Thursday, July 7, 2016

Ustad Wahabi Sebut Bom di Madinah Hanya Kebohongan Yahudi


WNI ini buat pernyataan bahwa bom Madinah hanya fitnah saja.

Dunia Hawa– Tragedi yang terjadi di Madinah (Mesjid Nabawi dan Qatif) dan Jeddah membuat heboh. Bagaimana tidak, tiga bom terjadi sekaligus dalam kurun waktu 24 jam saja.

Ledakan bom tersebut sangat mengganggu ketentraman dari umat Islam yang saat ini sedang menjalankan ramadan menjelang hari raya Idul Fitri.

Ledakan Bom bunuh diri terjadi di Madinah.

Adapun seorang WNI, Fathuddin Ja’far pernah aktif sebagai kader PKS menuliskan pernyataan yang mengejutkan soal tragedi bom tersebut. Ia menyatakan bahwa bom tersebut adalah kebohongan.

Berikut ini adalah tulisan Ustad Wahabi Fathuddin yang didapat :

"Bom di Madinah, Fitnah Apalagi yang Diarahkan kepada Umat Islam?"

Berita bom yang terjadi di Madinah tadi saat berbuka tersebar secepat kilat ke seluruh penjuru dunia dan menjadi berita terbesar sejagad melebihi apa yg terjadi di Turki beberapa hari lalu.

Banyak pesan singkat masuk dari sahabat di tanah air menanyakan kabar kami karena mereka khawatir kami terganggu kenyamanan ibadah ataupun bisa kena musibah. Semoga Allah lindungi…

Kami yang setiap hari berbuka di dalam Masjid Nabawi atau di pelatarannya dengan jumlah sekitar 2 juta shoimin dan mu’takifin tidak terganggu sama sekali dan bahkan salah seorang sahabat i’tikaf sempat mensyuting peristiwa tersebut dan terlihat cukup jauh dari lokasi Masjid Nabawi. Kami hanya melihat kepulan asap spt ada kebakaran di seberang Baki’, makam para Sahabat Rasulullah. Tak ada suara ledakan apapun yg terdengar.

Saking jauh dan tidak mengganggunya peristiwa tersebut, shalat Isya dan tarawih berjalan seperti biasa. Saya sengaja masuk ke dalam Masjid Nabawi sehingga mendekati posisi Raudhah. Tak ada seorangpun yang saya temukan berdiskusi masalah bom tersebut, apalagi dalam keadaan bingung.

Sebab itu saya berkesimpulan: Jangan-jangan mereka gak tau ada peristiwa tersebut karena memang jauh dari areal Masjid Nabawi.

Naluri media dan teori konspirasi saya muncul saat pesan-pesan singkat masuk ke hape via WA yang isinya mengkhawatirkan atau meverifikasi apakah benar ada bom meledak di Masjid Nabawi.

Tentu saya kaget tak kepalang. Saya langsung putuskan untuk shalat tarawih 8 rakaat saja dan segera keluar dari Masjid Nabawi sambil memfoto dan merekam suasana shalat taraweh malam yg ke 30 di Masjid Rasul yg sanagt dicintai umat Islam itu. Saya foto sejak dari dalam sampai keluar Masjid dan suasanaya sedikitpun tdk berubah dari malam-malam sebelumnya.

Saya buka internet sambil jalan. Ternyata dunia maya sudah heboh sekali. Sampai saya di kamar hotel tempat kami memginap stasiun tv Al-Rabiya, milik Yahudi yang sangat populer beberapa tahun belakangan yang muncul sengaja menyaingi Al-Jazeerah.

Filing media dan konspirasi saya benar. Saya lihat pembawa berita live sedang mewawancara Menteri Wakaf Mesir dan beberapa pengamat masalah Timur Tengah lainnya via telpon. Semua mereka mengutuk kejadian bom tersebut.

Ada beberapa hal dan fakta yg membuat saya yakin bahwa umat Islam (khususnya sejak kasus WTC 2001) sedang mengahadapi konspirasi tingkat tinggi yg sedang dijalankan oleh kelompok anti Islam global :

1. Beritanya sangat dibesar-besarkan dan diekspos sedemikian rupa secara serentak oleh seluruh media, termasuk medsos bersamaan dengan saat peristiwa bom terjadi. Seakan mereka sudah saling tau atau tukar informasi sblm kejadian. Begitu juga dg kejadian2 bom di wilayah lain di seluruh negeri Mulism.

2. Pembawa berita di tv Al-Arabiya dan semua tokoh yg diwawancara langsung dapat memastikan pelakunya, yaitu yang mereka namakan kelompok teroris Islam. Padahal penyelidikan dari pihak berwajib di Saudi belum memulai kerjanya.

3. Baik materi berita yg diangkat, redaksi wawancara dan runing teks di tv Al-Arabiya sangat propokatif dan terlihat sekali kebohongannya, seperti : Para teroris itu tdk ada agamanya karena mereka berani membom tempat-tempat suci, bahkan di depan pintu Masjid Nabawi. Sebab itu, dunia internasional harus bekerjasama menghadapi/memerangi mereka dan berbagai ungkapan lainnya.

4. Seperti biasa, provokasi dan kebohongan itu mereka dukung dg tampilan rekayasa gambar dan vidio kejadian.

Saya katakan pada sahabat yg nonton Al-Arabiya bersama, demi Allah, ini adalah kebohongan media kaum kafir kapan saja dan di mana saja. Bom yg terjadi jauh dari Masjid mereka syuting dari arah gerbang utama Masjid Nabawi. Kemudian dizooming sehingga sekakan kejadiannya di samping Masjid Nabawi dan pembawa beritanya bilang: Bom terjadi depan pintu gerbang Masjid Nabawi.

Kalau ucapan perempuan pembawa acara itu benar, kami mungkin sudah luka atau mungkin juga tewas karena dari sebelum berbuka sampai shalat magrib tadi puluhan ribu jamaah persis berada depan gerbang utama Msjid Nabawi karena tidak bisa masuk ke dalam saking banyaknya jamaah.
Dari kejadian bom Madinah ini, saya semakin yakin bahwa umat Islam sekarang sedang menghadapi fitmah dan konspirasi dari segala arah yang sangat luar biasa dari musuh-musuh Allah dan musuh-musuh mereka dg menggunakan segala cara keji dan kebohongan agr umat ini tdk bisa bangkit dari kelemahan dan keterpurukan mereka.

Sebenarnya hal tersebut sangat wajar karena Allah dan Rasulullah telah mengingatkan akan hal tsb dlm banyak ayat dan hadits..

Pertanyaanya ialah: Kapan umat ini, wabil khusus para pemimpin negeri Muslim sadar? Hanya Allah Yang Maha Tahu.

Kemudian, yakinlah rekayasa dan konspirasi kaum kafir dan para bonekanya tdk akan selalu berhasil karena mereka pada hakikatnya sdg berhadap2an dg Allah yg MAHA DAHSYAT REKAYASA-NYA karena di Tangn-Nya kendali jagad raya ini.

Yaa Allah aku sudah sampaikan…
Aku sudah sampaikan…
Aku sudah sampaikan.
Maka saksikanlah….

Samping Masjid Nabawi, Malam 30 Ramadhan 1437 H
Hamba-Mu yg berharap ampunan, kasih sayang dan syurga-Mu

Fathuddin Ja’far

Mengenai tulisannya tersebut, Fathuddin Ja’far pun mendapatkan berbagai macam respon.

Berikut beberapa respon para netizen :

Ahmad Khay :

“Bom macam apa yang menurut fathudin Ja’far tersebut besar, apa musti bomnya dicentelin di mulutnya baru dibilang besar?” 

Sayeed Kalba Kaif :

"Bertaubatlah wahai saudaraku."

"Beritanya sangat dibesar-besarkan?"

"Why not? Ini kota Madinah, kota suci kedua setelah Makkah, Jika menyebar sangat cepat dan menjadi viral itu wajar. karena penduduk di dunia ini mayoritas adalah orang Islam."

"Wajar jika orang Islam khawatir dengan gangguan yang ada di Madinah, Justru yang tidak wajar adalah yang tidak mempunyai rasa khawatir tentang adanya tragedi bom Madinah ini."

"Jangankan bom, ada satu orang mati ditusuk di kawasan Masjid Nabawi bisa menjadi berita besar. Karena Madinah dan Masjid Nabawi sangat vital bagi kaum muslimin."

"Adalah sangat aneh jika menganggap ledakan di tempat yang asapnya bisa disaksikan jelas dari Masjid Nabawi disebut jauh dan tak membahayakan. Berdasar standar keamanan ledakan di radius 3 km dari obyek atau lokasi vital bisa dikatakan dekat dan sudah berkategori sangat mengancam dan membahayakan. Lalu apa lantas itu tidak berbahaya dan tidak layak diberitakan besar-besaran oleh media?"

"Jika tidak mendengar ledakan dan jamaah di Masjid Nabawi masih tenang beribadah itu karena memang manajemen keamanan yang cukup bagus. Karena jika langsung dikabarkan kepada jamaah bahwa ada bom meledak, kepanikan dan kekacauan bisa terjadi dan mungkin justru malah timbul korban baru."

Mariam Umm :

"Yang jadi sorotan Pak Fatahudin ini...kok cuman Al Arabiya yaaa...padahal stasiun berita lain seperti al ekhbariya, saudi Ksa1, Saudi Ksa2, juga sama sama nyiarin dan live langsung dari Madinah, lengkap dgn liputaan dari tempat sekitar kejadian."

Bocah Tua Nakal ;

"owh gitu ya?
trus kalau bom yang di solo konpirasi juga kah?"

Leo Star :

"Wkwkwk...kecepatan penyebaran informasi disimpulkan sebagai bukti peran agen Yahudi. Analisis ngawur dan cacat nalar"

"Emangnya hanya Yahudi yang punya kemampuan menyebarkan informasi? Burung juga bisa tuh...

Apalagi kader PKS, simpatisan beserta antek anteknya. Juaranya menyebar berita palsu dan menyesatkan waktu pilpres kemarin." 

Caba lihat vidio ini :

Laporan dari reporter TV Nasional, bukan dari reporter TV  al-Rabiya milik Yahudi



Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment