Monday, March 6, 2017

Mempertanyakan Motivasi JK Menerima Zakir Naik, Apakah Terkait Pilkada DKI?


DUNIA HAWA - Politik SARA yang dimainkan di Pilkada DKI bukanlah mainan anak-anak yang setelah kampanye dan pemilihan berlangsung semua selesai.  Politik SARA membuka pintu radikalisme yang menuju terorisme dan sangat membahayakan keutuhan Indonesia, negara yang kita cintai bersama.

Belum selesai bisingnya bom Bandung, tiba-tiba netizen dihebohkan kembali dengan berita tidak sedap yang kali ini datang dari rumah dinas wakil presiden Jusuf Kalla (JK). Seperti diberitakan Sindonews.com, JK menerima tokoh kontroversial India Zakir Naik, berdoa bersama, sampai makan malam bersama.

Bahkan lebih menarik, diberitakan bahwa istri pak JK sendiri yang memasak untuk Zakir Naik.  Berikut kutipan langsung dari berita tersebut:

“Sampai-sampai bu Mufidah Jusuf Kalla rela turun sendiri sibuk memasak buat menjamu tamu bangsa istimewa ini. Ahlan wa sahlan Dokter Zakir Naik. Ikhwah.., mari kita muliakan tamu kita,” tulis Hanny Kristianto di akun facebooknya.

Hanny Kristinto (HK) sendiri dikabarkan adalah mantan kristen yang akhirnya jadi mualaf.  HK dikabarkan adalah salah satu panitia Persiapan Zakir Naik Visit Indonesia 2017. Dia juga yang mengunggah pertama kali berita JK ini di facebooknya dan akhirnya diberitakan Sindonews.

Selain secara apologetika (bela doktrin agama secara rasional) Zakir Naik  sangat kontroversioal, misalnya dalam menyatukan Hindu dan Islam, tapi yang lebih berbahaya Zakir Naik diberitakan mendukung ISIS dan juga membuat pernyataan “Semua orang Muslim sebaiknya menjadi teroris”.

Controversial Islamic preacher Zakir Naik has been extolling Osama Bin Laden, proclaiming that every Muslim should be a terrorist and claiming that if Islam had indeed wanted 80 per cent of Indians would not have remained Hindus, government said justifying the ban imposed on his NGO IRF.

IRF (Islamic Research Foundation) adalah kendaraan Zakir Naik untuk kaderisasi dan menyebarkan pemikiran-pemikiran yang radikal. Lebih lanjut, NDTV juga menyatakan Zakir membenarkan  bom bunuh diri, dan bila perlu “menggunakan pedang” untuk konversi agama.  Dan dengan sangat tegas, kementrian dalam negri India menyatakan:

The Home Ministry said through speeches and statements, Naik has been promoting enmity and hatred between different religious groups and inspiring Muslim youths and terrorists in India and abroad to commit terrorist acts. 

Tidak hanya di India, Zakir juga di larang orasi di UK, Canda, Bangladesh, bahkan di Malaysia. Indiana Express melaporkan sebagai berikut:

The Islamic orator is banned in the UK and Canada for his hate speech aimed against other religions. He is among 16 banned Islamic scholars in Malaysia. Naik is popular in Bangladesh through his speeches beamed on Peace TV, although his preachings often demean other religions and even other Muslim sects.

Memperkuat berita-berita negatif Zakir Naik, Mun’im Sirry,Fakultas Teologi Universitas Notre Dame, USA, menyatakan dengan lugas sebagai berikut:

Soal ceramah-ceramahnya yang bisa memicu kebencian dan radikalisasi, memang, tak dapat dinafikan. Naik yang semula berprofesi sebagai dokter dan kemudian beralih menjadi da’i fulltime itu kerap menyerang keyakinan dan kitab suci agama lain sembari menyulut permusuhan dan mengobarkan api radikalisme.

Realitas kontroversialnya Zakir Naik bukanlah sebuah berita politik biasa, dan juga bukan sekedar sebuah opini. Tapi fakta yang kita sebagai bangsa Bhinneka seharusnya waspada dan berjaga-jaga. Jadi tidak berlebihan apabila diterimanya Zakir Naik di rumah dinas JK sebagai wapres membuat kita semua bertanya, ada apakah ini?

Pertemuan JK & Zakir Naik yang sempat diunggah di Instagram JK, ternyata sudah di-offline-kan. Hal ini justru semakin membuka banyak opini liar.  Kemungkinan pertama, apakah sekelas JK, RI2, kebobolan dan tidak tahu siapa Zakir Naik, sehingga terkejut melihat reaksi netizen?  Yang kedua, ataukan ini hanya reaksi JK untuk meredam netizen?

Kedua kemungkinan ini mengerucut pada satu pertanyaan, siapa orang dekat JK yang melobby sehingga Zakin Naik bisa “audiensi” ke JK.  Secara politik ini menjadi penting untuk mengetahui jaringan-jaringan yang ada dan kepentingan-kepentingan yang sedang bermain.

Media memberitakan bahwa Zakir Naik selama di Indonesia disambut beberapa tokoh agama, dan bisa dikatakan diantaranya adalah tokoh-tokoh yang pro Anies-Sandi di Pilkada DKI 2017.  Nama-nama seperti Yusuf Mansur, Arifin Ilham, Abdullah Gymnastiar diberitakan telah bertemu Zakir sebelum JK.


Kedekatan JK dengan Anies, di lain pihak, sudah menjadi rahasia umum. Merapatnya Anies ke Jokowi di 2014 tak luput dari peran lobby JK. Dan insiden terakhir sebelum Anies “dicukupkan” oleh Jokowi, mensesneg melarang semua menteri meninggalkan Jakarta, dan Anies “membandel” dan tetap pergi bersama JK.  Sebuah kedekatan yang bukan kebetulan.

Imbauan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, agar para menteri tidak meninggalkan Jakarta selama 25-29 Juli 2016, tidak dipedulikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan. ..Menteri Anies Baswedan masih menyempatkan menghadiri pembukaan Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) Palang Merah Remaja (PMR) di Sulawesi Selatan……Seusai menghadiri acara Jumbara Nasional yang dibuka langsung Wakil Presiden Jusuf Kalla itu, Anies Baswedan langsung meninggalkan lokasi dan menolak menjawab pertanyaan para wartawan tentang larangan menteri meninggalkan Jakarta. 

Dalam politik, semakin tidak langsung, semakin baik. Ada istilah “sel yang terputus”.  Bahkan seringkali disebutkan politik adalah seni menggunakan kekuatan orang lain untuk mematikan orang lain.  Artinya, pemain catur sebenarnya adalah yang tidak terlihat.

Benang merah antara JK – Zakir Naik – pendukung Anies – Anies terlihat dengan jelas.  Menghubungkan JK dengan radikalisme adalah teori yang terlalu jauh. Tapi apabila mengartikan bahwa pertemuan JK – Zakir Naik adalah momentum konsolidasi pendukung Anies – Sandi bukankah teori yang mudah dipatahkan.

Paling tidak, ada indikasi, pertemuan JK – Zakir Naik “digunakan” kelompok-kelompok kepentingan politis untuk memperkuat dukungan elektoral agamis. Sebab itu, langkah JK menurunkan foto dari Instagram sudah tepat, tapi sayangnya jejak digital membuka ranah perang opini. Sehingga, klarifikasi JK sebagai RI2 dibutuhkan sehingga isu ini tidak melebar kemana-mana.

Kehadiran Zakir Naik adalah antithesis dari kehadiran Raja Salman yang terlihat secara naratif lebih menguntukan Ahok-Djarot dan pemerintahan Jokowi.  Raja Salman diterima Jokowi, Zakir Naik diterima JK. Jokowi lebih terlihat mendukung Ahok, JK lebih terlihat mendukung Anies.

Persaingan politik ini akan terus meruncing sampai 2019 karena ditambah variabel Prabowo, SBY, dan Cendana, sebab itu kita harus terus mengingatkan para pemain ini supaya tidak “kebablasan”.

Kursi gubernur dan wakil gubernur DKI adalah kursi yang memang menggiurkan untuk semua orang politik. Tapi mempertaruhkan keutuhan bangsa dengan memberi kesempatan kepada radikalisme untuk bertumbuh adalah permainan yang sangat berbahaya.

Cukuplah sampai disini, kembali ke track yang semula.  Pesta ide, gagasan, PLUS cara mengimplementasikannya. Biarlah Jakarta mendapatkan pemimpin yang terbaik.  Kalau memang Tuhan menghendaki Anies-Sandi, tidak lari gunung dikejar.  Tapi kalau memang Tuhan lebih sreg Ahok-Djarot, marilah kita terima realitas ini sebagai berkah Ilahi.  Rahmatan lil Allamin.  Tuhan memberkati.

Salam Indonesia Baru,
Pendekar Solo

@hanny setiawan


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment