Tuesday, January 31, 2017

Permainan Catur Pakde

DUNIA HAWA - Jadi gini ceritanya. Pakde itu udah tahu bahwa tekanan ke dia akan sangat keras ketika sulur-sulur mafia di Indonesia diputus.


Maka ia pasang pak Tito sebagai benteng untuk menahan gelombang tekanan ke dirinya. Dan ini langkah yang sangat tepat. Bahasa sundanya, "De rait men in de rait taim en de rait ples.." Ngerti ora, son?

Perang Politik Jokowi


Dan benar, tekanan dimulai dengan gelombang pertama di 411. Pakde tidak langsung memukul lawan, tapi membuka pertahanan. "Silahkan demo sebesar apapun, ntar dilarang kowe ngamuk..". Yang penting aman, itu kuncinya..

Lawan kemudian menggelar demo besar, padahal pertahanan yang dibuka pakde itu sebenarnya jebakan cinta..

Demo 411 itu adalah bukti terang dari rapat-rapat gelap yang selama ini terekam diam-diam, dan juga memancing bukti aliran dana keluar..

Nah, berdasar bukti rekaman dan demo yang terjadi hasil rapat gelap itu, para pion dicokoklah dari tempatnya masing-masing. Di interogasi dengan tudingan makar, mereka tidak ada yang bisa membantah, wong bukti rekaman ada.

Ada kabar, salah seorang pion yang kepalanya botak bahkan nangis-nangis dan akhirnya bernyanyi.. "Menangislah, jika harus menangis, karena kita semua manusiaaa..."

Nah, tangisan dengan nyanyian ini menuju pada satu pion penting, yang memegang aliran dana, wanita yang menjadi ketua Yayasan Keluarga Cemara. Kita sebut dia tante Sonja. Ketahuan deh, aliran dananya dari siapa menuju kesiapa.

Ohya, Yayasan Keluarga Cemara itu dewan pembinanya adalah mantan panglima pasukan bumi bulat yang pindah ke bumi datar, bernama Johan..

Gadget tante Sonja pun dioprek untuk melihat dalamnya, ada pembicaraan apa kepada siapa. Oprekan hasil pembicaraan itu mengejutkan. Disana ada kuda, ada kadal, ada biawak, ada kambingnya juga.. Macam2lah..

Hasil oprekan kemudian dijadikan "senjata" menjelang demo besar ke dua, yaitu 212. "Lu boleh demo, tapi lu jamin aman ya, soalnya pakde akan datang ke acara. Dan jam 13 bubar, kalo gak gua buka nih isi percakapan...". Kodenya, kandang kambing.. Entah kenapa bunyi kodenya begitu..

Oke, si kandang kambing pun berjanji. Seperti kita tahu, demo 212 akhirnya aman dan lancar...

Tapi penyelidikan berjalan terus. Ke siapanya udah tahu, sekarang darimana sumber aliran dananya...

Dan karena sudah mulai mengerucut, tiba2 ada yang panik keras dan akan men-somasi tante Sonja. "Keluarga cemara merasa namanya dipakai untuk kegiatan yang tidak2.." Kata salah seorang dari keluarga cemara. Sebut saja namanya Fredy, yang dikenal dengan kode bidadari 1.

Aneh juga, padahal tante Sonja atas nama Yayasan Keluarga Cemara sempat buat aksi sosial kemana2 dan tidak ada protes. Kenapa baru sekarang ya protesnya?

Situasi ini membuktikan memang ada ikatan antara keluarga cemara dan keluarga ciracas, sesuai dengan alur yang pernah beredar.

Mereka memang punya kepentingan yang sama, sejak Pentol sumber makanan mereka dipotong habis pakde. Gimana gak ngamuk, di Pentol mereka panen mulu sampe mereka pernah mengumpulkan uang total ratusan triliun rupiah..

Nah, bagaimana nasib kandang kambing dan keluarga ciracas? Entar aja ya, kapan2 ceritanya.. dah ngantuk nih.. gada kopi ma rokok jg tinggal sebatang.. Bye.. with LOBE.

@denny siregar


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment