Monday, April 11, 2016

Cari Panggung di Penggusuran Luar Batang


Dunia Hawa - Ramai beredar foto2 penggusuran Luar Batang di Penjaringan Jakarta Utara.

Tambah ramai lagi, foto penggusuran itu kemudian disandingkan dengan foto Ahok yang sedang berdialog dengan pengusaha properti, dengan tagline, "Berdialog dengan pengusaha properti mau, tapi maen gusur kalau dengan warga kecil Luar batang.."

Sejauh yang saya tahu bahwa proses penggusuran Luar Batang ini sudah dalam sosilasi sejak lama. Bahkan sudah disiapkan alternatif rusunawa di Marunda, Cipinang besar dan Rawa bebek. Selain itu Pemprov juga menyiapkan bus sekolah gratis utk siswa yg pindah ke sekolah baru. Begitu juga para PKL sdh disiapkan tempat berdagang yg tertib. Jadi, bukan asal main gusur aja tanpa kemanusiaan.

Luar Batang memang mau dijadikan kawasan wisata kota tua oleh pemprov DKI. Mungkin mirip Melaka, di Malaysia yang menjadi tempat wisata yang apik, bersih dan nyaman. 

Nah sebelum digusur, Luar Batang itu kumuh karena banyak PKL dempet2 tidak teratur, ditambah pemukiman2 padat. Bahkan Nusron Wahid, mantan ketua GP Ansor menjelaskan, untuk masuk ke Masjid Luar Batang susahnya minta ampun karena himpitan PKL yg berjualan aksesoris2 Islam. Kebetulan disana ada makam Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus yang sering dikunjungi penziarah.

Isu yang beredar, pemprov DKI ingin merubuhkan masjid dan menggusur makam, padahal yang dilakukan adalah menata kembali sehingga penziarah bisa mendapat akses mudah menuju kesana. Mirip makam Sunan Ampel di Surabaya, yang dikelola dengan baik dan ditata rapih sehingga menjadi daerah wisata, bukannya malah menjadi daerah wisata kumuh.

Kenapa warga menolak ketika digusur ?

Ya, dimana2 orang ketika digusur pasti menolak. Mereka sdh bertahun2 hidup nyaman disana sampai beranak cicit, sehingga tidak mau move on ke lokasi yg lebih baik. Kampung pulo dan Kalijodoh juga begitu, lalu apa bedanya dengan demo di Luar Batang ?

Bedanya adalah semakin mendekati pilgub DKI, apapun dicari untuk menjatuhkan seorg kandidat, apalagi kandidatnya populer. 

Yusril langsung pasang badan jadi pembela warga. Hihi, perasaan Yusril pasang badan dimana dan pada siapa saja, asal sesuai kepentingan politiknya. Begitu juga bu Ratna Sarumpaet, cari rejeki biar dipanggil trus oleh stasiun tipi. Bentar lagi di TV One, Margarito Kamis akan muncul di hari Rabu dan Jumat. Belum lagi JJ Rizal, caleg gagal. Ahmad Dhani kalo masih napsu jadi cagub, bisa kembali menyusui bayi disana. 

Sudah terlalu biasa, jadi tidak perlu dihebohkan. Ahok sudah berkoordinasi dengan PBNU utk itu, terutama terkait pemugaran masjid dan pelebaran akses juga masalah makam, dan tidak ada masalah. Cuma dengan FPI, belum sih.. Lagian utk apa ? 

Permasalahan lainnya selain banyak pencari panggung politik, adalah ketidak-mauan pejabat2 lama untuk memanusia-kan manusia. Mereka dulu senang melihat yang kumuh2, tempat sumber penyakit, pelacuran dan berbiaknya sarang preman. Karena dengan begitulah mereka membeli suara. Dibiarkan dan diancam2, awas kalau ga mau nyoblos kumisnya.. Bisa disunat kalian semua. 

Mari main logika. Katanya tidak boleh fanatik.. ( Uhuk... )

Sebenarnya kerugian besar utk Ahok, kalau dia maen gusur sekarang ini. Bisa2 perolehan suaranya turun karena banyak yg ga senang. Tapi apa arti "suara" jika kebdohan dan kemiskinan terus di pelihara ? Mau jadi Gubernur itu menata kota, bukan menata suara. 

Ahok bisa saja main aman, tapi nuraninya tidak nyaman. Kalaupun harus tidak terpilih, dia sudah bangga bahwa dia sudah "berbuat" di masa tugasnya, bukan "menyunat". Manusia mati seharusnya meninggalkan nama, bukan meninggalkan kotoran. 

Masalah penggusuran Luar Batang tidak seheboh Kampung Pulo dan Kalijodo. Mungkin karena peserta cagub nya tinggal sedikit. Yang satu sdh ditolak PKB. Satunya lagi yg berkumis, lelah habis koordinasi nasi bungkus di depan gedung KPK. Satunya, yang raden, sibuk mempermasalahkan kaleng bir sambil cuit2an di twitter dan blocking massal.  

Ahoknya paling minum susu, dan saya minum kopi di rumah, sambil melihat kepanikan berjamaah karena belum ada satupun partai yang melamar, padahal sudah keluar duit banyak utk berkoar2.

Seruputttt dulu ah... Koh, kapan nih bisa selfi ? Sekalian mau nagih, denger2 saya mau dikasih miliaran karena jadi tim sukses... Lumayan buat bayar hutang warung kopi. Si mbok dah marah2, gelasnya dikasi sabun koh.. Sepet rasanya.

[denny siregar]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment