidak tahu apa-apa skenario besar itu, tapi terikut hanya karena emosi muda dan gagah-gagahan saja. Anak muda muda itu belum punya ideologi yang kuat, mereka hanya hura-hura saja di lapangan terikut propaganda "jihad" yang disebarkan dan ketakutan akan "cinaisasi dan kristenisasi" yang dihembuskan.

Saya lebih kasihan lagi kepada "orang orang di belakang layar" yang tidak tampak, karena mereka hanya memikirkan uang dan kekuasaan saja dengan mempertaruhkan bangsa ini ke arah perang saudara.

Betul kata Bung Karno, "Perjuanganku melawan penjajah sudah selesai. Lebih sulit perjuangan kalian nanti karena akan melawan bangsa sendiri..."

Malam ini kopi-kopi bertebaran di meja-meja, sambil atur strategi serangan dan bertahan. Semua elemen harus kompak menyuarakan pilkada damai sebagai bagian dari pertahanan.

Semoga kita melewati ini semua dengan baik. Jangan sampai ketika sudah kehilangan, baru kita mulai belajar...

Harganya sudah pasti sangat mahal...

[denny siregar]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment