Monday, April 25, 2016

Si Bodoh dan Si Lebih Bodoh


Dunia Hawa - "Lihat tuh bodohnya umat Islam yang meyakini bahwa mataharlah yang mengelilingi bumi. Keyakinan salah itu karena kitab suci kalian salah.."

Dengan bangganya seseorang menunjukkan-ku buku yang berbicara tentang pendapat Matahari mengelilingi bumi berdasarkan ayat ayat di Allquran. Ia merasa sudah menemukan satu bukti kuat bahwa Islam salah dan agamanya benar. Keyakinan ini ia pamerkan kemana mana.

Tidak bisa ditampik bahwa di dalam satu komunitas, terdiri dari berbagai macam tingkat intelijensi manusia. Selain yang pintar bahkan jenius, ada yang juga bodoh, sangat bodoh sampai bodoh akut. Bodoh ini bukan dalam pengertian "belum mengetahui" tetapi "tidak tahu yang sok tahu".

Buku "Matahari mengelilingi bumi" ini sebenarnya adalah turunan dari pendapat beberapa ulama Saudi dan disarikan oleh seseorang di Indonesia yang bergelar "ustad" pula. Pertama kali dilontarkan oleh ulama terkenal Saudi yaitu Utsaimin, yang keberadaannya dijadikan museum disana. Dan karena ia patokan dari banyak ulama yang belajar padanya, maka dianggaplah ia sebagai sang kebenaran. Pendapatnya tidak perlu di teliti lagi karena ia maha benar.

Ditambah bahwa penemu teori Bumi mengelilingi matahari atau heliosentris ditemukan oleh Nichollas Copernicus seorang kanon gereja, yang berarti ia "kafir". Maka pendapat "kafir" berhak ditolak dan pendapat "muslim" seperti Utsaimin wajib diterima, dan kacaulah alam pikir mereka. Fanatisme menempati rangking tertinggi dalam kebodohan.

Konsep Heliosentris (Matahari Pusat Tata Surya]

Lalu apakah Alquran sendiri bicara bahwa benar matahari mengelilingi bumi?

Tentu tidak. Semua itu karena penafsiran yang keliru dan tekstual tanpa memperhatikan faktor faktor yang mengitarinya. Al quran itu kitab suci dengan bahasa sastra, penuh perumpamaan dalam menjelaskan dan "catat" bahwa saat Rasul menyampaikan firman itu, tingkat intelijensi manusia belum setinggi sekarang sehingga firman firman itu menggambarkan fenomena semesta dengan sudut pandang manusia dan bahasa sederhana. Sama seperti kita menjelaskan kepada anak kecil tentang sesuatu bukan hanya degan "bahasa" tetapi pengenalan melalui benda benda. 

Seperti kata "Matahari bergerak", itu bukan karena Mataharinya yang benar benar bergerak, tetapi pada sudut pandang manusia, manusia melihat matahari "bergerak" menuju siang dan malam. Dan ketika ini dipahami secara tekstual, bisa dibayangkan apa yang ada dalam otaknya. Seperti Tuhan menggambarkan bentuk jangkrik dalam firman firmanNya, dan manusia dengan kesimpulannya yang tekstual kemudian berteriak, "itu kambinggg.. "

Ah, tapi kan penemu heliosentris itu orang "kafir".

Salah juga. Karena jauh sebelum Nicholaus Copernicus, sudah banyak ilmuwan muslim yang menganut teori heliosentris. Sebagai contoh Al-Sidjzi seorang astronom dari Persia tahun 965, sudah menganut teori bahwa bumi itu bulat dan berputar sesuai sumbunya, dan bersama planet lainnya mengelilingi matahari. Teori ini juga dulu tidak dipercaya oleh banyak ilmuwan muslim lainnya, tapi malah dipercaya oleh astronom barat, ratusan tahun kemudian. 

Jadi begitulah, bahwa kebodohan itu menyebar dan berantai karena tidak berfungsinya akal. Lalu adakah yang lebih bodoh dari itu ?

Ada. Yaitu mereka yang tidak tahu bahwa itu kebodohan yang bahkan sudah dibuang lama ke tempat sampah, dipungut lagi, kemudian mentertawakannya seakan sudah menemukan kebodohan "seluruh umat", dan memamerkannya kemana2 dengan ketidak-tahuan.

Perlu secangkir kopi untuk memahami bahwa ilmu itu seperti air. Ia hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah, yaitu hati yang tidak tinggi..

Serupppuut dulu... Kopi pagi ini nikmat sekali.

[denny siregar]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment