Saturday, March 4, 2017

Rizieq Shihab, From Hero to Zero


DUNIA HAWA - Tidak bisa dipungkiri keberhasilan seorang Rizieq Shihab membentuk sebuah Organisasi Masyarakat atau Ormas Front Pembela Islam atau FPI mulai dari scratch sampai sebesar FPI sekarang adalah karena kegigihannya. Namun seperti apa yang orang tua dulu bilang, “tidak ada seorangpun yang bisa menghancurkanmu kecuali dirimu sendiri”. Dan seperti itulah FPI sekarang.

Belum bisa dikatakan hancur karena Organisasi ini memang sangat besar. Kantor Cabangnya hampir ada disetiap kota besar di Indonesia dan digawangi oleh Ulama-Ulama besar pula. Sayangnya, Organisasi sebesar FPI dalam hal kepemimpinan terfokus hanya pada sosok satu orang. Lebih sayangnya lagi, sosok satu orang ini memiliki sifat cepat ke-pede-an. Saking besarnya itu kepercayaan dirinya, si sosok satu orang itu sampai berpikir mampu menjatuhkan Pemerintahan.

Mungkin di jaman pemerintahan Presiden ke 6, taktik dia menggertak Pemerintah selalu kena sasaran dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Mungkin cara yang sama dilakukan juga pada Presiden kita yang sekarang.

Tapi eiiih, tunggu dulu… lain Presiden ke 6 lain pula Presiden yang sekarang.

Keseleo lidahnya Ahok rupanya dijadikan pintu masuk bagi FPI untuk “agak” berperan dalam perpolitikan Indonesia. Menggadang kasus Penistaan Agama yang sontak mendapat respon yang cukup massive dari massa, Rizieq Shihab dan para Elit Politik menggoreng issue Penistaan Agama sedemikian rupa untuk tujuan besarnya yaitu menggoyang Kursi no.1 Indonesia.

Gerakan Nasional Pengawalan Fatwa langsung menempatkan Rizieq Shihab bak seorang Pahlawan yang menyuarakan kesakit hatian umat Islam. Perubahan besar status dirinya yang dianggap Pahlawan sanggup meyakinkan para Ulama Pesohor seperti Aa Gym dan Arifin Ilham bahwa mereka sedang membela pihak yang benar!

Aksi unjuk rasa bela Agama 1 dan 2, Rizieq Shihab sangat lantang meneriakan tuntutan, berorasi bahkan bernyanyi. Benar-benar dia menguasai lapangan. Polisi? Hanya sebatas melakukan pencegahan agar tidak terjadi tindakan anarkis.

Strategi Jokowi Menaklukkan FPI 


Diam-diam Jokowi juga menyusun rencana. Menghadapi massa yang over dosis Agama tidak bisa dengan cara serampangan. Ilmu Jokowi menaklukan lawan ibarat seorang pembunuh bayangan. Lawan tidak akan sadar bahwa dia sudah kena bidikan. Lawan bahkan tidak sadar bahwa dirinya tiba-tiba sekarat. Saya yakin, rakyat melihat strategi apa yang sudah Jokowi lakukan:

1. Sholat Jumat bersama rakyat


Ketika Aksi Bela Agama ke 2, Jokowi sengaja keluar Istana dan bekerja. Jokowi membiarkan dirinya dihujat sedemikian rupa dikatai pengecutlah, kaburlah, menghindarlah, takut dan sebagainya. Makin melunjak, Aksi Bela Agama ke 3 diadakan, “Massanya harus lebih banyak! Jokowi pasti akan menuhin tuntutan kita!” Mungkin itu pikiran mereka.

Jangankan orang-orang yang di Monas, Paspampres saja kaget ketika Jokowi memutuskan untuk sholat Jum’at bersama Rakyat. Jokowi dengan santai ikut sholat Jum’at dan dengan santai pula dia naik panggung dengan membuka sepatunya menyapa rakyat TANPA MELIRIK SEDIKITPUN pada si yang punya hajat! Apalagi gesture yang diperlihatkan Wiranto yang dengan sengaja menghalau Rizieq Shihab untuk tidak dekat dengan Sang Presiden! Kejadian ini dilihat oleh seluruh rakyat Indonesia bahkan dunia bagaimana seorang Rizieq Shihab yang merasa besar dikecilkan oleh Jokowi. Bayangkan! dimana harga diri seorang yang punya hajat, ketika yang punya Monas yang HANYA NUMPANG SHOLAT bisa leluasa minjam microphone, ngomong sedikit dan turun tanpa basa basi sedikitpun pada yang punya hajat! Posisi 0-1 untuk Jokowi

2. Mengundang para Tokoh Agama


Paska unjuk rasa Bela Agama 2, Jokowi mengundang hampir semua Ulama dari Organisasi Islam di Indonesia, termasuk MUI yang Fatwanya sedang digadang FPI. Katanya untuk membicarakan nasib Bangsa dan Negara. Khususnya Umat Islam karena saat ini Indonesia sedang berperang ideologi Agama antara Muslim Moderat dan Moslem Radikal. Tapi Rizieq Shihab dan Gerombolan Siberatnya tidak diundang? Apakah itu artinya Rizieq Shihab tidak dianggap Ulama? Jokowi sih tidak bilang begitu yah, tapi banyak pihak, bahkan kaum Ulama sendiri ada yang bilang kalau Sikap Rizieq Shihab bukan cerminan seorang Ulama. Posisi 0-2 untuk Jokowi!

3. Gelar baru yang disandangnya: “Tersangka”


Ini langkah elegan Bangsa sebenarnya. Banyaknya pihak yang melaporkan Rizieq Shihab atas perkara-perkara yang berbeda, seakan Rizieq Shihab terkena karma! Dia menyudutkan Ahok dengan 1 perkara, rakyat se-Indonesia menyudutkan dia langsung minimal dengan 5 perkara! Statusnya sebagai ulama terkikis habis ketika obrolan yang diharamkan umat Islam eh malah dia lakukan. CHAT SEX sekalipun Porn !! Masya Allah!!

Ibarat main basket, Jokowi langsung mendapat triple points! Posisi 0-5 untuk Jokowi!

4. Penutupan kran Penyandang Dana


Ibarat orang yang tertembak dan sedang sekarat. Dia masih bisa bersuara lemah tapi sudak tidak bisa bergerak. Pernyataan FPI dan GNPF untuk tidak andil pada Aksi unjuk rasa yang diadakan oleh FUI di depan Gedung Kura-Kura adalah refleksi dari ketidakadaan dana untuk menggerakkan massa. Seribu satu alasan penyangkalan bahwa aksi-aksi unjuk rasa Bela Agama 1,2 dan 3 adalah murni Aksi Massa tanpa adanya dana yang dibagikan diantara mereka, gugur seketika. Karena begitu Kepolisian melacak dari mana asal aliran dana dan kran dana langsung dihentikan. Terbukti! FPI tidak bisa lagi menggerakkan massa mereka! Logistik kan ngga gratis, kilahnya!

Tapi Rizieq Shihab tetap datang. Orasi dia tidak seperti biasanya yang selalu menggebu-gebu dan penuh hasutan. Kali ini “pidato”nya lebih seperti Jokowi ketika bicara di acara Aksi Damai Bela Agama ke 3, “meminta Massa pulang dengan selamat!”, yaaa… ada embel-embelnya sih tapi sedikit, itu juga cuma buat nahan malu doang.

Posisi 0-6 untuk Jokowi

5. Menjadi Saksi Ahli Agama pada Persidangan


Harusnya moment ini bisa dia gunakan untuk meraih 1 atau 2 angka kemenangan untuk mempertipis kekalahan. Sayangnya Rizieq Shihab tidak memahami arti dari predikat “Saksi Ahli” yang diberikan JPU. Dia malah mengedepankan keegoan dan keyakinannya bahwa kehadirannya di Persidangan bisa mempengaruhi keputusan sidang untuk menahan si Penista Agama. Tim Pembela memutuskan untuk tidak mengajukan satupun pertanyaan karena berpikir Rizieq Shihab bukan orang yang tepat sebagai saksi Ahli. Lucunya lagi, Rizieq Shihab malah menolak beberapa pertanyaan yang Majelis Hakim ajukan!

Kebayang kan kalau seandainya Rizieq Shihab berlaku pas sesuai kapasitasnya sebagai Ahli Agama dan dengan kedalaman Ilmunya mampu menetralkan suasana? Saya yakin, 5 angka penghargaan dari Penduduk Bumi Bulat akan sangat mudah dia dapat!

Sikapnya dipersidangan menposisikan Jokowi dengan angka 0-7!!

6. Yang Mulia Baginda Raja Salman


Efek dari Aksi Damai Bela Agama 3 di Monas yang berhasil mengumpulkan massa sebanyak 7 juta adalah alasan kedatangan Raja Salman ke Indonesia! itu claim mereka. Ternyata Jokowi dan pihak KBRI Arab Saudi yang mendatangkan Sang Raja ke Indonesia! Aduh itu muka mau ditaroh dimana? Parahnya, Kedubes Arab Saudi jelas-jelas menyatakan Raja Salman tidak akan bertemu Sang Mantan Ulama.

Untuk menuntaskan strategi bayangannya, Jokowi lagi-lagi mecetak triple points menutup skor dengan mengundang Ahok untuk mendampinginya menyambut Sang Raja. Maka sempurnalah sudah Jokowi membanting harga diri seorang Rizieq Shihab ke titik yang paling rendah dengan posisi 0-10 untuk Jokowi!

From Hero to Zero


Sekarang Pentolan-Pentolan FPI sedang berusaha keras untuk menyamakan angka. Sayang, mereka sudah tidak punya elemen pendukung yang bisa diharapkan. Dari 10 angka yang Jokowi kumpulkan, tidak sepatah katapun beliau ucapkan untuk menjatuhkan lawan! Itulah makanya saya sebut Strategi Bayangan. Sosok Ulama yang diagungkan sekarang hilang. Yang ada hanya sebuah nama yang harus dibersihkan.

Semoga ini bisa menjadi sebuah pelajaran bagi siapapun yang berencana menentang Pemerintahan.

Presiden elu lawan…


@erika ebener

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment