Thursday, May 11, 2017

Dunia Luar Prihatin Dengan Vonis Ahok, Akhirnya Wajah Sumbu Pendek Makin Dikenal Dunia


DUNIA HAWA - Saya memang tahu bahwa Ahok makin dikenal dunia karena pilkada dan terutama kasus yang menimpanya. Tapi saya sungguh tidak menyangka akan menjadi polemik di dunia Internasional. Popularitas Ahok melejit berkali lipat dan mendapatkan simpati yang makin luas.

Kasus penistaan agama yang menyeret Ahok ke jeruji besi menjadi sorotan internasional. Sejumlah organisasi internasional menyampaikan keprihatinannya atas kondisi HAM di Indonesia pasca vonis 2 tahun penjara terhadap Ahok.

PBB mendesak Indonesia untuk meninjau ulang hukum yang menjerat Basuki. “Kami memperhatikan hukuman penjara untuk Gubernur Jakarta atas tuduhan penodaan agama Islam. Kami mendesak Indonesia untuk meninjau ulang hukum penistaan,” demikian pernyataan Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Asia Tenggara PBB (OHCHR) melalui akun Twitter resmi mereka.

Amnesty International juga menyatakan bahwa putusan pengadilan yang menjatuhkan vonis dua tahun penjara bagi Basuki alias Ahok merupakan cerminan ketidakadilan di Indonesia.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan meskipun menghormati institusi demokrasi Indonesia, AS menentang UU penistaan agama dimana pun karena membahayakan kebebasan fundamental termasuk kebebasan beragama dan mengemukakan pendapat.

Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia juga menyerukan pada pemerintah dan rakyat Indonesia untuk tetap mempertahankan tradisi toleransi dan pluralisme yang selama ini dikagumi dunia. Uni Eropa secara konsisten menyatakan bahwa undang-undang yang mengkriminalisasikan penistaan agama apabila diberlakukan secara diskriminatif dapat menjadi penghambat kebebasan mengemukakan pendapat dan beragama.

Baru kali ini Indonesia begitu disorot dunia karena seorang Ahok. Ada orang yang main game online, chat dengan pemain lain dari luar negeri, dan ditanya mengenai kasus Ahok. Ada teman yang sekolah di luar negeri juga mengatakan kasus Ahok sangat disorot. Intinya kasus ini sudah menjadi konsumsi dunia internasional. Banggakah kita, terutama gerombolan sumbu pendek yang merasa sudah menang karena keadilan sudah ditegakkan?

Masih mending Indonesia dikenal karena prestasi positif, ini malah dikenal karena gejolak kasus yang bahkan orang luar pun heran. Tidak heran kalau ada yang bilang kasus Ahok adalah salah satu yang teraneh di dunia. Wajar, karena gerombolan sumbu pendek otak tipis ikut terlibat. Pemikiran mereka tentunya sulit ditangkap dan dipahami. Pokoknya apa yang dilakukan mereka rasanya sulit dipahami dan dicerna.

Saya takkan bahas dari sisi hukum ataupun membela. Tapi yang jelas, Indonesia makin dikenal dunia. Bukan hanya hukumnya dengan segala peraturannya yang tumpang tindih, tapi juga wajah dan perilaku sebenarnya dari gerombolan sumbu pendek akhirnya diketahui orang luar. Wajah mereka sudah dikenali dunia. Apa yang mereka wakili? Jadi jangan salahkan dunia luar kalau dicap jelek dan mendapat stigma negatif. Mereka sendirilah yang telah membuat kerusakan ini. Mereka pikir telah menang, tapi tidak sadar telah menjelekkan agama dan negara ini dengan perilaku mereka sendiri. Mereka pikir keadilan telah ditegakkan, tapi sebenarnya dunia luar malah menganggap ini ketidakadilan.

Dunia luar mungkin sudah menilai bahwa pluralisme, toleransi dan kebhinnekaan di negara ini hanya fatamorgana yang terlihat jelas dari jauh, tapi sebenarnya tidak ada saat dilihat dari dekat. Saya tertegun ketika membaca komentar salah satu netizen yang mengatakan bahwa ketika sentimen Islamophobia sedang menghangat di luar, apa yang terjadi di Indonesia ini telah membenarkan (menjustifikasi) alasan mereka untuk semakin menguatkan sentimen ini. Gerombolan sumbu pendek mungkin merasa bangga, tapi sebenarnya menambah imej buruk.

Mereka mungkin berpikir, apa urusan orang luar sok kepo? Namanya juga sumbu pendek, dipikirnya dunia ini cuma milik mereka, tak butuh dunia luar dan merasa powerful dan sanggup hidup sendiri. Sebuah ilusi bodoh, yang mungkin menjadi kenyataan kalau ini bumi datar. Kelakuan mereka bukan hanya mencoreng wajah sendiri, tapi juga telah mencoreng negara dan orang lainnya secara keseluruhan. Mereka yang waras pun kena getah karena ulah sumbu pendek yang cuma segelintir ini. Gara-gara sumbu pendek segelintir, hancur satu Indonesia di mata dunia.

Dunia luar sibuk memikirkan cara menghuni planet lain, bagaimana mengembangkan teknologi yang belum ada untuk memperbaiki kehidupan manusia, bagaimana mencari penawar untuk penyakit kronis, bagaimana mengatasi pemanasan global yang sudah merusak dunia. Di sini, di negara ini, yang diributkan malah isu SARA yang tidak ada manfaatnya.

Sebagai pencerahan, bahkan untuk jumlah publikasi jurnal ilmiah saja, Indonesia kalah jauh dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand meski Indonesia berpopulasi terbesar keempat di dunia. Jangan bandingkan dengan Cina, Eropa apalagi Amerika, bisa nangis darah. Untuk sekarang saja Indonesia sangat ketinggalan di berbagai bidang. Ini gerombolan sumbu pendek malah dengan bangganya mempertontonkan kebodohannya di dunia Internasional. Kapan mau maju? Kapan-kapan lah. Selamat kepada gerombolan sumbu pendek yang telah membuat Indonesia makin terkenal lewat ilusi bodohnya sendiri.

Bagaimana menurut Anda?

@xhardy


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment