Thursday, April 13, 2017

Ngeper Dimako Brimobkan, Aksi Tamasya Al Maidah Resmi Dibatalkan


DUNIA HAWA - Enam hari menjelang hari H pencoblosan pada hari Rabu pada tanggal 19 April 2017 mendatang, Ketua Gema Jakarta Ahmad Lutfi Fathullah, selaku penyelenggara Tamasya Al-Maidah yang katanya akan mengerahkan 1,3 juta warga luar Jakarta untuk mendatangi seluruh TPS-TPS di Jakarta, khususnya TPS-TPS yang memenangkan Ahok-Djarot, hari ini membatalkan aksi yang sebelumnya mereka sesumbar akan lebih heboh dari aksi bela Islam 112.

Mungkin ngeper akan dimako Brimobkan seperti pentolannya FUI, Al Khaththath, yang nasibnya sial diciduk Polisi dan digelandang ke Mako Brimob seperti menggelandang maling, Gerakan Tamasya Al-Maidah itu buru-buru dibatalkan.

Menurut Lutfi, aksi Tamasya Al Maidah itu dibatalkan karena dikhawatirkan aksi tersebut dapat mengganggu pelaksanaan pencoblosan, takut massa tidak terkontrol, takut terpancing, takut semakin memanas, sehingga bisa berpotensi terjadinya kerususuhan massal.

Pemaksaan kehendak model begini memang sengaja digerakkan secara masif oleh oknum-oknum pemecah belah bangsa dengan tujuan besar mereka, Ahok tidak boleh jadi Gubernur DKI Jakarta.

Untuk memudahkan pergerakan-pergerakan mereka yang inkonstitusional, maka upaya-upaya pemaksaan kehendak mereka poles sedemikian rupa dengan seruan aksi Tamasya Al Maidah yang berlatar agama.

Tujuan mereka yaitu untuk melakukan intimidasi dan pemaksaan-pemaksaan secara terselubung agar warga DKI Jakarta ketakutan sehingga tidak berani datang ke TPS-TPS untuk mencoblos. Niat busuk yang sangat berbahaya.

Yang jelas, kalau berani ada orang dari luar Jakarta datang geruduk ke TPS-TPS di Jakarta sudah pasti akan terjadi baku hantam dan saling sikat. Memangnya warga Jakarta akan diam melihat orang luar Jakarta sok-sokkan datang bikin kacau di Jakarta pada hari pencoblosan?

Sudah barang tentu warga Jakarta tidak akan mungkin diam dan tidak berkutik dengan ulah para pengacau yang coba-coba melakukan pemaksaan kehendak untuk kepentingan dan keuntungan politik terselubung.

Selain itu, aparat keamanan, baik itu kepolisian maupun TNI juga tidak akan mungkin membiarkan para perusuh yang bukan warga DKI Jakarta datang bikin kacau momen Pilkada, pesta demokrasinya orang Jakarta. Semua TPS akan dijaga aparat negara, baik itu petugas Kepolisian maupun TNI. Kalau masih nekat dan so jago, kelar hidup loe.

Makanya jangan coba-coba pakai acara mengerahkan massa pada hari H pencoblosan. Negara ini bukan negara tidak bertuan, bukan hutan belantara yang bisa seenak udelnya bikin aksi ini itu dengan tujuan untuk mengacaukan agenda konstitusional negara.

Kaum sesapian dan kaum bani sorban yang menampilkan diri sebagai jagoan yang akan melibas siapa pun yang tidak tunduk pada keinginan mereka yang mengatasnamakan agama Islam akan berhadapan dengan aparat negara.

Melalui tulisan ini, sekali lagi saya bilang, jangan coba-coba bikin kacau agenda konstitusional negara pada hari H pencoblosan Pilkada DKI Jakarta pada hari Rabu tanggal 19 April 2017 mendatang karena Jakarta penuh dengan lautan aparat negara, mulai dari Polda Metro Jaya, Mabes TNI, Pangdam, jajaran Armada Barat, serta Satpol PP yang siaga satu. Berani macam-macam, bisa-bisa dengkul loe kena doorrr.

Orang dari luar Jakarta jangan coba-coba melakukan aksi pemaksaan dan intimidasi agar tidak memilih Ahok-Djarot, selain melanggar kebebasan warga DKI dalam pilkada, dijerat dengan hukum pidana, pun juga bisa kena bogem mentah congor loe.

Bagi warga DKI Jakarta, mari kita menyatukan langkah untuk membebaskan diri dari aneka macam intimidasi yang sengaja mereka giring pada kondisi pemaksaan kehendak dengan mendatangi TPS dan mencoblos pilihan kita sesuai hati nurani. Jangan takut dan jangan gentar karena Tuhan beserta kita. Amien.

Kura-kura begitu.

@argo


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment