Tuesday, March 28, 2017

Logika Sesat Anies, Dana Kampanye Hampir Semua Dari Sandi Agar Tidak Ada ‘Hutang Budi’ ke Siapapun


DUNIA HAWA - Di Pileg kemarin banyak orang yang mendadak gila setelah kalah. Alasannya karena uang modal mereka yang jumlahnya bisa Milyaran habis buat kampanye. Mengapa mereka rela untuk menghabiskan uang sebanyak itu?

Tentu saja agar bisa ‘balik modal’ saat menjabat. Melihat biaya yang habis untuk kampanye sangat besar, cara balik modal ini sangat berkemungkinan tidak bersih. Hal yang sama juga terjadi bila ingin menjadi kepala daerah. Kalau dana kampanye habis besar pasti ingin balik modal.

Nah, sekarang ada kesesatan pikiran dari Anies yang luar biasa. Melihat Sandiaga Uno menghabiskan hingga puluhan Milyar untuk dana kampane Anies-Sandi, tidak mungkin seorang pembisnis tidak mau balik modal. Anies malahan mengatakan kalau dana kampanye hampir semuanya dari Sandi, maka tidak ada hutang budi ke siapapun.

Ke SIAPAPUN katanya. Disini terlihat Anies jelas-jelas berbohong. Kalau Sandi yang menyediakan dana kampanye, maka jelas mereka sudah berhutang budi kepada Sandi. Duit itu tidak jatuh dari langit, apalagi kalau sudah puluhan Milyar. Pembisnis itu menghitung untung rugi lho.

Coba pikirkan, apa alasan pribadi yang mendorong Sandiaga Uno ingin menjadi Gubernur di Jakarta? Setelah gagal menjadi Cagub, jadi Cawagub pun boleh. Alasan ‘demi rakyat’ itu cuman basa-basi. Alasan pribadi mesti menguntungkan dirinya sendiri.

Ahok sendiri memiliki alasan pribadi untuk menjadi Gubernur Jakarta. Ahok ingin dikenang, ingin namanya tercatat sebagai keturunan Tionghoa yang melawan arus hingga bisa menjadi Gubernur Ibukota sebuah negara yang mayoritas muslim.

Ahok ingin dikenal sebagai pemimpin yang bersih dan jujur. Bagi orang Tionghoa, reputasi itu lebih penting dari apapun. Mereka sangat takut menipu bukan karena dosa atau hukum pidana, tapi karena orang di lingkungan mereka akan mencibir.

Oleh karena itu Ahok bisa rajin bekerja dan menolong banyak orang. Bukan semata-mata demi rakyat, tapi juga demi dirinya dikenang sebagai pemimpin yang baik.

Kalau Sandi? Alasan paling logis adalah bisnis. Kalau sudah berada di lingkungan pemerintahan, maka seorang pembisnis bisa memberikan ‘kemudahan’ untuk bisnisnya. Kalau menang di Jakarta ya langsung bisa balik modal la. Tidak perlu nyolong, tapi pakai cara memakai perusahannya sendiri untuk melaksanakan proyek.

Kalau ada yang bilang kalau ini terlalu mencurigai Sandiaga maka saya tanya balik. Siapa yang rela duitnya habis puluhan Milyar tanpa balik modal? Kalau Bill Gates sih dia ga peduli. Duitnya terlalu banyak, mau dihabisi pun susah. Kalau Sandi? Wah, dia saja sudah minta agar biaya kampanye dihemat. Dia kok yang menanggung biaya kampanye putaran pertama dan kedua.

Anies juga mengkritik cara penggalangan dana Ahok. Katanya itu cara sentralistis, cara kuno. Lho? Bukannya Anieslah yang paling sentralistis. Dana sebagian dari satu orang untuk satu pasangan. Kalau tidak sentralistis itu apa lagi?

Ahok pun bingung, apa mungkin habis duit sebanyak itu orangnya ga bakal nagih? Ahok sih enteng-enteng saja. Dia bisa membayar rakyat dengan menjalanka progam pro-rakyat. Ahok ga habis duit kok. Apalagi dengan rakyat yang membayar Ahok, Ahok menjadi berhutang budi ke rakyat. Tidak seperti kubu Anies yang berhutang budi ke Sandiaga.

Jawaban terakhir Anies soal ini pun absurd, sulit dimengerti. Katanya iuran dikumpul di kampung-kampung dan di kampung tersebut ada perkumpulan warga. Kalaupun betul, dana ini tercatat atau tidak? Kalau tidak tercatat ini sudah pelanggaran. Kumpul-kumpul yang dimaksud pasti dalam rangka mendukung Anies.

Mana boleh dana seperti ini tidak dicatat. Apalagi iuran macam apa yang didapat dari warga? Katanya cara ini desentralistis, entahlah apa maksudnya. Bahasa yang dipakai Anies kebanyakan ngambang. Teori semua.

Kampanye ini sangat jelas menunjukkan bahwa Anies itu cuman pandai berteori. Sulit untuk mengerti apa yang diucapkannya. Logikanya pun terbalik-balik, dana dari Sandi supaya tidak ada hutang budi.

Atau mungkin maksud Anies ke Sandi tidak ada hutang budi tapi hutang proyek? Stress kalau terus melihat logika Anies. Ahok saja sudah bilang di debat semalam, dia ga suka ama orang yang membohongi demi menarik simpati.

Salam Manies

@evan kurniawan


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment