Tuesday, March 15, 2016

Ketika Fitnah Membentuk Sebuah Arca


Dunia Hawa - Entah kenapa ketika membaca postingan seorang teman nasrani tentang Nabi Muhammad Saw dalam hal yang sangat positif, saya merasa terharu.

Nabi Muhammad Saw adalah perilaku agung yang terfitnah bahkan oleh umatnya sendiri. Beliau diabadikan sebagai sosok sempurna, tapi pada sisi lain banyak yang meyakini bahwa orangtua beliau di neraka, paman tercinta beliau Abu Thalib adalah kafir, beliau bermuka masam pada orang miskin, seorang pedofilia, barbar dan haus darah.

Sebuah pertentangan berfikir yang sangat akut. Meyakini bahwa beliau sempurna tetapi sekaligus meyakini bahwa beliau juga manusia biasa. Bagaimana mungkin manusia biasa bisa sempurna ? Meyakini agama Islam adalah agama sempurna, tetapi juga meyakini pembawa-nya bisa salah. Bagaimana mungkin sesuatu yang sempurna dibawakan oleh seseorang yang bisa salah ? Memilukan adalah kata yang tepat.

Karena itu ketika kartunis majalah Charlie Hebdo menggambarkan Nabi Muhammad Saw sebagai sosok yang konyol dan mereka yang mengaku umatnya marah bahkan membunuhnya, saya pun berteriak sedih dalam status, “Bagaimana bisa kalian marah dan membunuh orang yang mewujudkan apa yang selama ini kalian pikirkan ?” Sebuah kebingungan dalam bersikap dan ini melanda bukan saja puluhan umat muslim tetapi bahkan jutaan.

Jadi wajarlah ketika mereka yang mengaku umat Muhammad Saw berperilaku bertolak belakang dari ahlak Nabi-nya, karena keyakinan mereka yang keliru. Keyakinan yang di-pompakan oleh dusta sejarah berbalut “riwayat shahih” yang dibangun oleh penguasa2 dengan membeli para ulama demi melanggengkan kekuasaannya. Dan itu berlangsung berabad2 lamanya, sehingga menjadi kebenaran.

Sakit memang ketika apa yang diyakini selama ini dibongkar. Apa yang bengkok selama ini coba diluruskan. Akhirnya tuduhan kafir dan sesat-lah yang disematkan ketika akal sudah tidak mampu lagi berproses dengan baik hanya karena mempercayai ulama terdahulu yang sangat mungkin salah.

Akal bertolak, nurani menolak, tetapi kata ulama dahulu dalam riwayat shahih seperti ini. Mana yang harus dipercayai ? Ulama terdahulu akhirnya menjadi lebih suci daripada Nabi-nya sendiri.

Kadang dalam doa, saya merintih mengingat betapa Nabi dan keluarganya di-zolimi oleh umatnya sendiri, padahal dalam setiap shalat mereka selalu ber-shalawat kepadanya. Ingin saya memaki, tetapi saya harus menunjukkan ahlak yang baik karena tidak semua orang mengerti.

Dalam perdebatan lintas agama, banyak saya melihat saudara2ku yang nasrani mentertawakan dan mengejek Nabi Muhammad Saw dan perilaku beliau. Apakah mereka salah ? Mereka tidak salah, karena mereka berpatokan pada riwayat2 yang salah yang bahkan diyakini oleh umatnya sendiri.

Karena itu, ketika seorang sahabat saya yang nasrani menggambarkan Nabi Muhammad Saw pada sisi keadilannya, saya menjadi terharu. Serasa cukup sudah perjuangan ini meski apa yang dilakukannya hanya setitik. Itupun cukup berarti menyentuh sisi tercengeng dalam hidup saya.

Thanks bro… Kalau pulang ke Indonesia nanti, ingin kuhadiahkan kau secangkir kopi.

[denny siregar]




Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment