Saturday, March 4, 2017

Jawa Timur Menolak Paham Wahabi


DUNIA HAWA - Sejak lama ketika saya mengingatkan kepada saudara-saudara seagamaku akan bahayanya virus wahabisme dalam Islam, saya selalu dituding mengadu-domba dan memecah belah.

Intimidasi itu semakin keras ketika perang Suriah berlangsung. Saya bahkan ditinggal teman2 masa kecil karena menurut mereka saya berbahaya, mengganggu akidah mereka, munafik, kafir, syiah dan segala macam tuduhan lainnya.

Dan di satu sisi mereka membela ISIS, Front Al Nusra, Ikhwanul Mulimin dan organisasi garis keras di dunia lainnya. Buat mereka, itulah "Islam" sebenarnya.

Menariknya, ketika akhirnya ISIS resmi dinisbatkan sebagai organisasi teroris, mereka yang dulu membela ISIS, tiba2 berbalik dan menuding bahwa ISIS itu Syiah.

Ketidak-mampuan sebagian umat Islam melihat bahaya dalam barisan internalnya sendiri ini yang menjadi masalah global. Kebanggaan berlebih terhadap agamanya, membuat mereka menolak setiap kabar bahwa ada virus jahat yang sedang menggerogoti Islam dari dalam.

Mereka -para pemuja ISIS dan organisasi sejenisnya- selalu berteriak anti Israel, tapi tidak pernah bertanya kenapa ISIS tidak pernah menyerang Israel, malah menyerang saudara2nya sesama muslim di Libya, Irak, Nigeria, Afghanistan dan Suriah?

Kenapa bisa begitu?


Karena logika berfikir mereka sudah tidak jalan, itu jawabannya. Mereka sudah tidak mampu memilah mana benar dan mana yang salah.

Mereka sudah kadung tunduk pada ustad-ustad yang sibuk mendoktrinkan bahwa "agama" mereka paling benar, sehingga mereka pasti benar. Akal diharamkan disini karena mereka lebih tunduk pada dogma. Kalau pernah menonton film-film zombie, seperti itulah mereka. The Walking dead.

Mereka mengharamkan perbedaan pendapat dan tafsir, juga sangat tekstual memahami kalimat dalam kitab suci dan hadis-hadis. Sejarah kemunculan "umat Islam" yang bodoh dan keras seperti ini pernah muncul saat pemerintahan khalifah ke 4 Islam, Ali bin abu thalib. Mereka dinamakan khawarij. Beruntungnya kita ada Nahdlatul Ulama.

Sejak awal NU lah yang meneriakkan bahayanya virus wahabi ini. Bahkan mereka menerbitkan buku "Sekte berdarah Salafi Wahabi". Ideologi penuh darah ini sedang berkembang di seluruh dunia dalam bentuk organisasi spt ISIS, Boko Haram, Ikhwanul Muslimin, Alqaeda, Taliban dan lain-lain.

Bahkan Malaysia sudah mengharamkan paham radikal ini berkembang di negara mereka. Paham wahabi ini yang juga melahirkan Noordin M Top dan Dr Azahari disana.

Bahayanya, mereka selalu meng-klaim bahwa merekalah Islam sejati. Ketika pandangan bebal mereka dikritik, mereka selalu berlindung dibalik kata "jangan memecah belah sesama muslim, muslim itu bersaudara". Tapi disisi lain, mereka terus menyerang saudara sesama muslimnya.

Makanya saya bersyukur bahwa terjadi penolakan keras terhadap ajaran wahabi ini di Jawa Timur, dipimpin oleh Banser dan GP Ansor. NU bisa dibilang adalah "obat keras" yang bisa menghantam paham radikal ini. NU memisahkan mana paham radikal dan mana paham moderat dalam Islam di Indonesia.
Mungkin kalau tidak ada NU, kita sudah dari kemaren-kemarin jadi Suriah kedua. Saran saya untuk teman2 muslim, kenalilah agamamu sendiri. Agama kita adalah agama rahmat bagi semesta alam. Nabi kita turun untuk menyempurnakan ahlak manusia.

Jadi, jika ada orang/ustad/ulama yang mengklaim bahwa ia adalah Islam tapi perilakunya keras, kasar, tak berotak, bangga berlebihan terhadap agamanya, suka mengkafirkan, lebih baik hindari.

Karena dekat mereka hanya ada dua pillihan, melawan atau terkontaminasi. Waspadalah, waspadalah... kata secangkir kopi. Mari kita hitung komen yang marah-marah.

@denny siregar



Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment