Wednesday, November 21, 2012

Designer's Creation on Jakarta Fashion Week 2013


Desainer Korea, Lie Sang Bong, membuka perhelatan fashion Jakarta Fashion Week 2013 di Plaza Senayan, Sabtu (3/11/2012) dengan koleksi yang penuh dengan corak kupu-kupu dan bunga. Detail kupu-kupu sebagai motif kain dan aplikasi kupu-kupu plastik terlihat menonjol di atas bahan polos. Garis desainnya simpel dan banyak didominasi dengan cutting peplum, coat, dan dress.


Sebastian Gunawan, yang juga tampil di pembukaan JFW 2013, mengusung konsep alam dalam koleksi bertema "Bella Pietra". Seba mengolah batu alam yang dipotong setipis 0,3 mm (nano stone), sehingga terasa ringan saat digunakan. Batu-batu ini juga memiliki pattern berbentuk bunga dan daun yang terlihat pada beberapa bagian busananya.


Koleksi Purana Batik, dalam show yang didukung oleh LC Foundation, Minggu (4/11/2012), menampilkan batik tulis dengan motif geometris yang diberi sentuhan tribal kontemporer. Busana untuk berlibur muncul dalam siluet serba longgar seperti celana palazzo, jumpsuit, hingga gaun malam dengan materi sutera. Sebagai aksesori, ditampilkan juga koleksi tas hobo, tas genggam, dan tas jinjing, serta anting, kalung, ikat pinggang, dan gelang bangle. 


Para selebriti kembali mencoba memamerkan kemampuan sebagai desainer dalam sesi Grazia Glitz & Glam, Minggu (4/11/2012). Kebanyakan dari mereka menawarkan koleksi siap pakai dalam bentuk gaun feminin. Dari kiri ke kanan adalah koleksi label Manja (pesinetron Asmirandah/Cinta), Dollhouse (presenter Marissa Nasution), TikShirt (MC/penyiar Iwet Ramadhan), Rouge (pesinetron Dimas Beck & Faisal Shah), dan Luna Maya for Hardware (presenter Luna Maya). 


Auguste Soesastro, perancang yang lebih dulu berkiprah di Paris dan New York, menampilkan koleksi bertema "Kromo" pada Senin (5/11/2012). Rancangan yang terinspirasi dari laut dan air ini kebanyakan bersiluet maskulin. Pilihan item-nya terdiri atas celana panjang berpipa lebar, kulot, blazer, vest, dan blus putih, serta rok dan gaun terusan. Kesan seksi ditampilkan melalui celah di bagian punggung pada beberapa outfit. 


Oscar Lawalata berbagi panggung dengan Auguste Soesastro, menampilkan koleksi dari lini Mongoloid. Karakteristik dan keunikan brand Mongoloid terlihat dari pola geometris, yang tampak pada motif, aksen cut-out, dan pada keseluruhan konstruksi busana itu sendiri. Tak seperti koleksi Spring/Summer yang warnanya cenderung cerah, Oscar memilih warna-warna yang gelap seperti hitam, biru tua, dan hijau pupus.


Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI turut berpartisipasi di JFW hari ketiga, Minggu (5/11/2012) melalui tujuh anggotanya. Masing-masing anggotanya mengolah gaya betawi, dari kebaya encim hingga busana muslim. Dari kiri ke kanan: Tres Belle, Roemah Kebaya, Roemah Betawi, Jasmin Teas, dan Batik Chic. Batik Chic juga menampilkan koleksi tasnya yang menggunakan materi crepe, batik tulis sogan, bordir bunga, dan kulit reptil. 


Label Anonymous melalui dua desainernya, Adit Puspoyo dan Jelita Putri, menampilkan koleksi bertema "Technicolor" pada Rabu (7/11/2012). Label ini mengusung gaya jalanan dengan warna-warni musim panas yang cerah seperti pink dan hijau terang. Permainan motif garis asimetris dari bahan semi-parasut memberikan gaya urban yang kasual dan wearable. Item yang ditawarkan antara lain jaket, blus, celana, serta sepatu kanvas dengan sentuhan warna neon pink atau kuning.  


Erasmus Huis menampilkan koleksi Batik Belanda dari tiga desainer lulusan Lomba Perancang Mode 2011: Iwan Amir, Sischaet Detta, dan Lulu Lutfi Labibi, pada Rabu (7/11/2012). Yang dimaksud batik belanda bukanlah batik buatan orang Belanda, melainkan batik buketan bermotif bunga yang merupakan asimilasi antar batik dan selera noni Belanda. Dalam gambar adalah koleksi Iwan Amir, terdiri atas gaun, blus, celana, dan jumper dalam warna-warna pastel. 


Sejumlah desainer busana muslim dari APPMI tampil dalam show yang didukung oleh BRI, Kamis (8/11/2012). Dari kiri: Jeny Tjahyawati memamerkan rancangan yang didominasi warna cerah dengan tatanan motif puzzle; Jenahara by Ida Royani, dengan busana yang seluruhnya berwarna hitam dengan aplikasi keemasan di bagian lengan, dada, serta leher; Merry Pramono yang terinspirasi dari busana sari dari India; Defrico Audy yang mengangkat tema Minang dalam koleksi bertajuk "Puan"; sedangkan Adhy & Alie mengangkat corak kain Sulawesi, yaitu sarung mandar, dalam koleksi yang didominasi warna putih.   

      

Artikel Terkait